Di Balik Panggung The Sounds Project 2024

Aug 14, 2024

The Sounds Project (TSP) sukses berlangsung selama 3 hari berturut-turut tanggal 9-11 Agustus 2024 di Ecovention & Ecopark Ancol, Jakarta. Festival musik yang sudah menginjak usia ke-7 tahun ini banyak menampilkan aksi musisi lokal dan sederet nama internasional di 5 panggung berbeda yaitu The Sounds Project 7 Stage, MG Stage, Garden Stage, TheSoundsProject&Co. Stage, dan Musicverse Stage.

Kami berkesempatan untuk menemui Gerhana Banyu Biru alias Ghana selaku Festival Director festival ini di hari terakhir perhelatan. Setelah mengucapkan selamat atas berjalannya TSP sampai di hari ketiga, kami langsung menanyakan apa yang membedakan TSP tahun ini dan yang lalu. 

Gerhana Banyubiru selaku Festival Director The Sounds Project / Dok. Gabriel Steven

 

Ghana mengatakan tahun ini banyak gebrakan di dalamnya. “Tahun ini, kami memilih stage yang lebih besar dari sebelumnya. Kami perbesar area di sebelah kanan. Kelima stage ini sama-sama besar dan cukup menampung jumlah penonton yang ada,” ungkapnya.

Selain menambah panggung yang lebih besar, menurut Ghana TSP tahun ini secara pemilihan line up memang lebih wah daripada sebelumnya, terlebih untuk artis internasional. “Selain itu, kami expand dari sisi jumlah line-up, dan juga headliner artis internasionalnya,” tambahnya.

Berbicara soal konsep, TSP tahun ini masih sama seperti sebelumnya, mengangkat spirit kebersamaan semua elemen sesuai dengan temanya Discovery Miracle. Ghana juga sempat menyinggung bagaimana cerita awal festival ini bisa terselenggara.

“TSP kan awalnya kecil. Gue bikin sama temen-temen waktu zaman kuliah dulu. Acara yang awalnya didatengin cuma 2000 orang, sekarang bisa puluhan ribu. Itulah miracle buat kami pribadi,” tutup Ghana. 

Tak hanya menemui Ghana, artikel Di Balik Panggung menampilkan berbagai keseruan yang wajib diketahui. Simak langsung di bawah ini. 

 

Hari Pertama The Sounds Project 2024

Tim Pophariini Store sedang mempersiapkan booth di TSP 2024 / Dok. Gabriel Steven

 

Usai mampir ke booth Pophariini Store yang sedang melakukan persiapan, kami menonton aksi Juicy Luicy yang didaulat sebagai penampil pembuka The Sounds Project 7 Stage walaupun cuma sebentar.

Uan Kaisar dkk membawakan lagu-lagu hit seperti “Lantas”, “Insya Allah”, dan pastinya “Sialan” dengan menghadirkan langsung Adrian Khalif selaku kolaborator rekaman mereka di panggung.

Adrian Khalif usai tampil bersama Juicy Luicy di The Sounds Project 7 Stage / Dok. Gabriel Steven

 

Juicy Luicy yang diwakili Uan menjawab beberapa pertanyaan dari kami di tenda tempat mereka singgah. Uan mengungkapkan kesan bandnya bisa kembali dipercaya menghibur pengunjung TSP. 

“Kami sebelumnya pernah tampil (di TSP), tapi untuk kali ini sambutannya sangat hangat karena mungkin adanya lagu-lagu baru kami. Yang pasti TSP sound-nya mantap,” ujar Uan.

Momen Uan Juicy Luicy foto bersama penggemar / Dok. Gabriel Steven

 

Uan juga memberikan tanggapan tentang lagu “Sialan” yang masih sering diputar dan sering muncul di manapun, “Gak nyangka aja karena lagu ‘Sialan’ itu udah satu tahun rilis, tapi malah meledaknya akhir-akhir ini.”

Eleventwelfth berpose di tenda mereka / Dok. Gabriel Steven

 

Selesai berbincang dengan Uan Juicy Luicy, kami bergegas ke TheSoundsProject&Co. Stage untuk menemui Eleventwelfth yang tampil pertama di panggung tersebut.

Beranggotakan Rona Hartriant (Vokal/Gitar), Almas Makitsuna (Drum), Yogawerda Kessawa (Gitar), dan Tirta Petir Saputra (Bas), band ini merasa senang mendapatkan kesempatan manggung perdana di TSP. 

“Seru karena dapat segmen penonton yang baru. Sebelumnya kami pernah tampil di festival musik lain, gak tau kenapa di TSP ini segmen penontonnya lebih baru aja,” ujar Rona.

Eleventwelfth baru saja selesai melakukan tur musik di Singapura dan Malaysia. Rona berpendapat tentang antusiasme pendengar mereka di luar Indonesia. “Kami itu gak terlalu laku di Jakarta. Sekalinya manggung di Singapura dan Malaysia [tertawa],” canda Rona.

Kessa ikut angkat bicara mengenai hal tersebut, saat Eleventwelfth melakukan kunjungan ke Guangzhou dan Chengdu bulan April 2024. “Di China, kami juga terkejut karena di sana itu gak ada YouTube, Spotify, dan intinya platform-nya beda dari sini gitu,” katanya.

Rona Eleventwelfth menandatangani vinyl Similar milik penggemar / Dok. Gabriel Steven

 

“Awalnya kami juga gak tau, kok bisa ada pendengar kami di China. Pas tur di China, kami dalam hati bilang, ‘Ini mesti sepi sih, gak ada yang nonton’. Terus promotornya bilang, penjualan tiket gak begitu ramai. Nah, pas kami datang ke sana yang nonton 100 orang lebih. Kami kaget,” tambah Kessa.

Dari TheSoundsProject&Co. Stage, kami melanjutkan perjalanan untuk menyaksikan FSTVLST. Farid Stevy dkk tampil prima dan penonton menyambut mereka dengan hangat, mengingat band satu ini jarang bertandang ke Jakarta. 

Penampilan FSTVLST bersama Fany Soegi membawakan “Telan Cakrawala” / Dok. Gabriel Steven

 

Hal yang menarik dari aksi FSTVLST, mereka menghadirkan Fanny Soegi untuk menjadi kolaborator lagu “Telan Cakrawalanya”. Selain itu, band juga membawakan lagu-lagu seperti “Tanah Indah untuk Para Terabaikan Rusak dan Ditinggalkan” dan “GAS” di MG Stage.

Setelah menyaksikan Farid Stevy dkk, kami tancap gas ke Musicverse Stage untuk menonton salah satu kolaborasi yang dinanti-nanti di festival ini yaitu Killing Me Reunion X Vierratale.

Saat Killing Me Reunion X Vierratale bawakan lagu Bring Me The Horizon “Drown” / Dok. Gabriel Steven

 

Sedikit hadir terlambat, tapi kami tetap menyaksikan lagu-lagu hit dari kedua band dibawakan di panggung. Sebut saja “The Tormented”, “Biarlah”, dan “Jadi yang Kuinginkan”. 

Killing Me Reunion X Vierratale juga membawakan lagu cover Bring Me The Horizon “Drown” yang membuat penonton berjingkrak, sing-along, serta moshing sambil menikmati aksi pertunjukan.

Killing Me Reunion X Vierratale di Interview Room TSP 2024 / Dok. Gabriel Steven

 

Beranjak dari suasana pertunjukan, kami menemui dua band ini di balik panggung guna melakukan wawancaraDengan latar suara penampilan D’MASIV yang sayup-sayup terdengar, Kevin selaku keyboardist Vierratale menanggapi pertanyaan pertama kami tentang awal kolaborasi mereka.

“Kalau Sansan, Onad, dan Raka kan udah satu band dari lama. Dari Killing Me Inside, sekarang Killing Me Reunion. Kalau aku sama Raka (sudah) berteman, terus Onad sama Sansan juga (sudah) berteman. Jadi ya, why not kami berkolaborasi. Basically, kami family sih,” ujar Kevin.

Vokalis Killing Me Reunion, Sansan menambahkan bahwa kolaborasi ini dimulai sejak lama, “2004-an pokoknya kami berdua masih merintis. Ya, dari zaman MySpace lah. Kalau yang gak tau itu zaman belum ada Facebook, Instagram, apalagi Spotify [tertawa]”.  

