Down for Life Merilis “Apokaliptika” Beserta Video Liriknya

Jun 2, 2020

Unit metal senior asal Solo, Down for Life, baru saja merilis single terbarunya, “Apokaliptika” secara resmi akhir Mei kemarin (31/05).  “Apokaliptika” juga menjadi satu lagi single terbaru dari Down for Life yang direncanakan juga akan muncul dalam album keempat mereka, setelah pada akhir 2019 lalu mereka juga merilis single “Mantra Bentala”.

Sama seperti “Mantra Bentala” yang hadir dengan video lirik, “Apokaliptika” juga hadir disertai dengan video lirik garapan Kereta Badja yang diunggah melalui kanal YouTube mereka.

Yang menarik dari single ini adalah, ternyata awalnya “Apokaliptika” sudah beberapa kali dimainkan secara live oleh Down for Life, namun dengan judul yang berbeda, yakni “Dead Shall Rise”. Kami sedikit berbincang dengan sang vokalis, Stephanus Adjie mengenai serba-serbi single ini.

“Lagu ini riff awalnya dibikin oleh Rio Baskara dan berjudul Dead Shall Rise. Sudah beberapa kali dimainkan juga secara live di beberapa panggung. Saat pandemi COVID-19 masuk Indonesia, saya berpikir kalau kayaknya Dead Shall Rise lebih cocok liriknya diganti sesuai dengan keadaan sekarang dan dirubah ke bahasa Indonesia, akhirnya menjadi Apokaliptika. Teman-teman setuju dan saya bersama Adria Sarvianto (produser serta operator dari Apokaliptika) masuk ke studio Dark Tones di pertengahan Maret”, tutur Adjie mengenai alasan pergantian judul single tersebut.

Mengenai proses produksi, musik dari “Apokaliptika” diaransemen oleh Rio Baskara, dibantu oleh Isa Mahendrajati, Muhammad ‘Abdul’ Latief, Ahmad ‘Jojo’ Ashar, dan Mattheus Amadeus Aditirtono. Sementara untuk mixing, Adria Sarvianto yang didapuk untuk menggarapnya juga merangkap sebagai produser bersama Adjie sendiri. Benito Siahaan juga membantu untuk proses masteringnya.

“Apokaliptika prosesnya cukup panjang. Penggarapan dimulai setelah mini album Menantang Langit dirilis pada 2018.” 

Rekaman dari cikal-bakal “Apokaliptika”, yakni “Dead Shall Rise” baru dilakukan pada Oktober tahun lalu di Dark Tones Radio milik Blackandje Records di Cijantung, Jakarta Timur. Namun sepertinya yang Adjie sempat sampaikan sebelumnya, pada saat pandemi ini masuk ke Indonesia, dirinya merasa bahwa liriknya dirasa lebih cocok jika disesuaikan dengan keadaan saat ini dan dirubah ke bahasa Indonesia. Setelah semuanya sepakat, mereka kembali masuk studio di pertengahan Maret.

“Cukup seru juga kami ke Cijantung di tengah PSBB. Kami semobil, Adria di depan dan saya di belakang [tertawa], seperti naik taksi online. Sesuai prosedur. Akhirnya, lancar proses rekaman untuk single Apokaliptika.”

Sementara jika berbicara mengenai album terbaru mereka, kabarnya adalah mereka sedang menyiapkan materi walaupun juga sama seperti yang lain, terhambat oleh pandemi.

“Tapi proses rekaman untuk album terhambat, karena kami ada yang di Jakarta, Jogja, dan Solo. Jadi saat ini kami menyiapkan dan mematangkan materi. Iya, proses rekaman terhambat pandemi, tapi proses album tetap jalan, materi yang ada pun sudah 80% dimatangkan”, tutup Adjie.

Single beserta video liri “Apokaliptika” dari Down for Life sudah bisa disaksikan melalui kanal YouTube mereka.

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …