Bernadya – Sialnya, Hidup Harus Terus Berjalan
Penyanyi dan penulis lagu Bernadya tidak segan-segan mengumpat dalam judul albumnya. Sialnya, hal itu sah karena materi albumnya menarik. Di album perdana, Sialnya, Hidup Harus Terus Berjalan, semakin unjuk kemahiran dalam bertutur dan bermain sudut pandang. Kali ini dalam balutan musik pop yang terbungkus musik soft-rock, dominan gitar. Hasilnya pun, brilian.
Sebelumnya Bernadya merilis EP, Terlintas yang membuatnya jadi antitesis penyanyi perempuan Indonesia kebanyakan saat ini. Lalu apa yang ia sampaikan di album penuh pertamanya ini dan apa hal itu masih berlaku?
Dalam album perdana ini, delapan lagu hadir, masih dengan tema-tema patah hati yang pilu, polos dan menohok. Namun ada kejanggalan mencolok. Kok kali ini tidak hanya mengeluh, namun terlihat lebih tangguh dan mampu bangkit? Pun dalam semua lagu sendu pilu, kok nihil sama sekali suara denting piano dan orkestrasi string section yang megah? Justru instrumen gitar hadir dominan. Dari petikan, gonjrengan, hingga gitar elektrik dengan overdrive berlapis dan solo gitar pun hadir.
Sebentar, ini album pop atau album rock, sih?
Sialnya Hidup Harus Terus Berjalan dibuka oleh dua lagu pembuka yang masih mengumbar soal kegundahan Bernadya. Tapi di lagu ketiga, “Lama-Lama” Ia mulai merasa jengah. Bagian bridge-nya terdengar seperti musik post-rock dengan hujaman cymbal berdesing dan gitar elektrik yang dicabik kasar, seolah menegaskan itu. Dalam lagu paling menenangkan yang judulnya cocok untuk film horor, “Kita Kubur Sampai Mati” juga terselip solo gitar muram yang buruk suara. Seakan menjadi musik tanda penegasan akan perpisahan.
Lalu mulai terasa ada ketangguhan dalam liriknya. Kekuatan untuk bangkit itu muncul di dalam lagu “Kini Mereka Tahu”. Di lagu ini Bernadya mengomel sampai harus sampai hampir nge-rap dan mengancam di part bridge-nya.
Kalau suatu saat kucerita burukmu / takkan kutambahkan bumbu apapun / Tak sama seperti saat kuceritakan baikmu.
Dan kekuatan bangkit itu hadir utuh di lagu penutup, “Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” yang terdengar lebih positif dalam balutan musik musik pop-retro 90an ceria yang mengingatkan pada Potret atau Naif. Tambahan melodi synthesizer pun terasa terang dan mencerahkan di bagian interlude-nya. Hadir bak musik pengiring Bernadya berjalan dengan penuh kemenangan menuju arah matahari terbenam seperti di dalam film-film aksi.
Setelah mengumbar kepolosan patah hati dalam Terlintas EP, yang telah mencuri perhatian banyak orang, dalam album penuhnya ini pun Bernadya masih melakukan hal sama. Ia menunjukkan kepiawaiannya mengolah untaian rasa hati sendu sederhana dengan sudut pandang menarik dengan kemampuan storytelling yang kuat. Bernadya yang polos menggemaskan kini bisa terlihat tegas dalam “Kini Mereka Tahu”
Sifat baikmu yang orang tahu / Itu karanganku / Sifat aslimu yang hancurkanku / Mereka tak tahu
Bernadya pun bangkit dan bisa mengambil hikma di lagu penutup, “Untungnya, Hidup Akan Terus Berjalan”.
Untungnya bumi masih berputar / Untungnya ku tak pilih menyerah / Untungnya ku bisa rasa hal-hal baik yang datangnya / Belakangan
Hal menarik lain adalah produser Petra Sihombing dan Rendy Pandugo berhasil membungkus untaian lirik Bernadya tanpa terjebak stereotip lagu cinta mendayu. Sehingga album ini nihil suara denting piano yang dominan serta orkestrasi string sections dramatis. Justru musik dominan gitar akustik muram dan elektrik ber-overdrive, serta ketukan drum nge-rock hadir berhasil melengkapi kepolosan, kepiluan lirik Bernadya dengan menarik.
Dalam mengantarkan liriknya, Bernadya pun tak perlu bernyanyi dengan vokal berliuk, ekpresi maksimal sambil memohon-mohon. Seperti dalam kebanyakan lagu cinta saat ini. Dengan vokal dingin, tenang dan effortless-nya Bernadya justru berhasil meninggalkan bekas yang lebih dalam lagi.
Pada akhirnya, mendengarkan album perdana Bernadya, Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan, seperti membaca buku peta petunjuk jalan untuk memahami pemikiran dan perasaan seorang perempuan terhadap pasangannya. Ini kekuatan utama yang membuat Bernadya terasa dekat dengan kita semua.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …