Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Nov 25, 2024

Proyek solo album mini, Sarwa Renjana (EP) ini bisa terdengar sangat berbeda dengan GIGI, tapi sangat kuat menonjolkan karakter seorang, Armand Maulana. Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Sebelum bergabung dengan GIGI, Armand Maulana telah punya album solo, Kau Tetap Miliku (1993), dan sempat tergabung dengan vokal grup ternama era 90an, Trio Libels. Lalu bersama GIGI sepanjang akhir 90an hingga 2020an jadi pencetak hits di kancah musik pop Indonesia. Bahkan paska GIGI merayakan ulang tahunnya ke 30, Armand Maulana langsung merilis EP dan menunjukan kalau dirinya masih relevan dengan musik Indonesia dengan merilis materi solonya yang menarik.

Dengan lima lagu total 16 menitan, Armand Maulana langsung menunjukan kelasnya sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Lagu-lagu tema cinta yang umum bisa dihadirkan dengan diksi dan sudut pandang menarik. Tema menggapai rasa dalam “Jangan Sampai Lepas”, rasa cinta tak terhingga seorang ayah pada anaknya dalam “Surga”. Membagi tema kehangatan cinta  ke dalam tiga lagu , “Aku Tempatmu Pulang”, “Senyaman Itu” dan, “Senarai Cinta”.

Musiknya pun terasa baru. Meninggalkan unsur pop-rock di GIGI yang dominan gitar dan memperkaya musiknya dengan instrumen berlapis-lapis. Dari bebunyian keyboard dan synthesizers, seksi tiup dan gesek, serta vokal latar ala musik gospel. Semua dihadrikan dalam balutan musik 80/90an, new wave, soul/R&B yang dihadirkan berkolaborasi dengan produser/gitaris, Ade Avery. Kolaborasi Ade Avery dan Armand Maulana ternyata adalah duet maut. Durasi dan jumlah lagu dalam EP yang singkat terasa jitu. Kelima lagu langsung memikat dari lima detik pertama intro dan bait pertama liriknya.

Dibuka dengan “Jangan Lepas” dengan seksi tiup rumit tapi nge-pop, dibalut musik funk 80an. Liriknya bicara soal pertarungan dan pertaruhan rasa yang tidak bisa semua kita menangkan. Lagu kedua langsung jadi favorit saya. Lagu bertema pelan yang punya groove kuat yang berat ini tidak main-main. Armand bicara tentang surga, tapi bukan soal keindahannya. Justru penolakan dipanggil ke surga namun bisa terdengar puitis. Karena ia ingin lebih lama hidup bersama anak tercintanya. “Aku ingin hidup selamanya / Karna aku cuma mau bersama / Dengan kamu seumur hidupku / Tuhan tolong jangan cepat panggil aku ke surga”. 

Formula juga ini diterapkan dalam ketiga lagu lainnya, dan masing-masing terdengar begitu segar. “Aku Tempatmu Pulang” yang bertempo medium punya melodi reff yang sangat mengingatkan pada pola musik pop 90an. “Senyaman Itu” yang Motown-esque 80an dengan pesan romantis yang kuat, dan favorit saya berikutnya, “Senarai Cinta” yang joget-able dan bernuansa positif. Sekali lagi, meski terdengar nge-pop dan mudah lekat di telinga, aransemen musiknya, lirik dan teknik vokalnya tidak main-main.

Kekuatan karakter dan teknik vokal Armand yang khas ini juga berhasil ditampilkan dengan baik. Sebagai salah satu penyanyi terbaik di Indonesia saat ini, Armand berhasil lebih bereksplorasi dengan gaya vokalnya. Meliuk naik-turun, mendaki nada tinggi dan rendah, sambil tetap mempertahankan pengucapan lafal ‘dramatis’ khas Armand Maulana -jangan lupa, Ian Kasella “Radja” itu berusaha keras meniru gaya bernyanyinya.

Yang menarik juga adalah kejelian Armand untuk memilih genre musik 90an yang secara global dan lokal tengah naik daun kembali. Tentunya sebagai orang yang besar di era 90an, hal ini sama sekali bukan masalah baginya.

Kembali ke pertanyaan di awal, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia? Julukan king of pop Indonesia rasanya masih sulit ditandingin sosok, almarhum Chrisye. Namun Chrisye dan Armand punya kesamaan pola: sama-sama lama di industri pop, awalnya tergabung dalam band, kemudian bersolo karir. Meskipun karier solo Chrisye jauh lebih melesat ketimbang saat di band.

Terlalu cepat untuk menyamakan yang terakhir dengan sosok Chrisye. Namun mengingat eksistensi Armand di industri musik pop sejak tahun 90, eksistensi dan kemampuannya bertahan hingga 30 tahunan dan masih relevan hingga kini di dunia pop, Armand Maulana sudah sah menjadi sebagai salah satu ikon besar musik pop Indonesia.

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024

Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal …