Dried Cassava – Cease, See, Seize

Di album ketiga, Cease, See, Seize ini, Dried Cassava muncul lebih laidback dan joget-able. Tapi, album guitar-driven ekstra funky dengan hook catchy ini sayangnya seperti ragu-ragu berlirik bahasa Indonesia.
Track pertama jelas mengecoh saya, karena mereka terdengar sangat menarik dalam lagu berbahasa Indonesia satu-satunya, “Sorai”. Terdengar berbeda dan tidak mengingatkan kepada siapapun. Namun, dalam semua lagu berikutnya yang berbahasa Inggris, Dried Cassava terdengar seperti band-band pop-urban lokal berlirik bahasa Inggris dengan musik keren seperti Elephant Kind, Ikkubaru, dan Coldiac.
Tapi terlepas dari keraguan berlirik bahasa Indonesia itu musik Dried Cassava menunjukkan perkembangan signifikan dari dua album sebelumnya, Mind Thieves (2011) dan Sensitive Explosive (2014).
Menarik bagaimana dalam album ini komposisi dominan bass, gitar, drums bisa saling bersahutan rumit namun tetap terdengar ringan dan ngepop.
Sebelumnya, Dried Cassava terdengar lebih bluesy dengan energi berlebih dalam komposisi musik riuh yang cenderung tertebak. Dalam Cease, See, Seize semua itu binasa dan muncul lebih laidback dan joget-able. Musik bluesy dengan energi berlebih sebelumnya berganti ekspresi yang lebih tenang dan bersahaja, namun lebih menggelitik telinga dan menggoyang badan.
Raungan distorsi dengan bas dan drum bising hilang. Berganti riff gitar funky bersahutan yang rapih. Bas dan drum juga menunjukkan kerja sama yang sangat baik dengan menghasilkan ritem yang mengunci dan sangat padat. Menarik bagaimana dalam album ini komposisi dominan bas, gitar, drum bisa saling bersahutan rumit. namun tetap terdengar ringan dan ngepop.
Vokalis Baskoro yang menjadi highlight album ini. Meliuk nyaman naik-turun dengan notasi vokal tidak tertebak tapi berpadu padan dengan musik yang laidback dan joget-able.
Yang juga harus diberi sorotan adalah vokalis Baskoro yang menjadi highlight album ini. Meliuk nyaman naik-turun dengan notasi vokal tidak tertebak, tapi berpadu padan dengan musik yang laidback dan joget-able.
Dengan tidak mengecilkan porsi lagu lainnya, lagu yang langsung menjadi favorit adalah “Sorai”, “Calma”, “Wonders”, “Sera” dan “Phases”. Sementara beberapa momen seru album ini adalah 40 detik pembuka “Calma” yang joget-able, chorus “Wonders” yang catchy, jeda tengah lagu “Sera” saat kedua gitar bersahutan bermain melodi funky dan jamming dengan instrumen perkusi di belakangnya. Juga ketika tensi diturunkan dengan “Holiday” yang mellow, tapi masih joget-able, dan tensi dinaikkan lagi dengan ”Phases” yang semi-disko.
Dari semua itu album ketiga Dried Cassava ini jelas berpotensi menjadi salah satu album terbaik tahun ini. Jika nanti tidak terbukti, paling tidak Cease, See, Seize ini sudah menjadi salah satu album favorit saya di kuartal pertama 2023 ini.

Eksplor konten lain Pophariini
Andien Rilis Single Baru Bahagia di Ujung Jalan (New Buzz in Life)
Setelah menjadi kolaborator Adikara dalam single “Rindu” tahun lalu, Andien kembali menghadirkan single baru “Bahagia di Ujung Jalan (New Buzz in Life)” hari Jumat (02/05) hasil kolaborasi dengan Volkswagen Indonesia. Kampanye ini …
Isyana Sarasvati Luncurkan Single Hari Ini di Usia Baru
Setelah berkolaborasi dengan Marty Friedman untuk membawakan ulang single “my Mystery” yang rilis November 2024, Isyana Sarasvati kembali dengan perluncuran karya terbaru bertajuk “Hari Ini”. Single “Hari Ini” adalah era baru menyambut …