Batal Jadi Band Mitos, Unit Shoegaze Sugarstar Rilis Debut EP ‘Tellabye’
Kabar menarik hadir di tahun kedua pandemi ini. Sebuah kabar mengejutkan yang datang dari band shoegaze legendaris Jakarta, Sugarstar. Band yang ditahbiskan sebagai band mitos oleh sebagian besar kalangan fans dan penikmat band ini baru saja menggemparkan skena musik tanah air dengan merilis EP debut – semenjak dua dekade – bertajuk Tellabye via kanal streaming Joox dan Youtube.
Tanpa ada aba-aba, bak pencuri di malam hari, Tellabye dirilis ke khalayak ramai. Tidak sedikit dari penikmat musik yang terkejut, mulai dari die hard fans mereka sampai penikmat musik hari ini yang menggali akar skena lokal tanah air.
Pasalnya, tidak banyak cerita yang bisa dibahas dari band yang digawangi Joseph Saryuf, Sulung, Merdi, Haryo & Christ selain dari penampilan sonic mereka di atas panggung. Tidak ada album penuh yang bisa dinikmati atau paling tidak punya kans disematkan sebagai album terbaik. Yang ada hanya beberapa jejak digital, cerita tongkrongan, sedikit foto-foto dan memori shoegaze lokal yang misterius.
Beberapa pegiat musik Indonesia berhasil menyimpan data-data lagunya dalam format MP3, berceceran di jagat digital. Dengan mudah, nama band yang kerap mampir di tengah-tengah bahasan soal dinamika musik awal 2000-an ini bisa masuk kategori “Band Mitos”.
Dirilis oleh WKNDR.Music, Tellabye memuat lagu-lagu dari rekaman-rekaman yang pernah mereka buat dari sejak band ini berdiri. Ada “Tellabye”, “Idle Ignorance”, dan “Delirious (Feat. Anindita Saryuf)” plus hidden track berjudul “Words of Farewell”. “Delirious” sendiri adalah lagu yang sudah dirilis sebelumnya di tahun 2017 yang menampilkan vokalis Santamonica. Sisanya adalah relik-relik yang tersisa dari materi MP3 Sugarstar awal yang direstorasi dan didandani kembali. Bicara soal relik lagu yang tersisa, sekadar informasi, Sugarstar telah menulis kurang lebih 60 lagu di sepanjang karier mereka.
Ini mengapa lantas mendengarkan EP yang artworknya garap manis oleh gitaris Sulung Koesuma ini bisa membangkitkan banyak memori buat sebagian besar orang. Dari sekitar 60 lagu ambisius yang sempat ditulis di tahun 2005, bisa mendengarkan 3 lagu dan 1 hidden track yang terkemas dengan rapi dan apik ini adalah obat rasa penasaran buat semua.
Iyub mengakui walaupun di kiri kanan banyak sekali orang-orang yang mengharapkan mereka bisa kembali tampil sebagai band, band Sugarstar secara konkrit sebenarnya sudah tidak ada.
“Bisa jadi rilisan ini kita pandang sebagai upaya untuk close the loop lah ya, atau menutup cerita Sugarstar dari beberapa bagian yang terpisah-pisah selama hampir 20 tahun terakhir,” pungkasnya.
Melalui EP Tellabye, Sugarstar bukan lagi dikenal sebagai band mitos, namun unit Shoegaze yang menorehkan sejarah penting di masanya.
______
Simak ‘Tellabye’ di Joox
https://www.joox.com/id/album/wBZ8zQsTZeAYURKqiEb3ZA==
Dan simak videonya di Youtube:
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Alasan rumahsakit Enggak Bubar
Dalam perhelatan Kabar Bahagia: 30 Tahun Perjalanan rumahsakit beberapa waktu lalu, kami sempat bertemu dan berbincang dengan para personel rumahsakit di balik panggung hari Sabtu (14/12) di Bali United Studio, Jakarta Barat. Selain membahas …
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …