Detik Waktu #2: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman
Sampai sejauh ini, saya mencatat belum ada sebuah album tribute yang dibuat menjadi dua volume. Memang ada beberapa seri tribute beberapa musisi legenda, namun album-album tersebut bukan dibuat dari proyek dari musisi atau dari satu entitas. Untuk kasus Candra Darusman, saya harus angkat topi kepada demajors, label yang merilis kumpulan rekaman ini atas apresiasi dan konsistensi yang begitu besar kepada sosok legenda musik Indonesia ini.
Hadirnya sekuel kompilasi ini menandakan bahwa Candra Darusman adalah satu dari sosok musisi Indonesia yang penting dalam ranah musik populer dan masih eksis berkarya. Sepanjang kariernya sampai hari ini, sebagai penulis, Candra Darusman memiliki lagu-lagu yang secara kualitas layak untuk diberikan apresiasi lebih.
Mendedah album ini, seperti debutnya, sekuel ini juga menghadirkan 12 karya Candra Darusman yang kesemuanya punya komposisi antara karya-karya populer dengan karya yang, menurut saya (mungkin) tidak terlalu populer namun punya kualitas musik yang layak dihadirkan kembali.
Atas pemilihan musisi yang terlibat dalam kompilasi kedua ini, saya tidak ada komentar yang berarti selain angkat jempol. Masing-masing dari musisi yang hadir di sini mampu mengapresiasi dan menghadirkan ulang karya-karya ini dengan beragam warna.
Coba tengok jalinan indah antara Morad, Oslo Ibrahim dan Sandhy Sondoro membuka kompilasi ini dengan “Dibatas Waktu”. SNYW Big Band mengisi kanvas dengan aransemen apik, direspon ketiga penyanyi yang menginjeksikan nyawa baru terhadap lagu ini hingga bisa ‘hidup’ kembali.
“Makna Nostalgia” menjadi satu dari track favorit saya, keindahan aransemen musik dengan kemasan laidback membungkus suara lirih Vira Talisa menjadikan karya klasik Candra di album Kekagumanku hidup kembali dengan suasana dan nuansa yang lebih segar.
Dan ya, tentu saja “Perjumpaan Kita”, satu-satunya track terkini Candra Darusman dihadirkan khusus di album ini melibatkan langsung sang maestro sebagai penyanyi berduet dengan Dian Sastrowardoyo menyajikan keindahan musik samba yang hangat. Kehangatan serupa juga dibunyikan Ardhito Pramono yang dengan kedalaman ekspresinya sukses menghadirkan musik swing di “Waktuku Hampa”.
Di lain pihak, saya juga harus memberikan catatan khusus kepada Efek Rumah Kaca yang berhasil menyulap “Sapa Pra Bencana”, track samba yang awalnya muncul album Chaseiro – Pemuda (1980) menjadi komposisi alt-pop progresif bertempo lambat yang sangat khidmat. Kehadiran Efek Rumah Kaca di kompilasi ini juga menjawab kecurigaan bahwa kompilasi ini akan berakhir jadi sekadar album apresiasi jazz. Kecurigaan ini makin ditepis kuat dengan kehadiran Dipha Barus bersama Faye Risakotta yang menghadirkan ulang “By Your Side”, karya klasik Candra yang dipopulerkan Karimata di album Pasti (1985) menjadi paket elektronic dance yang dinamis.
Konsistensi Candra Darusman sebagai musisi dan penulis lagu sampai hari ini menjadi bukti otentik bahwasannya musik adalah karunia khusus yang diberikan Tuhan telah memberikan arti penting di sanubari orang banyak. Bagaimana lagu-lagu yang ditulis Candra bisa menusuk jiwa pendengar dan tetap memberikan getaran di tiap generasi lewat tangan-tangan musisi hari ini juga menjadi bukti bahwa apresiasi adalah elemen hilang yang sangat dibutuhkan dalam dinamika bermusik hari ini.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Kolaborasi bareng Andi Rianto, Mike Mohede Kembali Hidup di Single Gadisku
Cukup terkejut apabila kita mendengar Mike Mohede yang telah berpulang pada 2016 merilis single terbaru berjudul “Gadisku” hari Minggu (3/11). Lihat postingan ini di Instagram Sebuah kiriman dibagikan oleh Aquarius Pustaka …
Sir Lord Buzz Luncurkan Single -2+1 tentang Kehidupan yang Seimbang
Sir Lord Buzz merupakan band grunge asal Malang. Mereka merilis single baru “-2+1” hari Jumat (01/11). Dalam single ini, band menceritakan tentang hidup yang penuh dengan pilihan, di mana rasa gundah atau gangguan bisa …