Di dunia yang makin berisik, kadang yang kita butuh cuma lagu yang bisa diajak duduk bareng, yang enggak ngegas, enggak cerewet, tapi tetap bisa nemenin. “Keluh”, trek fokus album Dreane adalah jenis lagu yang begitu. Ia tenang, tapi terasa. Enggak mendesak buat didengar, tapi kalau sudah diputar, susah buat enggak merasa.

Dreane, duo asal Jakarta yang dihuni Andri Ju dan Rani Rara. Mereka baru saja merilis album penuh perdana self-titled. Album yang berisi 13 lagu ini bukan sekadar kumpulan lagu. Ia terasa seperti catatan hati tentang kehilangan, menerima kenyataan, dan menyusun diri kembali tanpa harus utuh.

Lagu “Keluh” fokus treknya menjadi bahasa Indonesia pertama yang diciptakan Dreane. Liriknya soal rindu, rasa lelah, dan pengakuan yang belum sempat diucap. Tapi bukan dalam bentuk ratapan panjang atau tangisan yang meledak. Lagu ini lebih menggambarkan rasa lelah dan keinginan untuk rehat. Dan itu berhasil mereka sampaikan dengan cara yang paling lembut.

Aransemennya yang tipis namun cukup, dan suaranya yang mengalun pelan namun menusuk membuat lagu ini dramatis tanpa dibuat-buat.

Selain “Keluh”, ada juga lagu-lagu seperti “Fragile”, “Like Before”, dan “Semestinya” yang jadi bagian dari cerita utuh album ini. Album Dreane terkesan seperti bukan kumpulan lagu yang ditujukan untuk viral, namun untuk memeluk siapa pun yang kepalanya sedang berisik, tapi enggak bisa cerita ke siapa-siapa.

Semua lagu ditulis dan digarap berdua, Andri Ju sebagai arranger dan komposer, kemudian Rani Rara sebagai penulis lirik dan komposer. Mereka juga memproduseri sendiri album ini. Jadi bisa dibilang, Dreane karya yang mereka bangun dari awal sampai akhir dengan warna yang sangat mereka.

Dreane enggak berusaha untuk jadi yang paling viral atau paling catchy. Musik mereka yang sangat merangkul, membuat audiens turut merasakan ketulusan dalam tiap liriknya. Jadi kalau kamu lagi cari lagu yang bisa menenangkan kepala saat sedang penat, mungkin album ini jawabannya.