Bernadya – Sialnya, Hidup Harus Terus Berjalan

Jul 26, 2024
Bernadya Sialnya Hidup Harus Terus Berjalan

Penyanyi dan penulis lagu Bernadya tidak segan-segan mengumpat dalam judul albumnya. Sialnya, hal itu sah karena materi albumnya menarik. Di album perdana, Sialnya, Hidup Harus Terus Berjalan, semakin unjuk kemahiran dalam bertutur dan bermain sudut pandang. Kali ini dalam balutan musik pop yang terbungkus musik soft-rock, dominan gitar. Hasilnya pun, brilian.

Sebelumnya Bernadya merilis EP, Terlintas yang membuatnya jadi antitesis penyanyi perempuan Indonesia kebanyakan saat ini. Lalu apa yang ia sampaikan di album penuh pertamanya ini dan apa hal itu masih berlaku?

Dalam album perdana ini, delapan lagu hadir, masih dengan tema-tema patah hati yang pilu, polos dan menohok. Namun ada kejanggalan mencolok. Kok kali ini tidak hanya mengeluh, namun terlihat lebih tangguh dan mampu bangkit? Pun dalam semua lagu sendu pilu, kok nihil sama sekali suara denting piano dan orkestrasi string section yang megah? Justru instrumen gitar hadir dominan. Dari petikan, gonjrengan, hingga gitar elektrik dengan overdrive berlapis dan solo gitar pun hadir. 

Sebentar, ini album pop atau album rock, sih?

Sialnya Hidup Harus Terus Berjalan dibuka oleh dua lagu pembuka yang masih mengumbar soal kegundahan Bernadya. Tapi di lagu ketiga, “Lama-Lama” Ia mulai merasa jengah. Bagian bridge-nya terdengar seperti musik post-rock dengan hujaman cymbal berdesing dan gitar elektrik yang dicabik kasar, seolah menegaskan itu. Dalam lagu paling menenangkan yang judulnya cocok untuk film horor, “Kita Kubur Sampai Mati” juga terselip solo gitar muram yang buruk suara. Seakan menjadi musik tanda penegasan akan perpisahan.

Lalu mulai terasa ada ketangguhan dalam liriknya. Kekuatan untuk bangkit itu muncul di dalam lagu “Kini Mereka Tahu”. Di lagu ini Bernadya mengomel sampai harus sampai hampir nge-rap dan mengancam di part bridge-nya.

Kalau suatu saat kucerita burukmu / takkan kutambahkan bumbu apapun / Tak sama seperti saat kuceritakan baikmu.

Dan kekuatan bangkit itu hadir utuh di lagu penutup, “Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”  yang terdengar lebih positif dalam balutan musik musik pop-retro 90an ceria yang mengingatkan pada Potret atau Naif. Tambahan melodi synthesizer pun terasa terang dan mencerahkan di bagian interlude-nya. Hadir bak musik pengiring Bernadya berjalan dengan penuh kemenangan menuju arah matahari terbenam seperti di dalam film-film aksi.

Setelah mengumbar kepolosan patah hati dalam Terlintas EP, yang telah mencuri perhatian banyak orang, dalam album penuhnya ini pun Bernadya masih melakukan hal sama. Ia menunjukkan kepiawaiannya mengolah untaian rasa hati sendu sederhana dengan sudut pandang menarik dengan kemampuan storytelling yang kuat. Bernadya yang polos menggemaskan kini bisa terlihat tegas dalam “Kini Mereka Tahu” 

Sifat baikmu yang orang tahu / Itu karanganku / Sifat aslimu yang hancurkanku / Mereka tak tahu

Bernadya pun bangkit dan bisa mengambil hikma di lagu penutup, “Untungnya, Hidup Akan Terus Berjalan”.

Untungnya bumi masih berputar / Untungnya ku tak pilih menyerah / Untungnya ku bisa rasa hal-hal baik yang datangnya / Belakangan 

Hal menarik lain adalah produser Petra Sihombing dan Rendy Pandugo berhasil membungkus untaian lirik Bernadya tanpa terjebak stereotip lagu cinta mendayu. Sehingga album ini nihil suara denting piano yang dominan serta orkestrasi string sections dramatis. Justru musik dominan gitar akustik muram dan elektrik ber-overdrive, serta ketukan drum nge-rock hadir berhasil melengkapi kepolosan, kepiluan lirik Bernadya dengan menarik. 

Dalam mengantarkan liriknya, Bernadya pun tak perlu bernyanyi dengan vokal berliuk, ekpresi maksimal sambil memohon-mohon. Seperti dalam kebanyakan lagu cinta saat ini. Dengan vokal dingin, tenang dan effortless-nya Bernadya justru berhasil meninggalkan bekas yang lebih dalam lagi.

Pada akhirnya, mendengarkan album perdana BernadyaSialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan, seperti membaca buku peta petunjuk jalan untuk memahami pemikiran dan perasaan seorang perempuan terhadap pasangannya. Ini kekuatan utama yang membuat Bernadya terasa dekat dengan kita semua.

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms

Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan.     Album Asian Palms …

Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers

Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …