Album yang Mengubah Hidup: Endah Widiastuti
Endah N Rhesa sudah menghasilkan total lima album penuh, Nowhere to Go, Look What We’ve Found, Escape, Seluas Harapan, dan Regenerate di sepanjang karier mereka selama 18 tahun ini.
Berbicara soal album, Endah Widiastuti pun membagikan pengalamannya kepada kami. Apa yang menjadi tantangan mereka saat pertama kali menggarap album.
“Kalau untuk Endah N Rhesa, saat itu tantangannya adalah mencari konsep dan hal teknis. Konsep itu seperti bagaimana karya Endah N Rhesa muncul ke publik secara sound, lagu, image, bahkan sampai bagaimana menyampaikan karya di panggung,” kata Endah kepada Pophariini (12/08).
Pencarian tersebut dilakukan karena sejak awal mereka berjalan secara mandiri dalam memproduseri dan membiayai albumnya. Endah dan Rhesa menyadari, bahwa mereka juga perlu mempelajari beberapa hal teknis seperti proses rekaman dan pembuatan cover art album.
“Jadi, perlu waktu untuk belajar produksi musik, mengoperasikan DAW, belajar aransemen, dan lain-lain. Mas Rhesa juga harus belajar gambar dulu. Dia seorang autodidak yang andal. Dia juga belajar mendesain untuk medium cover CD,” ungkap Endah.
Tak ada perbedaan yang menohok, bagaimana Endah N Rhesa membuat album dulu dan sekarang. “Sepertinya saat ini tantangannya juga sama kalau konteksnya membuat album secara mandiri. Hanya saja semua ritme dan pace kehidupan lebih cepat,” tutupnya.
Apakah album masih relevan untuk bisa dinikmati secara utuh sebagai karya musik di era streaming musik ini? Endah pun memiliki cerita seru mengenai album yang mengubah hidupnya. Simak langsung sebagai berikut:
Nusa Damai – Dewa Budjana (1997)
Karya musik perdana dari gitaris GIGI, Dewa Budjana dalam karier solonya menjadi pilihan album yang mengubah hidup Endah Widiastuti. Album instrumental gitar ini berhasil memotivasi diri Endah untuk giat berlatih gitar dan membuat ia mengukuhkan keinginannya menjadi gitaris dan musisi.
Saat itu, Endah masih duduk di bangku SMP. Ia rajin menabung dari uang jajan hanya untuk membeli kaset. Toko kaset di Cinere Mall adalah tempat yang hampir setiap hari dikunjungi olehnya.
“Saya melihat kaset-kaset bertebaran di etalase yang membangkitkan rasa ingin tahu untuk mendengarkannya. Saat itu saya beli hampir semua album yang dominan permainan gitar. Penjaga toko kaset punya andil besar merekomendasikan albumnya,” kenang Endah.
Endah ingat betul apa yang dikatakan sang penjaga toko kepadanya, album bagus untuk belajar gitar itu albumnya Dewa Budjana. Selain itu, ia juga mendapat referensi dari mailing list atau disebut milis Yahoo Groups yang isinya banyak berdiskusi tentang musik Indonesia. Di mana milis Indojazz dan Musik Indonesia cukup ramai yang membicarakan album Nusa Damai.
Beberapa tahun setelah mendengarkan album tersebut, Endah mendapat kesempatan menjadi pembuka Budjana Trio. Ia manggung dalam format trio bareng Doni Sundjoyo dan Titi Radjo Padmaja.
“Di situ lah saya merasa ada hubungan yang besar antara saya, gitar, dan masa depan saya. Ya, jadi seperti sekarang ini, dibuka jalannya melalui album Nusa Damai. Kadang sekarang saya merasa seperti mimpi. Bisa jadi musisi beneran dan bahkan bisa kenal dengan Dewa Budjana,” lanjut Endah.
Lagu Favorit: Kromatiklagi
Nusa Damai menampilkan sepuluh judul lagu, namun “Kromatiklagi” yang menarik perhatian Endah karena ia merasa enggak habis pikir dengan basic scale kromatik yang bisa menjadi komposisi.
“Terdengar aneh tapi enak. Dan secara phrasing kalimat sangat ‘singable’. Transisi groove antar strukturnya asik banget, dari yang groovy lalu jadi swing. Harmoni pergerakan chord-nya juga dinamis. Terdengar ada sedikit feel jazz atau bebop dengan pendekatan khas Budjana. Bagian solo gitar dengan nuansa dan ambience yang melayang-layang. Ari Ayunir bermain drum dengan nuansa perkusif yang begitu kaya, juga Bintang Indrianto yang bermain bas dengan line bass, bunyi, dan gaya yang unik tapi tetap mengiringi dan melayani lagunya dengan sempurna.”
Baginya, lagu “Kromatiklagi” secara teknis begitu menantang dan komposisi lagunya begitu indah. Sampai ia masih ingat detail melodi lagu dan bisa menyanyikannya kembali. Lagu “Kromatiklagi” memiliki komposisi yang menginspirasi dirinya untuk menjadi musisi dan berbangga hati menjalaninya.
Tidak hanya sibuk bermusik, kini Endah juga konsisten melakukan manuver di karir musiknya.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …