Chika Olivia – safe place.

Apr 23, 2023

Salut dengan musisi-musisi hari ini yang punya energi berlebih dalam bermusik. Dari yang rajin membuat dan merilis rekaman, sampai yang sibuk menjadi sessionist juga membuat karya solo, salah satunya adalah Chika Olivia.

Chika dikenal sebelumnya sebagai kibordis dari band elektronik jazz bernama Littlefingers. Albumnya, Euphoria, sangat keren. Kepiawaiannya dalam bermain dan mengolah notasi membuat Chika juga dipakai sebagai sessionist untuk beberapa musisi dari The Overtunes, Reza Artamevia, Matter Halo dan Hindia.

Namun Chika juga adalah penulis lagu dan produser yang punya energi yang besar, terbukti dari beberapa karya solo yang rajin dirilis setahun sekali sejak 2019 lalu. Dan kali ini lewat EP perdananya, safe place. Chika mencoba membuktikan bahwa ia adalah musisi yang produktif.

Sebelum akhirnya ia membentuk Littlefingers, jazz memang sudah menjadi pasak bermusik yang ia terus kembangkan. Sampai akhirnya ia menelurkan karya solo, saya tidak menemukan konstalasi yang berbeda dari apa yang ia mainkan di band dan di proyek solonya kali ini.

Masuk lebih dalam, safe place. adalah rangkaian komposisi yang menarik, sedikit bersebrangan dengan littlefingers yang rumit, di di safe place., Chika justru tampil lebih tonedown di gagasan musiknya. Namun jangan salah, kenalakan-kenalakan eksperimen tetap muncul.

Hal yang menarik di safeplace. adalah kemampuan vokal Chika Olivia yang ternyata diluar dugaan. Chika punya karakter vokal jazz yang baik: suara tipis dan lirih, sekilas seperti pesilangan antara Elisa Rodrigues, Ezperanza Spalding, Norah Jones di bawah bayang-bayang Eva Cassidy. Kemampuan mengantarkan lirik dalam menangkap emosi-emosi yang diayunkan dari musiknya sangat baik. Saya seakan diajak menyelami pengalaman-pengalaman pribadi dibukanya secara sengaja lewat 4 track yang ada.

Oiya, bicara soal kenakalan eksperimen, Chika menggambarkan jelas pada bagaimana ia ‘bermain-main’ dengan warna notasi keyboard di 1 menit lebih detik intro “love has broken My heart”. Lagu ini menurut saya bagian yang eksperimen dari mini album ini. Permainan bass yang miring ditambah pemakaian layer vokal yang berlebih di menit ke 2:33 yang dengan sadar dilakukan, lumayan sinting!

Di luar eksperimen liarnya, track “safe place.” tetap yang terkuat. Meskipun secara aransemen terutama ketukan lagu yang juga tidak biasa, namun lagu ini paling masuk akal bagi saya untuk dijadikan bagian dari playlist di Spotify tentang bagaimana cerdasnya musisi perempuan Indonesia dalam mengolah musik sedemikian rupa.

 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …