Album yang Mengubah Hidup: Wisnu ‘Monkey to Millionaire’

Jul 23, 2022

Wisnu Adji bersama bandnya, Monkey to Millionaire belum lama ini mengeluarkan single terbaru “The Golden Sound”.

Tak hanya menjalani karier bersama Monkey. Semenjak tahun 2021, ia juga membentuk proyek bermusik Rad Rat bareng Tanya Ditaputri, kekasihnya dengan menghasilkan single terakhir “Laughing at Myself”.

Bagi Wisnu, Monkey maupun Rad Rat akan selalu menjadi fokusnya, namun prioritas akan selalu untuk Monkey dan memang kegiatannya hanya bermusik di dua nama itu saja.

Setelah mengeluarkan materi baru bersama Monkey to Millionaire, Wisnu sudah ancang-ancang untuk album yang baru dan mempersiapkan banyak proyek kejutan yang katanya nantikan saja.

 

Tak terasa Monkey to Millionaire tahun ini sudah menginjak usia ke-18 tahun. Album penuh kedua mereka, Lantai Merah yang masih menjadi favorit banyak orang. Wisnu pun membeberkan apa kira-kira hal yang paling berkesan dari album ini.

“Menurut gue mungkin momennya. Sejauh gue melihat atau membaca DM (direct message) yang masuk ke Instagram Monkey. Rata-rata orang suka Lantai Merah karena banyak sisi nostalgia buat mereka. Dan gue sih senang kalau apa yang kita bikin di Monkey bisa jadi bagian dari memori di momen hidup orang lain,” ungkap Wisnu.

Kami penasaran, kalau lagu-lagu dari Lantai Merah masih menduduki jajaran 5 besar di layanan streaming musik. Lalu, apa pilihan Wisnu untuk album Indonesia yang mengubah hidupnya. Simak di bawah ini:


self-titled – Pure Saturday (1996)

Cerita Wisnu dalam memilih album ini bukan karena ia membeli kaset atau cakram padat sang album secara sengaja di toko musik. Namun karena Wisnu mendapatkannya gratis dari majalah musik yang kini sudah tidak ada lagi edisi cetaknya.

“Dulu langganan majalah Hai. Terus kaset Pure Saturday sempat jadi bonusnya. Sempat dengarin dan suka. Yang keren pas liat video klipnya, single ‘Kosong’ waktu itu. Di zaman gue dulu, sepenglihatan mata gue kalau nonton video klip, personel band pasti keliatan gede-gede jelas. Videonya juga pasti bright atau clear di mata penonton. Tapi, pas klip single “Kosong” yang nongol cuma gelap kayak enggak diproses gitu terus bisa nongol di televisi. Keren,” kata Wisnu.

Album Pure Saturday ini sebenarnya bukan benar-benar mengubah hidup sebegitunya. Melainkan hanya mengubah pandangan dan pemikirannya, bahwa ternyata tidak jadi soal jika band mengeluarkan video musik yang santai seperti yang dikeluarkan Pure Saturday.

“Muka tuh enggak harus poles-poles ganteng. Terus kesorot lampu-lampu banget ya. Akhirnya, jadi punya pikiran. Wah, gue bisa nih bikin band [tertawa],” ungkapnya.

 

Lagu Favorit: Desire

 

Satu lagu yang dipilih Wisnu dari album ini adalah “Desire”. Dulu ia kerap memutarnya berulang kali. 

“Lirik opening lagunya yang buat gue pengin dengerin lagunya. Enak banget dengernya. Dari suasana instrumen intro, terus masuk liriknya begitu. Enggak tau kenapa, gue selalu nungguin liriknya dateng. Terasa cocok saja masuknya di kuping.”


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …