Album yang Mengubah Hidup: Ritchie ‘The Sastro’

Jun 26, 2022

Tak terasa The Sastro sudah menginjak usia perjalanan karier yang ke-21. Selama itu pula Ritchie ned Hansel bersama ketiga rekannya Agung Sastro Wibowo, Ary Buy Shandra, dan Rege Luhur Indrastudianto masih terus bermusik sampai hari ini.

Ketika ditanya mengenai perjalanan bandnya yang masih solid lebih dari dua dekade. Ritchie yang juga salah satu pendiri Anoa Records menjawab dengan santai, bahwa disebut solid sebagai band itu mungkin hal yang biasa saja.

“Untuk persahabatan ya boleh lah dibilang solid. Kita ngeband ini untuk bisa tetap saling terkoneksi saja sih. Kalau ada yang mau kita tampil, baru deh latihan untuk persiapan. Ya, semoga makin banyak yang ajak kita main. Makin sering latihan dan jadi lebih produktif untuk selesaikan materi Vol. 2 kita yang terbengkalai dari 2007 [tertawa],” kata Ritchie kepada Pophariini (24/06).

 

Ia bersama The Sastro memang tak muluk-muluk menargetkan sesuatu di depan. Mengingat kelanjutan dari album Vol. 1 pun masih belum ada kepastian. Ritchie hanya berharap bersama bandnya, semua tetap bisa dijalani dan dinikmati.

Berbicara tentang sosok musisi yang cukup memengaruhi karier bermusik. Ritchie mengaku lumayan mendapat pengaruh dari band legendaris Koes Plus.

“Bokap dulu sering ngajak gitaran bareng lagu-lagu mereka. Kalau sosok secara spesifik enggak ada sih kalau lokal,” ungkapnya.

Setelah mengetahui album yang mengubah hidup Marcel Thee, kini giliran menyimak pilihan Ritchie ‘The Sastro’:


It’s Bequiet EP – Bequiet (1999)

EP Bequiet – It’s Bequiet (1999). / Dok: Discogs.

Ritchie pertama kali mendengarkan sang album bukan dari mana pun melainkan menyaksikan Bequiet secara langsung saat tampil di acara Bakar-bakaran IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Ia dapat tawaran dari kakaknya untuk membeli album tersebut saat dirilis.

Alasan mengapa mengubah hidupnya karena bagi Ritchie It’s Bequiet EP memiliki eksplorasi yang gila buat band sekeras Bequiet.

“Jadi kayak karya seni bukan lagi sekedar album punk, HC (hardcore), atau trash gitu. Itu bikin gue yakin kalau bikin musik ya enggak perlu kepatok sama style tertentu as long itu enak dan seru ya loe gas saja,” ungkap Ritchie.

Satu lagu yang paling favorit dari mini album Bequiet berjudul “1825”. Ritchie tak panjang lebar menjelaskan kesan terhadap lagu yang dipilihnya. Baginya lagu ini singkat, padat, dan menyenangkan.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …