Buah Manis Penantian Nadin Amizah di Konser Selamat Ulang Tahun
Hari Kamis (22/12) lalu, Nadin Amizah resmi memetik buah manis dari hasil penantian setelah lebih dari dua tahun lamanya. Rentang waktu dua tahun tersebut diambil dari saat ia merilis album penuh perdananya, Selamat Ulang Tahun di bulan Mei 2020 silam.
Berselang beberapa tahun setelahnya, akhirnya Nadin Amizah membawakan sepuluh nomor dari album tersebut secara paripurna, yakni dalam sebuah konser tunggal bertajuk sama dengan nama albumnya, dengan konsep dan magis yang tidak diduga-duga oleh mereka yang berkesempatan untuk melihatnya di atas panggung.
Total sebanyak 2800 penonton hadir di Basket Hall, Senayan. Jumlah penonton yang beruntung untuk mendapatkan tiket yang beberapa hari sebelumnya sudah dikabarkan ludes tak tersisa.
Sebuah pemandangan menarik tersaji di halaman venue, beberapa saat sebelum pertunjukan dimulai. Banyak di antara penonton yang kompak untuk hadir dengan dresscode senada, yakni busana dengan color tone kecoklatan. Tidak berhenti di situ saja, karena jika disimak lebih lanjut, demografis penonton pun terbilang bermacam-macam.
Mulai dari mereka yang tampak seumur dengan Nadin, mereka yang ditemani oleh orang tuanya, hingga karyawan pulang kantor lengkap dengan kemeja dan tas, turut hadir di sana.
Tepat jam delapan malam, pertunjukan ia mulai. Sosok Nadin kecil dimunculkan ke atas panggung, ditemani dengan pemeran teater yang masing-masing membawa kado, yang ‘menggambarkan’ ingatan-ingatan sang solois di usia tersebut, disusul oleh nomor “Intro” yang mengikuti di belakang.
Memang sejak awal, penonton langsung ‘diberi tahu’ bahwa nantinya di sepanjang pertunjukan, Nadin tidak hanya akan bernyanyi saja, namun juga diiringi oleh konsep teatrikal yang saling berharmonisasi di masing-masing nomor, yang semakin menguatkan cerita yang disajikan.
Pertunjukan berlanjut dengan hadirnya nomor “Kanyaah”, “Paman Tua” dan “Kereta Ini Melaju Terlalu Cepat” yang dibawa secara berurutan.
Di nomor “Beranjak Dewasa”, iringan suara penonton yang sejak awal ikut bernyanyi bersama Nadin sontak menjadi lebih bergemuruh. Penyebabnya adalah aransemen dari nomor tersebut yang dibawakan dengan megah, lebih bertenaga dan suguhan aksi teatrikal yang riang gembira.
Sebelum akhirnya emosi tersebut dibawa campur aduk di nomor setelahnya, “Bertaut”, Nadin sempat mengambil jeda di sela-sela pergantian nomor dengan pertunjukan visual yang tersaji di layar. Visual tersebut menampilkan nama-nama yang mempunyai peranan penting di perjalanan bermusiknya, mulai dari para personel band, para kru, hingga manajer dan timnya.
Pertunjukan berlanjut, intro “Bertaut” diperdengarkan, yang sontak langsung membawa emosi penonton campur aduk tidak lama setelahnya. Penyebabnya adalah aksi panggung Nadin yang bernyanyi di pelukan sang bunda hingga durasi berakhir. Tentu, momen tersebut memuat rasa haru yang begitu besar, juga terlihat beberapa penonton yang meneteskan air mata.
Panggung yang tadinya hanya mengarahkan lampu sinar ke Nadin dan bundanya tiba-tiba berangsur terang di nomor “Taruh”. Berbondong-bondong penari menemani sang solois di nomor tersebut, yang ternyata adalah 19 penonton terpilih untuk menikmati pertunjukan dengan cara yang paling berkesan.
Konsep lain tersaji di nomor “Cermin”. Selaras dengan judulnya, Nadin naik ke panggung dengan kamera perekam yang ia arahkan ke parasnya, yang langsung tersorot ke arah penonton. Berbarengan dengan nyanyiannya, aksi teatrikal terjadi di barisan penonton yang duduk di tribun.
“Sorak Sorai”, nomor terakhir di dalam album juga menjadi nomor terakhir yang dibawakan oleh Nadin di malam tersebut. Spesial, karena ia melibatkan Syarikat Idola Remaja sebagai kolaboratornya. Penampilan keduanya juga ditemani oleh lemparan-lemparan pesawat kertas sebagai sebuah gambaran akan doa-doa baik di masa depan.
Secara keseluruhan, Konser Selamat Ulang Tahun dari seorang Nadin Amizah merupakan buah manis dari hasil penantian yang cukup lama. Kerja samanya dengan Sal Priadi selaku creative director dan Rifan Kalbuadi sebagai music director juga menjadi dua faktor penting dari balik layar yang berperan besar di perjalanannya.
Salah satu pertunjukan musik di tahun 2022 yang akan dikenang dalam waktu yang cukup lama.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …