Rapper asal Yogyakarta, Arman Harjo menancapkan eksistensinya kembali lewat single terbaru, “Mawut” (07/02). 

Dalam siaran pers, Arman menggandeng produser musik multitafsir, GFRN alias Achmad Gufron untuk meramu paduan beat koplo dengan flow rap-nya. 

Pada Rabu (19/02), kami berkesempatan mewawancarai Arman via WhatsApp untuk mengetahui lebih jauh cerita di balik “Mawut”. 

Arman menceritakan sebelum saat ini ia menciptakan banyak rilisan multigenre, proyek solo Arman Harjo yang dimulai 2018 ini pada mulanya bergenre hip hop.

“Pokoknya apa yang sedang terlintas di kepala dituangkan jadi sebuah lagu, walaupun benang merahnya tetap rap,” terang Arman.

Bagi Arman, musik adalah medium untuk melampiaskan segala bentuk perasaan.

“Dalam lagu ini–baik dari segi musik, maupun lirik–aku hanya ingin menumpahkan perasaan. Senang, sedih, marah, kecewa, bahagia, putus asa, dan patah hati,” jelasnya.

Sebagai seniman, Arman mengaku ingin terus menghidupi karyanya.

“Aku hanya ingin terus berkarya, bisa mendapatkan manfaat finansial, punya kehidupan layak untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga dari musik. Tak harus kaya raya, yang penting semua tercukupi,” ungkapnya.

Arman menceritakan skena musik di Jogja yang sedang seru.

“Meski sudah menjadi bapak-bapak hampir kepala 4 yang sudah jarang keluyuran, aku melihat skena koplo sepertinya sedang seru di Jogja. Pop punk juga sedang bergairah lagi,” tutup Arman.