Dreane – Take Me (EP)
Dreane, duo pasutri asal NTB yang kini menetap di Jakarta ini berhasil membuat penasaran dengan album mini (EP) keduanya, Take Me yang dirilis di akhir bulan Januari 2023. Sebelumnya Dreane merilis EP pertamanya, Restless (2023) yang berisi lima lagu. Setelahnya mereka merilis lima singel terpisah sepanjang tahun 2023 dan tidak disertakan ke dalam EP barunya ini.
Rasa penasaran memuncak karena bagi para pendengar musik konvensional (saya salah satunya), sangat berharap untuk bisa menyimak karya mereka secara utuh. Bagaimana eksplorasi musik dan tema besar musik mereka dalam kerangka album penuh berdurasi 40-80 menit. Karena mau bagaimanapun merilis album penuh berarti menceburkan diri lebih dalam ke industri musik. Kalau beruntung bonusnya akan masuk ke dalam ajang penghargaan musik bergengsi. Untuk bersandang dan bersaing dengan album lain.
Sedikit info, Dreane kemarin memenangkan penghargaan bergengsi pertamanya yaitu, Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards ke-26 di pengujung 2023 sebagai Duo/Grup/Kolaborasi R&B Kontemporer Terbaik untuk single, “Too Far”. Penghargaan ini mengejutkan bagi Dreane yang sebelumnya dikenal dari meng cover lagu-lagu orang di media sosial ini. Agaknya buat mereka bermusik memang sebegitu mengalirnya. Semengalir lagu-lagunya di EP Take Me ini yang berjumlah hanya tiga lagu.
Dibuka dengan lagu yang berjudul sama dengan judul EP nya, “Take Me”, musik synth pop dengan beat drum funk, bas synth yang aduhai dengan vokal yang mengalun tenang. Lalu tampil berkedok musik bossanova di lagu berikutnya, “Dont You Dare Hesitate”. Lagi-lagi formula musik bertempo medium, dengan ketukan yang joget-able, serta bebunyian synthesizer dengan vokal Rani Rara yang manis. Ditutup dengan “Fermentare” yang menipu, karena ternyata lagu instrumental berdurasi satu menitan.
Permasalahan terbesar Dreane adalah dengan tempo dan ketukan serta penggunaan instrumentasi yang sama, mereka berpotensi terperangkap dalam musik yang di situ-situ saja dan monoton. Meski sejauh saya menyimak telinga ini sangat tidak keberatan mendengarkan keduapuluh sekian lagu-lagunya secara terus menerus.
Namun kalau membandingkan dengan White Chorus yang spektrum musik elektronik pop nya lebih agresif, lebar dan telah merilis dua album, serta menjadi nama yang tengah diperbincangkan sebagai pendatang baru, Dreane terasa sedikit lebih berbeda, kalau tidak banyak celah ketinggalan.
Jadi setelah merilis dua puluh sekian lagu di DSP, ada baiknya Dreane punya formula berbeda untuk album penuhnya. Dari situ akan bisa melihat apakah Dreane bisa keluar dari perangkap menjadi monoton, atau mereka memang hanya ingin mengalir begitu saja.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers
Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …
Parade Hujan Kolaborasi dengan Monita Tahalea Rilis Single Kehadiran
Setelah merilis single “Maka Diturunkanlah Hujan” bersama Adrian Yunan, Parade Hujan menggaet Monita Tahalea sebagai kolaborator untuk single berjudul “Kehadiran”. Lagu ini menjadi tonggak penting bagi grup yang sedang merampungkan album penuh mereka. …