D’MASIV – 8
Setelah album ketujuh, Time yang berani keluar dari zona nyaman, apa yang ditawarkan D’MASIV dalam album terbarunya yang kedelapan, berjudul, 8? Pertanyaan itu muncul saat mendengar Rian dkk. mempromosikan album terbaru milik bandnya yang sudah berumur 21 tahun ini.
Dalam album ketujuh, D’MASIV bereksplorasi di area lagu-lagu pop urban yang groovy dan tidak guitar driven. Bahkan sempat dikritik pendengarnya sebagai album yang gagal. Di album kedelapan ini kita akan mendengar D’Masiv kembali ke warna yang sudah kita kenal sebelumnya. Kali ini dengan pengaruh soft-rock 80/90an dan lagu-lagu balada pilu yang jitu dengan vokal Rian yang sudah jadi jaminan mutu dalam menyanyikan tembang-tembang khas D’MASIV.
Total 15 lagu di album ini yang terbilang banyak untuk ukuran jaman sekarang saat semuanya bermain aman dengan merilis single, album mini ataupun album penuh dengan materi secukupnya agar memenuhi kuota minimal. Pertanyaannya apakah kelima belas lagu memang kuat, ataukah hanya filler belaka?
Kejutannya adalah kelima belas lagu hadir cukup kuat dengan benang merah musik soft-rock 80an dan musik pop ballad khas D’MASIV sehingga menjadi sebuah tema besar utuh. Seperti dalam trek pembuka “Sampai Mati Akan Dikejar” yang memiliki bagian megah dengan distori gitar dan drum menghentak. Juga dalam lagu “Jakarta oh Jakarta” yang panas, serta “Ketika Semuanya Akan Menjadi Sebuah Kenangan”. Ketiga lagu soft rock ini cocok untuk dimainkan dalam stadium atau arena besar.
Sementara lagu pop-ballad 90an juga membanjiri album ini. Beberapa adalah, “Negatif”, “Jalan Ciledug Raya”, “Kapan Kau Kembali”. Dalam dua lagu, “Berpura-Pura” dan “November” bahkan tertinggal sedikit jejak album ketujuh yang groovy. Meskipun “November” sedikit mengingatkan pada lagu kuartet asal Malang, Coldiac, “Heart’s Desire” yang sama-sama mengambil bassline tipis ala musik Jamaika.
Jika mengingat kemunculan D’MASIV dalam trilogi album, Perubahan (2008), Perjalanan (2009) dan Persiapan (2011), yang banyak meniru elemen dari musik-musik indie-rock, indie-pop pada masanya, kali ini di album 8, D’MASIV banyak mengambil elemen musik soft-rock dan pop-ballad era 80/90an seperti Toto, Allan Parson Project, hingga Gin Blossom. Semua itu dilakukan tanpa kehilangan identitas D’MASIV yang sudah terbentuk 21 tahun.
Dengan semua itu saya sebagai pendengar sama sekali tidak keberatan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Sambut Album Perdana, Southeast Rilis Single By My Side
Band R&B asal Tangerang bernama Southeast resmi merilis single dalam tajuk “By My Side” hari Rabu (13/11). Dalam single ini, mereka mengadaptasi musik yang lebih up-beat dibandingkan karya sebelumnya. Southeast beranggotakan Fuad …
Perantaranya Luncurkan Single 1983 sebagai Tanda Cinta untuk Ayah
Setelah merilis single “This Song” pada 2022 lalu, Perantaranya asal Jakarta Utara kembali hadir dengan single baru “1983” (08/11). Kami berkesempatan untuk berbincang mengenai perjalanan terbentuknya band ini hingga kisah yang melatarbelakangi karya terbaru …