D’MASIV – 8

Jun 21, 2024
D'MASIV 8

Setelah album ketujuh, Time yang berani keluar dari zona nyaman, apa yang ditawarkan D’MASIV dalam album terbarunya yang kedelapan, berjudul, 8? Pertanyaan itu muncul saat mendengar Rian dkk. mempromosikan album terbaru milik bandnya yang sudah berumur 21 tahun ini.

Dalam album ketujuh, D’MASIV bereksplorasi di area lagu-lagu pop urban yang groovy dan tidak guitar driven. Bahkan sempat dikritik pendengarnya sebagai album yang gagal. Di album kedelapan ini kita akan mendengar D’Masiv kembali ke warna yang sudah kita kenal sebelumnya. Kali ini dengan pengaruh soft-rock 80/90an dan lagu-lagu balada pilu yang jitu dengan vokal Rian yang sudah jadi jaminan mutu dalam menyanyikan tembang-tembang khas D’MASIV.

Total 15 lagu di album ini yang terbilang banyak untuk ukuran jaman sekarang saat semuanya bermain aman dengan merilis single, album mini ataupun album penuh dengan materi secukupnya agar memenuhi kuota minimal. Pertanyaannya apakah kelima belas lagu memang kuat, ataukah hanya filler belaka?

Kejutannya adalah kelima belas lagu hadir cukup kuat dengan benang merah musik soft-rock 80an dan musik pop ballad khas D’MASIV sehingga menjadi sebuah tema besar utuh. Seperti dalam trek pembuka “Sampai Mati Akan Dikejar” yang memiliki bagian megah dengan distori gitar dan drum menghentak. Juga dalam lagu “Jakarta oh Jakarta” yang panas, serta “Ketika Semuanya Akan Menjadi Sebuah Kenangan”. Ketiga lagu soft rock ini cocok untuk dimainkan dalam stadium atau arena besar.

Sementara lagu pop-ballad 90an juga membanjiri album ini. Beberapa adalah, “Negatif”, “Jalan Ciledug Raya”, “Kapan Kau Kembali”. Dalam dua lagu, “Berpura-Pura” dan “November” bahkan tertinggal sedikit jejak album ketujuh yang groovy.  Meskipun “November” sedikit mengingatkan pada lagu kuartet asal Malang, Coldiac, “Heart’s Desire” yang sama-sama mengambil bassline tipis ala musik Jamaika.

Jika mengingat kemunculan D’MASIV dalam trilogi album, Perubahan (2008), Perjalanan (2009) dan Persiapan (2011), yang banyak meniru elemen dari musik-musik indie-rock, indie-pop pada masanya, kali ini di album 8, D’MASIV  banyak mengambil elemen musik soft-rock dan pop-ballad era 80/90an seperti Toto, Allan Parson Project, hingga Gin Blossom. Semua itu dilakukan tanpa kehilangan identitas D’MASIV yang sudah terbentuk 21 tahun.

Dengan semua itu saya sebagai pendengar sama sekali tidak keberatan.

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

10 Tahun Album Telisik: Danilla Itu Telisik atau Hanya Sebuah Konsep?

Kini, setelah sekian tahun, Danilla berhasil survive. Ia bahkan menjadi ‘ratu indie’ di kalangan pecinta musik arus pinggir, karena album Telisik.

Tiga Generasi Menyambut Reissue Album Badai Pasti Berlalu

Sebelum bicara album OST. Badai Pasti Berlalu (1972) yang fenomenal, barangkali satu generasi penonton televisi di Indonesia pernah punya kedekatan personal dengan original soundtrack (OST) dua film anime. Pertama OST. Samurai X dan OST. …