Album yang Mengubah Hidup: Pamungkas

Setelah melepas album kedua Flying Solo, lalu keliling lima kota dalam Flying Solo Tour, Pamungkas saat ini boleh menghela nafas, istirahat. Ya mungkin bukan istirahat sepenuhnya. Panggung-panggung sih tetap disambanginya dengan sukacita. Diintip dari instagramnya, sepertinya Pamungkas tengah menikmati waktu-waktu terbaiknya.
Membicarakan Pamungkas memang menyenangkan, keunikan musik dan kepribadiannya menjadi modal utama dirinya menyabet banyak fans di seluruh panggung yang dilawatnya. Musik menjadi topik perhatian kami saat mengobrol bersama sang musisi asal Jakarta ini.
Sampai-sampai kami tertarik untuk mengetahui apa album yang mengubah hidupnya. Mengapa The Beatles yang dipilihnya, atau spesifiknya album With The Beatles. Apa yang begitu menarik dari album ini sampai Pamungkas menobatkannya menjadi album yang mengubah hidupnya.
Mari kita simak bersama.

With The Beatles, album kedua The Beatles / dok. istimewa.
“The Beatles memberikan pandangan baru terhadap pop untuk gue. Pas gue dengerin early stuff The Beatles. Gue kayak wow. Ini toh awal mulanya sampe mereka bikin apa yang mereka pernah bikin, dan band-band ngikutin. Terang banget gue abis denger itu,” ungkapnya ketika ditanya alasan tentang The Beatles.
With the Beatles adalah album studio kedua oleh kelompok musik dari Inggris The Beatles. Album ini dirilis pada 22 November 1963, oleh Parlophone records, direkam selang empat bulan setelah rilis album debut the Beatles Please Please Me. With The Beales berisikan delapan lagu original Beatles yang dikarang Lennon–McCartney, juga “Don’t Bother Me”, komposisi pertama George Harrison dan enam lagu komposisi milik orang lain.
Pamungkas mengaku pertama kali mendengarkan album tersebut sekitar umur 11-12 tahun.
“Gue suka decision ketika mereka harus naro twist and child di belakang. Padahal menurut gue itu Side A material lagunya, tapi ditaronya di Side B,” akunya.
Layaknya musisi lain, kadang membutuhkan energi serta inspirasi. Pamungkas tak repot mencari penyemangat.
“Sampai sekarang kalo gue bingung, back to basic pasti dengerinnya mereka lagi.” tutupnya.
______

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Teenage Death Star: Mengajak 12 Musisi ke Taman Bermain Thunder Boarding School
Teenage Death Star rilis album! Rasanya kalimat itu sendiri sudah jadi berita yang menarik bagi para pegiat musik lokal. Pasalnya, band ini hanya memiliki satu album penuh bertajuk Longway to Nowhere sejak terbentuk tahun …
The Panturas Siap Mengisi Panggung Fuji Rock Festival 2025
Setelah tahun lalu Ali yang berkesempatan tampil di Fuji Rock Festival, Jepang, tahun ini The Panturas yang bakal mengisi panggung di sana. Kabar ini dibagikan lewat unggahan Instagram @fujirock_jp (21/02). View this …