HIVI!, Gerald Situmorang, Ify Alyssa, Sri Hanuraga – Bermain Rintik di Musim Hujan
Saya masih tetap percaya kalau musik bisa datang kapan saja, dari mana saja, dari siapa saja, dan juga di momen yang tepat. Beralasan, karena beberapa kali saya masih saja mengalaminya. Ambil contoh, mulai dari perkenalan dengan materi-materi Semiotika, unit post-rock asal Jambi yang diceritakan dengan antusias oleh seorang kakak kelas di masa kuliah, kembali diingatkan ada band bernama The Jansen dengan album terbarunya setelah lama absen dari memori, hingga yang baru-baru ini saya alami, kehadiran album Bermain Rintik di Musim Hujan – yang syukurnya, datang di saat yang tepat.
Kenapa saya bisa bilang, datang di saat yang tepat? Cukup sederhana, karena belakangan ini, ritme hidup saya sedang ngebut-ngebutnya. Mengikuti pace dari fase terbaru kehidupan urban serta commuting tiada henti lumayan menyedot energi dan penuh tensi, dan untungnya, Bermain Rintik di Musim Hujan menjadi peredam yang cukup berhasil.
Album Bermain Rintik di Musim Hujan adalah sebuah proyek kolaborasi dari tiga musisi dan satu grup musik. Mereka adalah Ify Alyssa, Gerald Situmorang, Sri Hanuraga dan HIVI! yang mengawali kolaborasi di penghujung tahun lalu dengan nomor “Rintik Hujan” serta beberapa episode dari mini series berjudul sama dengan sang album.
Setelahnya, cerita kolaborasi dilanjutkan oleh dua nomor lain, “Memori” dan “Mengapa Baru Sekarang?” hingga akhirnya menemui puncaknya secara mendadak di tanggal 19 Agustus lalu. Terbilang mendadak, karena tanpa woro-woro yang cukup masif, album ini langsung muncul di berbagai layanan streaming.
Hitung total, ada delapan nomor di dalam album kolaborasi ini, termasuk “Musim Hujan” dan “Bermain Hujan”, nomor dari HIVI! dan Ify yang dibawakan kembali dengan warna terbarunya dan dua nomor instrumental, “Terbit” dan “Terbenam” yang ditaruh di awal dan akhir urutan.
Bagi saya, benang merah yang juga menjadi poin penting dari album ini adalah rangkaian lirik reflektif nan menenangkan yang dinyanyikan dengan sesederhana mungkin. Tidak butuh energi lebih untuk mendengarkannya secara keseluruhan, cocok dalam segala situasi, pun berjalan selaras dengan harapan mereka akan album ini, yakni bisa menjadi teman bagi para pendengarnya untuk beristirahat sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dan dinamikanya.
Nomor ketiga, “Rintik Hujan” bisa menjadi contohnya. Nomor ini membawa muatan lirik yang mengajak para pendengarnya untuk berhenti sejenak di tengah hujan, meredam ambisi yang sudah dipupuk sekian lama sembari menyiapkan rencana untuk langkah selanjutnya.
Atau nomor lainnya, “Bulan Dan Mentari”, sebuah refleksi akan momen ‘datang’ dan ‘pergi’ di dalam tiap fase kehidupan yang dihidangkan dengan manis.
Musiknya pun juga punya peranan penting – dan terbilang berhasil. Sejak awal hingga akhir, nuansa musik akustik dengan keterlibatan instrumen pendukung lainnya dibawakan dengan kemampuan terbaik masing-masing, sukses untuk membangun mood dan narasi yang mereka bentuk tanpa mesti merasa bosan dengan tempo yang di situ-situ saja.
Seperti inilah gambaran jelas jika HIVI!, Gerald Situmorang, Ify Alyssa dan Sri Hanuraga ditempatkan di satu rumah yang sama, tidak melakukan apapun kecuali membuat musik dari hari ke hari. Penggabungan empat karakter, ragam disiplin yang dilebur menjadi satu, dituangkan ke dalam delapan nomor di dalam payung Bermain Rintik di Musim Hujan.
Showcase mereka di Jakarta dan Surabaya mendatang mungkin bisa menjadi pembuktian lainnya dari kolaborasi ini, membawakan materi-materi di dalam album dengan format yang paling paripurna, yakni sebuah pertunjukan langsung.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …