Dried Cassava – Cease, See, Seize

Mar 31, 2023

Di album ketiga, Cease, See, Seize ini, Dried Cassava muncul lebih laidback dan joget-able. Tapi, album guitar-driven ekstra funky dengan hook catchy ini sayangnya seperti ragu-ragu berlirik bahasa Indonesia. 

Track pertama jelas mengecoh saya, karena mereka terdengar sangat menarik dalam lagu berbahasa Indonesia satu-satunya, “Sorai”. Terdengar berbeda dan tidak mengingatkan kepada siapapun. Namun, dalam semua lagu berikutnya yang berbahasa Inggris, Dried Cassava terdengar seperti band-band pop-urban lokal berlirik bahasa Inggris dengan musik keren seperti Elephant Kind, Ikkubaru, dan Coldiac. 

Tapi terlepas dari keraguan berlirik bahasa Indonesia itu musik Dried Cassava menunjukkan perkembangan signifikan dari dua album sebelumnya, Mind Thieves (2011) dan Sensitive Explosive (2014)

Menarik bagaimana dalam album ini komposisi dominan bass, gitar, drums bisa saling bersahutan rumit namun tetap terdengar ringan dan ngepop.

Sebelumnya, Dried Cassava terdengar lebih bluesy dengan energi berlebih dalam komposisi musik riuh yang cenderung tertebak. Dalam Cease, See, Seize semua itu binasa dan muncul lebih laidback dan joget-able. Musik bluesy dengan energi berlebih sebelumnya berganti ekspresi yang lebih tenang dan bersahaja, namun lebih menggelitik telinga dan menggoyang badan.

Raungan distorsi dengan bas dan drum bising hilang. Berganti riff gitar funky bersahutan yang rapih. Bas dan drum juga menunjukkan kerja sama yang sangat baik dengan menghasilkan ritem yang mengunci dan sangat padat. Menarik bagaimana dalam album ini komposisi dominan bas, gitar, drum bisa saling bersahutan rumit. namun tetap terdengar ringan dan ngepop. 

Vokalis Baskoro yang menjadi highlight album ini. Meliuk nyaman naik-turun dengan notasi vokal tidak tertebak tapi berpadu padan dengan musik yang laidback dan joget-able.

Yang juga harus diberi sorotan adalah vokalis Baskoro yang menjadi highlight album ini. Meliuk nyaman naik-turun dengan notasi vokal tidak tertebak, tapi berpadu padan dengan musik yang laidback dan joget-able.

Dengan tidak mengecilkan porsi lagu lainnya, lagu yang langsung menjadi favorit adalah “Sorai”, “Calma”, “Wonders”, “Sera” dan “Phases”. Sementara beberapa momen seru album ini adalah 40 detik pembuka “Calma” yang joget-able, chorus “Wonders” yang catchy, jeda tengah lagu “Sera” saat kedua gitar bersahutan bermain melodi funky dan jamming dengan instrumen perkusi di belakangnya. Juga ketika tensi diturunkan dengan “Holiday” yang mellow, tapi masih joget-able, dan tensi dinaikkan lagi dengan ”Phases” yang semi-disko. 

Dari semua itu album ketiga Dried Cassava ini jelas berpotensi menjadi salah satu album terbaik tahun ini. Jika nanti tidak terbukti, paling tidak Cease, See, Seize ini sudah menjadi salah satu album favorit saya di kuartal pertama 2023 ini.

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Petualangan Imajinatif The Superego Lewat Single Vespa Tua

Band indie rock asal Lampung yang bermusik dengan nama The Superego resmi hadirkan karya anyar berupa single dengan tajuk “Vespa Tua” hari Jumat (19/07). Lagu ini mengambil inspirasi dari perjalanan Fuad sang vokalis saat …

Nether Asal Medan Meluncurkan Maxi-Single Anyar Bertajuk Metastasis

Setelah mengawali tahun 2024 dengan album mini berjudul Echoing Wave, band dreamgaze asal Medan, Nether melanjutkan perjalanan dengan merilis maxi-single berisi 2 lagu dalam tajuk Metastasis hari Selasa (09/07). Nether beranggotakan Ais Marciano (drum), …