Blakumuh – Dekaden Lintas Dekade
Sebelum membahas album Dekaden Lintas Dekade milik Blakukuh, mari kilas balik sejenak. Menjadi musisi independen di Indonesia pada dekade 90-an itu sangat susah, apalagi jika musisinya tidak punya modal kuat. Label-label independen di Indonesia saat itu belum ada, kalaupun ada palingan hanya di skena metal dan hardcore/punk. Itu pun baru bermunculan kisaran tahun 1997. Di skena hip-hop Indonesia saat itu belum ada label rekaman independen. Satu-satunya jalan, ya dengan cara gabung ke major-label. Blakumuh adalah salah satu grup rap bawah tanah era 90-an yang akhirnya memilih jalan tersebut.
Blakumuh berdiri di Jakarta pada tahun 1993, dikenal lewat single “Kaum Kumuh” di album kompilasi Pesta Rap 1(Musica Studio’s, 1995). Bagi yang mengalami masa-masa itu, tentu tahu kalau album Pesta Rap 1 meledak di mainstream saat itu. Hampir semua anak muda di Indonesia pada tahun 1995 tahu atau punya kaset Pesta Rap 1.
Selama 25 tahun; 1997 – 2022, selepas single terakhir Blakumuh untuk album Pesta Rap 3, Doyz dan Erik Probz sibuk masing-masing. Jadi rapper tamu di album penyanyi R&B, Sania. Merilis dua album solo, serta satu album kolaborasi. Erik Probz jadi rapper tamu di album kedua milik grup vokal Lingua, serta merilis album solo pada tahun 2019
Perjalanan Blakumuh lanjut dengan merilis single berjudul “S.O.S” lewat album kompilasi Pesta Rap 3 (Musica Studio’s, 1997). Setelah itu pihak label melebur Blakumuh dan Sweet Martabak menjadi sebuah grup rap baru bernama P-Squad yang sempat merilis album E-YO! (Guest Music, 2001).
Selama 25 tahun; 1997 – 2022, selepas single terakhir Blakumuh untuk album Pesta Rap 3, Doyz dan Erik Probz sibuk masing-masing. Doyz sempat jadi rapper tamu di album debutnya penyanyi R&B, Sania. Kemudian merilis dua album solo, serta satu album kolaborasi. Erik Probz sepanjang 25 tahun terakhir pun juga sibuk dengan menjadi rapper tamu di album kedua milik grup vokal Lingua, serta merilis album solo pada tahun 2019.
Jeda waktu yang lama (25 tahun) setelah rilisan single terakhirnya, membuat progres Blakumuh sangat terasa di album debutnya ini. Mulai dari penulisan lirik tema sosial yang semakin kaya referensi, penggunaan diksi yang cerdas, serta cara merepet (nge-rap) yang kian kompleks
Akhirnya pada 29 Juli 2022, setelah 29 tahun berkarir, Blakumuh merilis album penuh debut mereka, Dekaden Lintas Dekade (2022), via label rekaman independen asal Bandung, Grimloc Records.
Jeda waktu yang lama (25 tahun) setelah rilisan single terakhirnya, membuat progres Blakumuh sangat terasa di album debutnya ini. Mulai dari penulisan lirik tema sosial yang semakin kaya referensi, penggunaan diksi yang cerdas, serta cara merepet (nge-rap) yang kian kompleks.
Tak bisa dipungkiri kalau pengaruh Perspektif (2004) dari Doyz dan The Nekropone Dayz (2006) dari Homicide, terdengar jelas di penulisan lirik Dekaden Lintas Dekade. Kedua album di atas memang rilisan-rilisan conscious hip-hop esensial, yang turut membidani kelahiran gelombang backpack-rapper di Indonesia akhir-akhir ini.
Tak bisa dipungkiri kalau pengaruh Perspektif (2004) dari Doyz dan The Nekropone Dayz (2006) dari Homicide, terdengar jelas di penulisan lirik Dekaden Lintas Dekade.
Ya, mulai tahun 2016 hingga sekarang, di skena hip-hop Indonesia muncul gelombang baru dari para rapper/produser muda bertalenta. Grup-grup rap lawas pun banyak yang kembali aktif. Terakhir gelombang hip-hop lokal ini terasa kuat ada di periode tahun 1995-1999.
Di bagian produksi musik, album ini dikerjakan oleh Napalm Squad, yang masih merupakan orang-orang di balik Grimloc Records. Atmosfir musiknya masih berada di wilayah hip-hop Pantai Timur Amerika Serikat era tahun 1992 – 1998; boom-bap dengan segala variannya.
Satu-satunya kritik untuk album ini adalah kualitas mixing-nya. Level vokal dan musik seperti dibuat sejajar. Hal ini membuat trek vokal kadang jadi tenggelam oleh musik. Kita jadi sedikit kesulitan untuk mendengar apa yang sedang Blakumuh repetkan di album ini
Blakumuh dalam mengusung era keemasan hip-hop di album Dekaden Lintas Dekade juga terlihat sangat total, bahkan artwork album ini sengaja dibuat sebagai homage untuk album Stress: The Extinction Agenda (1994) milik Organized Konfusion.
Satu-satunya kritik untuk album ini adalah kualitas mixing-nya. Level vokal dan musik seperti dibuat sejajar. Hal ini membuat trek vokal kadang jadi tenggelam oleh musik. Kita jadi sedikit kesulitan untuk mendengar apa yang sedang Blakumuh repetkan di album ini.
Secara keseluruhan, Dekaden Lintas Dekade adalah comeback yang gemilang dari Blakumuh. Sebelumnya juga ada Boyz Got No Brain via album Bunga Trotoar (2017). Ini adalah bukti kalau ada abang-abangan di skena hip-hop lokal, yang semakin tua bukannya makin tumpul, tapi malah makin tajam.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Cerita Hidup yang Lebih Baik Terangkum di Single Perdana CLDGRAY
Penyanyi solo asal Bandung Muhammad Rizkiko yang mengusung nama panggung CLDGRAY resmi meluncurkan single perdana dalam tajuk “TONIGHT” hari Rabu (30/10). Sebelumnya ia sudah pernah merilis 2 single kolaborasi bersama Gbrand berjudul “Sin City” …
Sambut Album Perdana, The Canary Rilis Berbunga di Antartika
Dalam rangka menyambut perilisan album perdana Desember mendatang, unit pop asal Bekasi, The Canary menyuguhkan musik dengan melodi yang lembut nan catchy di maxi-single Berbunga di Antartika (26/10). Karya musik ini terdiri dari 2 …