Onad yang bertindak sebagai pemain bas Kiliing Me Reunion ikut berkomentar, ia memang berkeinginan untuk bikin proyek musik dan kolaborasi yang nyaman dengan teman-teman lamanya.

“Kami tuh penyakitnya suka kerja bareng orang-orang lama. Karena kami udah temenan kali ya, jadi tau sifat jeleknya [tertawa],” ungkap Onad.

Sansan pun mengiyakan, kalau kolaborasi dengan teman lama ini sudah menginjak usia yang ke-20 tahun, “Kami sejak 2004 udah reach out sana-sini, jadi udah kenal dari 20 tahun lalu”.

Sebelum menutup sesi wawancara, mereka membocorkan akan ada rencana membawakan ulang lagu “The Tormented” versi Killing Me Reunion X Vierratale. “Dari kemarin tuh Raka ngomong, ‘Nad, bisa gak sih ‘The Tormented’ itu dibikin kayak Vierratale kayak piano Disney gitu?’,” ujar Onad.

“Bisa dong, tapi itu tergantung Kevin [tertawa],” tutup Sansan.

 

Hari kedua The Sounds Project 2024

Tujuan pertama kami di hari kedua adalah The Sounds Project 7 Stage untuk menonton Ungu dan menemui mereka di balik panggung. Sebelum bertemu dengan band, kami menyaksikan lagu “Cinta Dalam Hati”, “Tercipta Untukmu”, “Seperti Mati Lampu” dibawakan band dan mendapatkan sambutan yang meriah dari para penonton TSP.

Aksi Ungu di The Sounds Project 7 Stage / Dok. Gabriel Steven

 

Kami mendapat kesempatan berbincang dengan gitaris Ungu, Enda. Ia menanggapi tentang penonton TSP yang didominasi oleh Gen-Z sangat menikmati penampilan mereka.

“Itulah hebatnya media sosial. Kami bisa dikenal di mana-mana. Aslinya kan kami bikin lagu dari dulu ya begitu aja, gak ada yang berubah. Cuma permasalahannya kalo kami gak mau upgrade karena semua kan serba digital ya, pasti Gen-Z dan Alpha gak bakal tau kami,” ujar Enda.

Dengan adanya media sosial seperti TikTok, Enda berpendapat ada manfaat yang diperoleh Ungu. “Itulah gunanya media sosial seperti TikTok, mungkin yang tadi nyanyi kenceng pas kami tampil itu Gen-Z yang setiap harinya main TikTok [tertawa],” ungkapnya.

Kegiatan Ungu akhir-akhir ini hanya tampil di panggung-panggung saja, Enda menjelaskan band belum ada rencana untuk melahirkan karya baru, “Tapi untuk single baru itu tergantung dari manajemen kami, maunya mereka gimana. Yang penting kami berlima sehat aja karena udah pada tua [tertawa]”.

Enda Ungu di balik The Sounds Project 7 Stage / Dok. Gabriel Steven

 

Selain itu, Enda juga menjelaskan bahwa penampilan Ungu di manapun tetap sama konsepnya dan mereka belum berencana untuk membuat konser tunggal perayaan band berskala besar. 

“Mau main di panggung besar seperti di festival, mau panggung kecil pun treatment kami sama. Kalau mau tampil di panggung kelurahan tetap sama. Pokoknya kami gak milih-milih manggung. Belum pengen bikin perayaan seperti itu sih karena takut cepet bikin bubar [tertawa],” tutupnya.

Bondan Prakoso menghampiri penonton di barikade Musicverse Stage / Dok. Gabriel Steven

 

Pertama kali tampil di The Sounds Project, Bondan Prakoso mengungkapkan bahwa sambutan dari penonton sangatlah baik, “Crowd-nya dan antusiasme penontonnya asyik banget. Keren The Sounds Project”.

Oktober mendatang, Bondan bersama proyek musik lamanya Bondan & Fade 2 Black akan tampil di salah satu festival musik terbesar di Indonesia. Ia pun mengklarifikasi, mereka tidak bubar. 

