Catatan Panggung Irama Kotak Suara Tur 3 Kota
Panggung Irama Kotak Suara, berawal dari artikel yang terbit perdana di Juli 2019. Merupakan rubrik bagi pendatang baru yang belum memiliki album/mini album (EP). Hadir karena banyaknya e-mail perkenalan singel musisi pendatang baru yang masuk ke dalam kotak suara redaksi Pop Hari Ini.
Baru-baru ini seperti yang sudah kalian tahu bahwa bulan Juni kemarin Pophariini dengan program Irama Kotak Suara-nya mengadakan tur untuk band-band baru yang ada di seluruh Indonesia. Bertajuk Panggung Irama Kotak Suara, acara ini berlangsung di 3 kota, dari Jakarta (12 Juni), Medan (17 Juni) dan Bali (19 Juni).
Band-band yang tampil di Panggung Irama Kotak Suara terdiri dari beberapa daerah di Indoensia untuk dikumpulkan jadi tiga region tempat audisi. Untuk seluruh wilayah Sumatera kecuali Lampung, panggung IKS di Medan. Sementara untuk wilayah Jawa, bertempat di Jakarta. Untuk wilayah Makassar, Kalimantan, Bali, Ambon dan Lombok, bertempat di Bali. Beberapa band yang sudah terpilih untuk mengikuti panggung ini diterbangkan langsung dari tempat mereka masing-masing untuk mengikuti Panggung Irama Kotak Suara ini.
Di Jakarta, Panggung Irama Kotak Suara mengambil tempat di MBloc Live House. Bekerjasama dengan Emerging Showcase, sebuah program musik reguler milik MBloc, kami mengaudisi 15 nama band yang tersebar dari Jakarta dan sekitarnya, serta beberapa dari Lampung, Yogyakarta dan wilayah lain di Jawa.
Acara yang digelar sore ke malam itu menampilkan tiga komentator, yaitu Wahyu Acum dari Pophariini, Wendi Putranto dari MBloc dan Endah Widiastuti dari Endah ‘N Rhesa. Acara berlangsung lancar, masing-masing penampil mempersembahkan penampilkan penampilannya sesuai dengan ekspresinya masing-masing.
Dua kota berikutnya tidak kalah menarik. Di Medan dan Bali komentator masih dibantu Endah Widiastuti dari Endah ‘N Rhesa, dengan Alvin Yunata dari Irama Nusantara dan band Teenage Death Star, serta Anto Arief, pemimpin redaksi Pophariini. Di Medan sendiri ragam musik yang hadir cukup mengejutkan.
Dari solois R&B asal Aceh, Julian Alka; band groove/rap, Inthesky., rapper dengan balutan musik house, Stypht; solois/penulis lagu bernuansa tropis/melayu, Rizki Nugraha; hingga band metal asal Padang, Raze.
Sedangkan di Bali tampil penyanyi indie pop, Tatyana Akman; band rock n roll, Modjorido; musisi eksperimental, Koesbilindo; trio post hardcore asal Makassar, Beijing Connection dan band pop asal Palung, Soul & D’Beat.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
5 Alasan rumahsakit Enggak Bubar
Dalam perhelatan Kabar Bahagia: 30 Tahun Perjalanan rumahsakit beberapa waktu lalu, kami sempat bertemu dan berbincang dengan para personel rumahsakit di balik panggung hari Sabtu (14/12) di Bali United Studio, Jakarta Barat. Selain membahas …