Band Bandung Era 2000-an, Astrolab Rilis Album Mini Transcending Time

Lama tak merilis karya musik, Astrolab setelah 18 tahun akhirnya meluncurkan album mini bertajuk Transcending Time (25/01).
Seorang pelukis, pemahat patung, hingga penari akan selalu menyisakan jejak terakhir yang terawat dengan baik di setiap benak yang mengaguminya. Momen ini ternyata dilalui Astrolab melalui album mini Transcending Time, yang mengajak musisi rock legendaris Hari Soebardja untuk mengisi satu lagu berjudul “Melt”, sebelum beliau berpulang pada November 2023.
Salah satu hal yang paling fenomenal, Hari merupakan bassist sekaligus drumer album Santun Petaka milik Harie Dea yang rilis tahun 1979. Di hari senjanya, pria kelahiran Tasikmalaya ini bekerja sebagai musisi home band sebuah BUMN di Kalimantan.
Gitaris Astrolab, Rangga Kuntara menceritakan respons sang legenda saat diminta untuk mengisi lagu Astrolab.
“Beliau sungguh tak sungkan mendengarkan musik kami yang notabene tak hanya beda genre, tapi juga usia,” kata pria yang akrab disapa Gaga ini.
Gaga mengatakan almarhum betul-betul menyimak musik Astrolab dengan serius, dan menanyakan beberapa hal kepadanya untuk aransemen gitar yang diinginkan Astrolab.
Vokalis Astrolab, Badra juga menjelaskan pengalamannya bekerja sama dengan almarhum Hari.
“Beliau gitaris legendaris, tapi mau mendengarkan musik kami saja sudah luar biasa, beliau humble sekali dan mau mendengarkan generasi yang jauh lebih muda dari dirinya,” ucap Badra.
Tak membutuhkan proses yang lama. Hari mengisi rekaman lagu dengan cepat dan lancar. Ia juga tak sungkan melakukan sesi rekam ulang agar sesuai dengan musik Astrolab yang berada pada spektrum musik genre shoegaze.
Gaga menambahkan, gubahan Hari ternyata melengkapinya dengan sempurna. “Seperti mendapatkan David Gilmour di stadion Pompei, namun dengan gaya Hari Soebardja, kami betul-betul terkesima saja menyaksikan beliau rekaman di studio,” tambahnya.
Sang gitaris juga mengenang ketika Astrolab dan Hari hendak mencari makan di sekitar studio. Saat itu handphone almarhum berdering. Ia mengangkat, kemudian mematikan, dan terdiam sejenak. Tak lama Hari berkata kepada Astrolab, “Sahabatku Deddy Dores telah wafat..” ucap Hari, seperti diceritakan Rangga tentang momen tersebut.
Hari mempersembahkan lukisan terakhir untuk Astrolab, bersamaan dengan momen kepergian Deddy Dores. Gaga menceritakan perasaan almarhum saat kehilangan sahabatnya.
“Kami merasakan dan melihat bagaimana beliau tetap tabah dengan berita duka itu, ditengah petualangan bermusik terbarunya bersama band kami, dan kami sangat menghargai dan menghormati momen beliau saat itu,” ujar Gaga.
Bagi Astrolab, album mini ini merupakan karya yang begitu personal. Mereka ibarat menyajikan sebuah palet warna untuk dilukis Hari Soebardja sesuai isi hatinya.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Sambut Album Perdana, Crève, Ouverte! Asal Balikpapan Rilis Single Codex
Band asal Balikpapan, Crève, Ouverte! merilis single anyar bertajuk “Codex” hari Jumat (21/03). Materi ini jadi yang pertama dirilis sejak mereka bergabung dengan label Kolibri Rekords. Band beranggotakan Wendra (gitar), Rahman (bas), Safira (vokal), …
Kedewasaan Bermusik Stompin Potential Tergambar di Album Mini Perdana
Usai menandai kemunculan lewat single “Menggilas Batas” tahun lalu, band hardcore Tasikmalaya, Stompin Potential lanjut dengan langsung merilis album mini perdana berjudul We Will Give No More hari Minggu (16/02). Stompin Potential beranggotakan Adi …