“Ini bukan reuni. Jadi di tahun 2013, kami bersama Fade 2 Black memutuskan untuk vakum. Jadi bukan bubar,” ujar Bondan. 

Menurut Bondan, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan project Bondan & Fade 2 Black, “Sudah saatnya untuk aktif kembali dan cukup 11 tahun kami berkelana. Tapi, somehow kami dipersatukan oleh visi dan tujuan yang sama yaitu ingin menyuarakan what’s going on in the world today”.

“Karena banyak hal-hal yang dibicarakan pas kami ketemu lagi tahun lalu. Kami sharing topik-topik yang hangat seperti pemilu, sosial, dan lain sebagainya. Dan kami merasa project Bondan & Fade 2 Black perlu diaktifkan kembali karena menurut gue efektif untuk menyuarakan itu semua,” tambahnya.

Bondan Prakoso di Interview Room TSP 2024 / Dok. Gabriel Steven

 

Setelah adanya pengumuman Bondan & Fade 2 Black kembali, mereka mendapatkan sambutan meriah dari para penggemar yang menantikan. Hal ini langsung direspons oleh Bondan.

“Well, that’s the power of media, brother. You know, festival di Oktober mendatang kan one of the best dengan media di sekitarnya yang juga supporting-nya juga total dan masif ya. Jadi menurut gue, itu berdampak banget,” ungkap Bondan. 

Bondan menginginkan proyek musik ini berjalan seperti biasa, tanpa harus membuat karya musik baru saat ini, “Of course, sebenernya kami pengin slowly but sure. Santai aja dan gak ngegas sikat semua festival, bikin album, bikin single, dan tampil dimana-mana gitu. Tapi, tetap kami memutuskan untuk slowly but sure. Kalau persiapan jelang itu pastinya maksimal lah, pasti.”

Bondi menerbangkan pesawat kertas di sela penampilan Goodnight Electric / Dok. Gabriel Steven

 

Masih di panggung yang sama, setelah berbincang dengan Bondan Prakoso, kami memutuskan untuk menyaksikan aksi Goodnight Electric dari samping panggung. Walaupun hanya beberapa lagu, kami cukup puas karena mereka masih membawakan lagu-lagu lawas seperti “Bedroom Avenue” di daftarnya.

Goodnight Electric beranggotakan Oomleo (synthesizer), Bondi Goodboy (synthesizer, gitar), Henry ‘Batman’ Foundation (vokal, sequencer), Vincent Rompies (bas), Andi Hans (gitar), dan Priscilla (vokal) manggung di TSP untuk kedua kalinya. Hal tersebut diungkapkan Batman di Interview Room.

“Kedua kali, pertama pas TSP awal-awal pas di Kuningan kalau gak salah. Tempatnya lebih proper sekarang ya. Salut sama IP-nya TSP. Gak nyangka bisa segede ini sekarang,” kata Batman.

Selain itu, Batman membagikan cerita bagaimana tantangan band saat ini dalam menggarap materi yang baru. Ia juga membocorkan soal album baru Goodnight Electric yang akan meluncur tahun ini.

“Kami lagi struggling untuk merilis album baru. Struggling di sini diartikan susah nyocokin jadwal karena kami sudah bertambah usia juga. Kalau dulu pas waktu masih umur 20 tahunan kayak Baskara (Hindia), Pamungkas. Itu umur produktifnya gitu. Hopefully, di akhir tahun rilis. Oh iya, bocoran aja. Dua minggu ke depan akan ada single baru dari Goodnight Electric,” tutup Batman. 

Goodnight Electric berpose usai wawancara bersama Pophariini / Dok. Gabriel Steven

 

Hari Ketiga The Sounds Project 2024

Suasana pengunjung sedang mengantre di pintu masuk TSP 2024 / Dok. Gabriel Steven

 

Di artikel ini, kami menyebutkan penampilan perdana Radja wajib untuk ditonton di TSP. Terbukti aksi mereka memukau dengan membawakan lagu-lagu hit lawas yang mengingatkan kami ke tahun 2004 saat album Langkah Baru rilis.

