Down for Life Merilis “Apokaliptika” Beserta Video Liriknya

Unit metal senior asal Solo, Down for Life, baru saja merilis single terbarunya, “Apokaliptika” secara resmi akhir Mei kemarin (31/05). “Apokaliptika” juga menjadi satu lagi single terbaru dari Down for Life yang direncanakan juga akan muncul dalam album keempat mereka, setelah pada akhir 2019 lalu mereka juga merilis single “Mantra Bentala”.
Sama seperti “Mantra Bentala” yang hadir dengan video lirik, “Apokaliptika” juga hadir disertai dengan video lirik garapan Kereta Badja yang diunggah melalui kanal YouTube mereka.
Yang menarik dari single ini adalah, ternyata awalnya “Apokaliptika” sudah beberapa kali dimainkan secara live oleh Down for Life, namun dengan judul yang berbeda, yakni “Dead Shall Rise”. Kami sedikit berbincang dengan sang vokalis, Stephanus Adjie mengenai serba-serbi single ini.
“Lagu ini riff awalnya dibikin oleh Rio Baskara dan berjudul Dead Shall Rise. Sudah beberapa kali dimainkan juga secara live di beberapa panggung. Saat pandemi COVID-19 masuk Indonesia, saya berpikir kalau kayaknya Dead Shall Rise lebih cocok liriknya diganti sesuai dengan keadaan sekarang dan dirubah ke bahasa Indonesia, akhirnya menjadi Apokaliptika. Teman-teman setuju dan saya bersama Adria Sarvianto (produser serta operator dari Apokaliptika) masuk ke studio Dark Tones di pertengahan Maret”, tutur Adjie mengenai alasan pergantian judul single tersebut.
Mengenai proses produksi, musik dari “Apokaliptika” diaransemen oleh Rio Baskara, dibantu oleh Isa Mahendrajati, Muhammad ‘Abdul’ Latief, Ahmad ‘Jojo’ Ashar, dan Mattheus Amadeus Aditirtono. Sementara untuk mixing, Adria Sarvianto yang didapuk untuk menggarapnya juga merangkap sebagai produser bersama Adjie sendiri. Benito Siahaan juga membantu untuk proses masteringnya.
“Apokaliptika prosesnya cukup panjang. Penggarapan dimulai setelah mini album Menantang Langit dirilis pada 2018.”
Rekaman dari cikal-bakal “Apokaliptika”, yakni “Dead Shall Rise” baru dilakukan pada Oktober tahun lalu di Dark Tones Radio milik Blackandje Records di Cijantung, Jakarta Timur. Namun sepertinya yang Adjie sempat sampaikan sebelumnya, pada saat pandemi ini masuk ke Indonesia, dirinya merasa bahwa liriknya dirasa lebih cocok jika disesuaikan dengan keadaan saat ini dan dirubah ke bahasa Indonesia. Setelah semuanya sepakat, mereka kembali masuk studio di pertengahan Maret.
“Cukup seru juga kami ke Cijantung di tengah PSBB. Kami semobil, Adria di depan dan saya di belakang [tertawa], seperti naik taksi online. Sesuai prosedur. Akhirnya, lancar proses rekaman untuk single Apokaliptika.”
Sementara jika berbicara mengenai album terbaru mereka, kabarnya adalah mereka sedang menyiapkan materi walaupun juga sama seperti yang lain, terhambat oleh pandemi.
“Tapi proses rekaman untuk album terhambat, karena kami ada yang di Jakarta, Jogja, dan Solo. Jadi saat ini kami menyiapkan dan mematangkan materi. Iya, proses rekaman terhambat pandemi, tapi proses album tetap jalan, materi yang ada pun sudah 80% dimatangkan”, tutup Adjie.
Single beserta video liri “Apokaliptika” dari Down for Life sudah bisa disaksikan melalui kanal YouTube mereka.

Eksplor konten lain Pophariini
Proyek Musik Danilla, I Talk Too Much When I’m Drunk Rilis Single Perdana Front Door
Proyek musik elektronik asal Jakarta yang menamakan diri mereka, I Talk Too Much When I’m Drunk (ITTMWID) resmi merilis single perdana bertajuk “Front Door” melalui label Laguland sebagai naungan. Cukup serius, proyek ini langsung …
Flag Of Hate Hadirkan Lagu Romantis Bernuansa Gothic Metal
Unit gothic metal asal Tangerang Selatan, Flag Of Hate resmi merilis single terbaru bertajuk “Secret of the Ancient” hari Senin (30/07). Ini merupakan single bertema romantis, yang tetap mempertahankan atmosfer gelap ala musik gothic …