Detik Waktu (Vinyl)
Artist: Candra Darusman
Album: Detik Waktu:The Artistic Journey of Candra Darusman (vinyl)
Label: Hitam Manis Records / Signature Music Indonesia / Demajors
Mei 2018 lalu, album Detik Waktu dari Candra Darusman sudah kami resensi. Enam bulan kemudian setelah resensi ini, tepatnya awal Oktober 2018, sang maestro tampil di atas panggung Synchronize Festival.
Hampir dua tahun kemudian, album ini dirilis ulang (reissue) dalam format paripurnanya yaitu piringan hitam.
Bagi penggila piringan hitam, kehadiran Detik Waktu dengan cap ‘First Time On Vinyl’ sepertinya akan disambut baik. Ditambah dengan embel-embel manis ‘limited edition 500 copies’, sudah pasti jadi alasan untuk mengoleksinya.
Selalu ada faktor-faktor khusus bagi orang untuk membeli sebuah piringan hitam atau vinyl. Sebagai sebuah album berformat piringan hitam, paling tidak dengan dua alasan di atas (first time on vinyl dan limited itu tadi), Detik Waktu sudah memenuhi syarat untuk dikoleksi. Saya akan beberkan faktor lain yang kemudian menjadi pendukung.
Pertama tentu ukuran. Siapa yang tak senang melihat potret Candra Darusman dalam bidang yang besar dalam sebuah album? Buat penyuka vinyl Indonesia, album ini tentunya tak bisa dilewatkan untuk dijejerkan rapih di rak.
Kedua, beberapa informasi detil soal rekaman tiap lagu: dari musisi, studio serta hal-hal lain yang terkait dengan rekaman menjadi pertimbangan tersendiri untuk memperkaya khazanah kita akan sang maestro.
Ketiga tentunya komentar-komentar subyektif Candra Darusman dari lagu-lagu yang diaransemen dan dimainkan oleh musisi-musisi populer Indonesia dari berbagai angkatan. Membaca komentar ini sambil mendengarkan jarum mengalun menyentuh groove dari permukaan vinyl, waktu seakan berhenti dan memberi sebagian porsinya untuk anda.
Keempat, jika anda kebetulan penyuka fotografi, anda akan beruntung menikmati karya fotografi keren yang ada di bagian gatefold album ini yang dicetak dengan warna yang presisi dan kertas dove yang berkelas.
Kelima dan juga yang terakhir, tentu saja adalah musiknya. Saya selalu setuju dengan alasan mendengarkan musik dalam format musik, terutama vinyl akan selalu menjadi ‘pengalaman spiritual’ yang tak akan tergantikan oleh apapun.
Malam itu, saya menikmati (berulang kali) Duet Candra dan Fariz RM di lagu “Dunia Di Batas Senja”. Bagaimana suara tebal dan hangat dari persetubuhan jarum dan plat menghasilkan perasaan nyaman dan damai, Tak ada lawan. Semua terasa indah. Semuanya!
____
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wai Rejected Ajak Pendengar Merendahkan Ego di Single Koseitam
Setelah terakhir merilis karya di tahun 2021, Wai Rejected kembali menunjukkan eksistensi dengan single anyar “Koseitam” yang dilepas hari Senin (08/04). Dalam menggarap lagu ini, band menunjuk Mc Anderson untuk duduk di kursi produser. …
Lightcraft Kolaborasi dengan Solois dan Band Asal Filipina
Lightcraft kembali dengan single anyar bertajuk “Coming Home” hari Kamis (25/04). Dalam membawakan lagu ini, mereka mengajak solois Chelsea Dawn dan band pop rock bernama Coloura sebagai kolaborator. Kedua kolaborator merupakan 2 musisi …