Selain itu, Radja juga mengajak kolaborator seperti Hugo Kasela (putra sulung dari Ian Kasela), Axel Farden (anak dari Moldy), dan Evva (vokalis band Cind3rella) dalam penampilan mereka. 

Penampilan Ian Kasela bersama Radja di The Sounds Project 7 Stage / Dok. Gabriel Steven

 

Usai menyaksikan panggung mereka, kami berbincang dengan gitaris Moldy yang saat itu bersama anaknya di balik panggung. Ia menepati janji bahwa ada sesuatu yang menarik saat band tampil di TSP.

“Sesuai janji, spesial di TSP ini membawa dua pangeran yaitu anaknya Ian (Hugo Kasela) dan anak dari Moldy (Axel Farden) sama adiknya Ian (Evva). Hugo tadi bawakan lagu ‘Cinderella’, Axel bawain ‘Wahai Kau Cinta’, dan Si Cinderella bawain lagu ‘Jujur’,” ujar Moldy.

Radja membawakan total 8 lagu di panggung, walaupun aslinya masih ingin tampil menghibur penonton dengan hit-hit lainnya.

Moldy dan Axel pamit usai wawancara bersama kami / Dok. Gabriel Steven

 

“Disuruh turun sih, padahal masih ada lagu ‘Bulan’ yang belum dibawain tadi [tertawa],” kata Moldy. 

Dalam penampilannya bareng Radja, Axel menyelipkan lagunya sendiri “You Want More” yang dinyanyikan di depan para penonton.

“Lagu ini sudah ada di salah satu radio di Jakarta, bisa kalian request ya,” ujar Axel.

Mengusung genre R&B, Axel mengutarakan sedang sibuk promosi single baru dengan manggung di gigs kecil, bar, dan kafe di Jakarta. Saat ini ia juga sedang mempersiapkan album perdananya.

Setelang Radja, The Sounds Project 7 Stage diisi oleh Wali. Kami pun menanyakan tanggapan Moldy tentang banyaknya band lokal bergenre melayu yang tampil di festival musik.

“Sekarang itu hidup lagi musik-musik yang konvensional. Sekarang orang-orang kayak rindu lagi dengan band-band melayu 2000-an. Kemarin lagu kami ‘Cinderella’ juga ramai di TikTok, seru sih. Terbukti bahwa Gen-Z suka lagu-lagu kami [tertawa],” tutupnya. 

Para pengunjung TSP 2024 mampir di booth Pophariini Store / Dok. Gabriel Steven

 

Selain berkesempatan meliput, Pophariini senang bisa berpartisipasi untuk menghadirkan Pophariini Store di deretan booth TSP 2024.

Alhamdulillah tahun ini bisa berpartisipasi buka booth perdana di The Sounds Project. Orang-orang yang datang ke booth juga beragam dan ternyata banyak juga orang Malaysia yang mampir dan belanja. Semoga kerja sama dengan TSP berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” kata Andin Witama selaku Team Leader Pophariini Store.

 

Booth community berbagai fanbase mejeng di TSP / Dok. Gabriel Steven

 

Akhir kata, kami cukup menikmati semua aspek yang disajikan The Sounds Project 2024. Sampai jumpa di The Sounds Project tahun depan!

 

Penulis
Faiz Adzkia
Anak rantauan dari kota yang disebut oleh band yang bernama, GRIBS. Klaten!
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Menang Rhyme Pays Season 1, Al Smith Langsung Rilis Album BAIT

Setelah keluar sebagai pemenang Rhyme Pays Season 1 pada Agustus lalu, musisi hip hop asal Condet, Jakarta Timur Al Smith langsung tancap gas meluncurkan album penuh perdana dalam tajuk BAIT hari Minggu (08/09) dalam …

Juicebox Asal Depok Kembali Bahas Kehidupan Mahasiswa di Single Home

Band asal Depok bernama Juicebox resmi meluncurkan single anyar dalam tajuk “Home” hari Jumat (16/08). Seperti karya-karya sebelumnya band yang terbentuk dari jurusan FISIP UI ini kembali membahas topik-topik yang berhubungan dengan kehidupan mahasiswa. …