Buah Manis Penantian Nadin Amizah di Konser Selamat Ulang Tahun

Dec 24, 2022

Hari Kamis (22/12) lalu, Nadin Amizah resmi memetik buah manis dari hasil penantian setelah lebih dari dua tahun lamanya.  Rentang waktu dua tahun tersebut diambil dari saat ia merilis album penuh perdananya, Selamat Ulang Tahun di bulan Mei 2020 silam.

Berselang beberapa tahun setelahnya, akhirnya Nadin Amizah membawakan sepuluh nomor dari album tersebut secara paripurna, yakni dalam sebuah konser tunggal bertajuk sama dengan nama albumnya, dengan konsep dan magis yang tidak diduga-duga oleh mereka yang berkesempatan untuk melihatnya di atas panggung.

Total sebanyak 2800 penonton hadir di Basket Hall, Senayan. Jumlah penonton yang beruntung untuk mendapatkan tiket yang beberapa hari sebelumnya sudah dikabarkan ludes tak tersisa.

Sebuah pemandangan menarik tersaji di halaman venue, beberapa saat sebelum pertunjukan dimulai. Banyak di antara penonton yang kompak untuk hadir dengan dresscode senada, yakni busana dengan color tone kecoklatan. Tidak berhenti di situ saja, karena jika disimak lebih lanjut, demografis penonton pun terbilang bermacam-macam.

Mulai dari mereka yang tampak seumur dengan Nadin, mereka yang ditemani oleh orang tuanya, hingga karyawan pulang kantor lengkap dengan kemeja dan tas, turut hadir di sana.

Tepat jam delapan malam, pertunjukan ia mulai. Sosok Nadin kecil dimunculkan ke atas panggung, ditemani dengan pemeran teater yang masing-masing membawa kado, yang ‘menggambarkan’ ingatan-ingatan sang solois di usia tersebut, disusul oleh nomor “Intro” yang mengikuti di belakang.

Memang sejak awal, penonton langsung ‘diberi tahu’ bahwa nantinya di sepanjang pertunjukan, Nadin tidak hanya akan bernyanyi saja, namun juga diiringi oleh konsep teatrikal yang saling berharmonisasi di masing-masing nomor, yang semakin menguatkan cerita yang disajikan.

Pertunjukan berlanjut dengan hadirnya nomor “Kanyaah”, “Paman Tua” dan “Kereta Ini Melaju Terlalu Cepat” yang dibawa secara berurutan.

Di nomor “Beranjak Dewasa”, iringan suara penonton yang sejak awal ikut bernyanyi bersama Nadin sontak menjadi lebih bergemuruh. Penyebabnya adalah aransemen dari nomor tersebut yang dibawakan dengan megah, lebih bertenaga dan suguhan aksi teatrikal yang riang gembira.

Sebelum akhirnya emosi tersebut dibawa campur aduk di nomor setelahnya, “Bertaut”, Nadin sempat mengambil jeda di sela-sela pergantian nomor dengan pertunjukan visual yang tersaji di layar. Visual tersebut menampilkan nama-nama yang mempunyai peranan penting di perjalanan bermusiknya, mulai dari para personel band, para kru, hingga manajer dan timnya.

Nadin bersama sang Bunda / Dok. @high_iso

Pertunjukan berlanjut, intro “Bertaut” diperdengarkan, yang sontak langsung membawa emosi penonton campur aduk tidak lama setelahnya. Penyebabnya adalah aksi panggung Nadin yang bernyanyi di pelukan sang bunda hingga durasi berakhir. Tentu, momen tersebut memuat rasa haru yang begitu besar, juga terlihat beberapa penonton yang meneteskan air mata.

Panggung yang tadinya hanya mengarahkan lampu sinar ke Nadin dan bundanya tiba-tiba berangsur terang di nomor “Taruh”. Berbondong-bondong penari menemani sang solois di nomor tersebut, yang ternyata adalah 19 penonton terpilih untuk menikmati pertunjukan dengan cara yang paling berkesan.

Konsep lain tersaji di nomor “Cermin”. Selaras dengan judulnya, Nadin naik ke panggung dengan kamera perekam yang ia arahkan ke parasnya, yang langsung tersorot ke arah penonton. Berbarengan dengan nyanyiannya, aksi teatrikal terjadi di barisan penonton yang duduk di tribun.

“Sorak Sorai”, nomor terakhir di dalam album juga menjadi nomor terakhir yang dibawakan oleh Nadin di malam tersebut. Spesial, karena ia melibatkan Syarikat Idola Remaja sebagai kolaboratornya. Penampilan keduanya juga ditemani oleh lemparan-lemparan pesawat kertas sebagai sebuah gambaran akan doa-doa baik di masa depan.

Kolaborasi Nadin dengan Syarikat Idola Remaja di penghujung pertunjukan / Dok. @high_iso

Secara keseluruhan, Konser Selamat Ulang Tahun dari seorang Nadin Amizah merupakan buah manis dari hasil penantian yang cukup lama. Kerja samanya dengan Sal Priadi selaku creative director dan Rifan Kalbuadi sebagai music director juga menjadi dua faktor penting dari balik layar yang berperan besar di perjalanannya.

Salah satu pertunjukan musik di tahun 2022 yang akan dikenang dalam waktu yang cukup lama.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif: Dongker Lakukan Eksplorasi Necis di Album Perdana

Terbentuk tahun 2019, Dongker akhirnya mantap untuk segera merilis album penuh bertajuk Ceriwis Necis tanggal 24 Mei 2024. Album tersebut bakal berisi total 17 lagu termasuk 5 materi yang sudah rilis sebelumnya seperti “Bertaruh …

Farrel Hilal Gabung Sony Music Entertainment Indonesia

Menambah katalog perjalanan musiknya, Farrel Hilal kembali dengan single baru berjudul “Di Selatan Jakarta“. Perilisan ini menandai kerja samanya dengan label musik Sony Music Entertainment Indonesia.   Dalam meramu aransemen musik “Di Selatan Jakarta”, …