Andai-Andai 5 Biopik Musisi Indonesia

Mar 28, 2018

Keberadaan film biopik cukup jarang dalam layar lebar tanah air. Penyebabnya klasik, pasti soal riset dan untung rugi. Tak seperti drama, horor, aksi atau komedi, pembuatan film biopik mungkin kudu hati-hati, banyak makan riset. Dan yang lebih apesnya, tidak semua tokoh bisa laku jika dibuatkan biopiknya.

Secara kasat mata saja, film Soekarno yang diperankan Ario Bayu tak selaku Dilan 1990, Kartini apa lagi. Atau Kartini jika dijadikan satu juga tidak bakal bisa mengalahkan lucunya Warkop Reborn. Meski demikian, jika mengesampingkan kuantitas dalam hal laku atau tidaknya, atas nama dan kualitas, film-film yang menampilkan kehidupan dari seorang tokoh sejarah ini memang perlu ada. Sejarah sudah mencatat lahirnya film-film seperti film Gie (Soe Hok Gie), Sang Pencerah (Ahmad Dahlan), sampai yang klasik Tjoet Nja’ Dhien (akting Christine Hakim sangat keren di sana), meski tidak terlalu banyak, namun dari tahun ke tahun, rasanya ada saja film biopik yang tayang.

Lalu bagaimana dengan biopik musik? Dalam daftar judul biopik Indonesia, musik memang jadi anak tiri yang tak terlalu diperhatikan ketimbang pahlawan. Bisa dihitung dengan jari, beberapa film biopik yang pernah tayang di indonesia, hanya Slank Gak Ada Matinya (Slank) dan Chrisye. Sudah itu saja. Sementara di luar sana, kita disodorkan dengan film-film biopik yang bagus seperti Ray (Ray Charles), Walk The Line (Johnny Cash), Control (Ian Curtis), Straight Outta Compton (NWA), The Runaways, dan seabrek judul lainnya.

Apa kabar di Indonesia? Musisi di Indonesia tak kalah banyaknya dengan barat. Apa kabar sutradara kita yang tak peka dengan musisi Indonesia? Atau memang miskinnya informasi dan dokumentasi tentang musisi menjadikan ciutnya sutradara untuk membuat film biopik tentang musisi?

Jika berandai-andai saja, PHI mengumpulkan film musisi yang mungkin bisa digarap oleh para sutradara.

Titiek Puspa

foto: ensiklopopindonesia.wordpress.com

Sosok penyanyi 3 jaman, dari era orde lama, baru dan reformasi, akan sangat menarik untuk mengulas Oma Titiek yang tak hanya melulu tentang dirinya, namun bisa tentang sejarah yang menyertai hidupnya.

 

Ismail Marzuki

Foto: Dok. Arsip Nasional RI

Lagu-lagunya hampir menghiasi rangkaian lagu-lagu aubade yang dimainkan di istana negara saat tujuhbelasan, di buku lagu nasional murid SD-SMP sampai dimainkan unit terkini seperti White Shoes and The Couples Company, rasa-rasanya memasukan Ismail Marzuki dalam daftar biopik musisi adalah keharusan.

Benyamin S

Foto: Seleb.tempo.co

Terbukti, Hanung dalam Biang Kerok memang tak membuat biopik, hanya sekadar memunculkan kembali kelucuan Benyamin dengan gaya saat ini. Tapi itu bisa jadi letupan kecil untuk sutradara selanjutnya yang ingin mengulik pahlawan musik betawi ini dalam film tentang dirinya.

 

God Bless

Foto: Godblessrocks (instagram)

Kelebihan bahwa beberapa personil God Bless masih hidup adalah deadline yang perlu dilakukan sutradara kita untuk segera membuat biopik dari salah satu band rock legendaris tanah air.

 

Koes Bersaudara/Koes Plus

Foto: Dok. beritagar.id

Kepulangan Yon Koeswoyo adalah kesedihan sekaligus tamparan buat insan perfilman Indonesia. Pasalnya, dia adalah satu-satunya sumber Koes Plus yang masih hidup. Kini yang tersisa hanyalah Yok dan Nomo bila ingin membuat film tentang group pop legendaris yang pernah dipunyai Indonesia ini.

_

Tentu daftar ini memang subyektif, di luar ini masih ada beberapa nama yang layak dikulik untuk dibuatkan cerita layar lebarnya, dari Bing Slamet, Harry Roesli, A. Riyanto, Yockie Suryoprayogo, Fariz RM, Bob Tutupoly, Tety Kady, Deddy Dores, Iwan Fals, dll. Semoga saja di tahun ini bisa muncul biopik-biopik seru di skena perfilman Indonesia.

 

____

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Halal Bihalal Kasual MALIQ & D’Essentials Dihiasi 21 Lagu dan Penggemar Termuda

MALIQ & D’Essentials melanjutkan tradisi buka bersama para penggemar secara intim hari Kamis (28/03) di Ruuang Kopi, Jakarta Selatan. Tahun ini juga menjadi tahun kedua mereka menyebut momen berkumpul ini dengan nama Halal Bihalal …

Satu Dekade Tulus Mendengar Album Gajah

Album Gajah adalah jangkar, ia membuat banyak penggemar Tulus diam sejenak, mendengar lagu-lagu indah sembari merenungi apa yang terjadi dalam hidup