Banyak Jalur Menuju Tur
Dari Guns N Roses sampai Grrrl Gang, Pop Hari Ini menelusuri benefit tur buat musisi
Tubuh-tubuh penuh lemak itu masih kuat untuk membuat seisi Stadiun Utama Gelora Bung Karno, Jakarta larut dalam koor massal di awal November lalu. Axl dan Slash; meski perut mulai buncit, rambut mulai rontok, dan nafas mulai ngos-ngosan; masih menyisakan sisa-sisa keliaran sebagai band paling berbahaya sekolong jagad. Sementara Duff McKagan hanya bergerak sesekali, cenderung dingin, namun justru membuat aura coolness-nya makin menjadi-jadi.
Jakarta adalah salah satu dari enam kota di Asia yang disinggahi Guns N Roses dalam rangkaian tur Not In This Lifetime. Tiga anggota tersisa dari formasi klasik Guns N Roses ini memulai tur lintas kontinen yang dimulai sejak mereka tampil di depan sekitar 500 orang penonton di klab malam The Troubadour, Los Angeles, 23 tahun berselang setelah penampilan terakhir di tur dunia Use Your Illusion Tour.
Saat tulisan ini dibuat, agenda tur masih menyisakan jadwal di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (25 November), Johannesburg, Afrika Selatan (29 November), dan Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat (8 Desember). Namun Axl Rose dan kawan-kawan sudah membukukan pendapatan kotor sebesar 500 juta dolar AS hanya dari rangkaian tur saja, belum termasuk penampilan tambahan di beberapa festival seperti Coachella dan Download Festival.
Billboard mencatat tur yang namanya diambil dari pernyataan Axl saat diwawancara jurnalis TMZ ini sebagai tur dengan pendapatan terbesar keempat di dunia sepanjang masa. Peringkat pertama adalah tur 360° milik U2 yang membukukan pendapatan 736 juta dolar selama 2009-2011, disusul rangkaian A Bigger Bang milik The Rolling Stones yang menangguk duit 558 juta dolar , serta Coldplay yang mendapatkan 523 juta dolar dari agenda tur dunia A Head of Full Dreams.
“Guns N Roses adalah contoh terbaik bagaimana tur jadi sarana ideal untuk melawan kemiskinan dan meraup keuntungan yang besar tanpa harus pusing-pusing bikin album baru. Cukup memainkan hits nostalgia, tanpa harus banyak berkomunikasi dengan rekan satu band,” kata Wendi Putranto, penulis buku Music Biz: Manual Cerdas Menguasai Bisnis Musik.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit
Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …
Wawancara Eksklusif Atiek CB: Lady Rocker Indonesia yang Gak Betah Tinggal di Amerika
Salah satu legenda hidup rock Indonesia, Atiek CB menggelar sebuah pertunjukan intim bertajuk A Night To Remember for Atiek CB hari Rabu, 11 Desember 2024 di Bloc Bar, M Bloc Space, Jakarta Selatan. …