Album yang Mengubah Hidup: Jon Kastella

Sep 18, 2021

Setelah merilis dua single sekaligus, yaitu “Tamasya Kota” dan “Pengantar Bambu” di bulan Agustus lalu, Jon Kastella akan kembali merilis karya musik terbarunya akhir September ini.

 

Perjalanan bermusik Jon Kastella dimulai saat ia masih remaja. Banyak lagu yang cukup memengaruhi dirinya, yang seolah-olah membuka jendela di kepala hingga ia memberanikan diri untuk membuat lagu sendiri.

“Tadinya, membuat lirik bahasa Inggris dulu. Kalau enggak salah karena Eros Djarot, Said Effendi, lalu mendengar lirik lagu-lagunya Chrisye. Ternyata, lirik lagu berbahasa Indonesia asyik juga ya. Akhirnya, mulai belajar. Beranjak dewasa nulis. Berani menampilkan karya di ruang lingkup Jatinangor,” kata Jon Kastella yang memang berasal dari Jawa Barat.

Jon Kastella bukanlah musisi kemarin sore. Ia sudah melalang buana ke banyak tempat untuk bernyanyi. Namun, Jon Kastella secara profesional baru memutuskan serius bermusik sekitar tahun 2010. 

Selain menjalani karier solo, ia juga bergabung dalam grup musik Syarikat Idola Remaja (SIR) yang terbentuk sejak 2017. Jon Kastella merupakan musisi hari ini dengan lirik penuh arti, dan inilah album yang menghidupnya.


Iwan Fals – Belum Ada Judul (1992)

Saat ditanya apa album yang mengubah hidupnya. Jon Kastella sempat bimbang memilih antara album milik Chrisye atau album Iwan Fals. Ia pun menjelaskan mengapa memilih keduanya.

“Yang pertama adalah Badai Pasti Berlalu, Chrisye. Kenapa? Karena, kurang lebih begini. ‘Oh, lagu Indonesia bisa begitu eloknya ya’. Karena banyak sekali musik barat khususnya Amerika yang mempengaruhi. Ternyata lagu Indonesia bisa sangat kreatif dan indah liriknya pun. Itu penting buatku di situ, album itu. Favorit didengar berulang-ulang,” ungkap Jon Kastella.

Meski begitu, ia teringat saat membeli sebuah album dalam format kaset di toko musik. Album yang ia tebus adalah Belum Ada Judul milik Iwan Fals.

“Dan itu mengubah hidup bukan hanya musikal tapi bagaimana Jon Kastella bernyanyi diubah oleh si penyanyi. Belum Ada Judul, Iwan Fals.” 

Lantaran harus memilih hanya satu album, akhirnya ia menceritakan masing-masing album. “Dan kalau harus memilih, karena dia pengaruh besar untuk Jon Kastella sebagai penyanyi selain Chrisye juga sangat mempengaruhi. Jadi dua musisi besar penyanyi besar di Indonesia yang sangat mempengaruhi secara vokal kalau mau buka kartu, Chrisye dan Iwan Fals. Tapi mungkin karena masih remaja, Belum Ada Judul lebih berkesan. Kalau Badai Pasti Berlalu dengarnya sudah dewasa saat itu.”

Album Belum Ada Judul dirasa sangat penting karena menjadi latihan bermusik bagi Jon Kastella, dari mulai mempertajam vokal, cara bernyanyi, hingga bagaimana cara meresapi lagu.

“Perjalanan vokalku, proses untuk bernyanyi sudah sangat panjang banyak yang mempengaruhi, enggak cuma Babeh Iwan Fals. Hanya saja saat itu, Jon Kastella remaja tuh banyak menyanyikan lagu beliau di album ini dengan gitar dan itu salah satu yang meyakinkan bahwa bisa, kayaknya bisa ya. Kayak Babe Iwan Fals main gitar doang. Dulu sempat main harmonika kayak Babe. Ternyata bisa ya. Pas coba-coba, latihan, nyanyi di depan umum. Ada juga yang memperhatikan. Nah jadi berarti ada kekuatan lirik dengan lagu tersebut tanpa harus ada band. Nah, berarti harus memilih, Belum Ada Judul Iwan Fals.”

Dalam sebuah kesempatan, Jon Kastella akhirnya berkolaborasi dengan sang idola. 

“Akhirnya aku menyanyikan lagu favoritku, ‘Di Mata Air Tidak Ada Air Mata’. Itu di depan langsung beliau, dan minta izin dulu. Dan akhirnya ngobrol-ngobrol tentang itu. Kenapa album ini begitu kuat. Ternyata beliau setelah cabut dari Katanta karena memang sudah saatnya beliau tidak nge-grup lagi saat itu. Beliau cerita. Nah, album ini yang muncul. Jadi kayak betul-betul kebebasan seorang Iwan Fals seorang diri. Dan rekamannya kalau enggak salah, kalau enggak salah dengar satu hari. Satu hari penuh dan itu live recording makanya begitu kuat. Masuk akal sekali kalau ini jadi album berkesan buatku karena musikalitasnya, secara penjiwaannya.”

 

Lagu favorit:Di Mata Air Tidak Ada Air Mata”

 

Dari sebelas nomor yang terdapat di album, Jon Kastella memilih “Di Mata Air Tidak Ada Air Mata”.

“Enggak tau kenapa, lagu ini tuh mewakili Jon Kastella saat itu, remaja yang ingin sekali belajar menjadi penyanyi karena ada liriknya yang, ‘Kubernyanyi di matahari. Kupetik gitar di rembulan.’ Jadi seolah-olah kayak, ‘Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta. Walau aku tau tak terdengar. Jariku menari tetap takkan berhenti. Sampai wajah tak murung lagi.’ Itu mewakili banget sebagai penyanyi saat itu. Aku enggak ngerti kenapa alasannya. Itu yang jadi favorit. Walaupun ‘Belum Ada Judul’ yang jadi hit ya.”


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …