Dub Rasa Psikedelik ala High Therapy

Dec 26, 2018

Kalau ada lagu yang terus menerus mengisi rotasi lagu sepanjang Rabu (26/12) paska libur Natal ini, maka itu adalah lagu “Bend Down” nya High Therapy featuring Agustin Oendari. Sebuah lagu dub ringan yang mengawang-awang, membuat ruangan kerja serasa lantai dansa yang temaram.

Ada pepatah musisi membutuhkan setidaknya hanya butuh satu lagu yang berpengaruh atau mengubah dirinya menjadi populer. Kita bisa lihat dari lagu-lagu terbaik yang pernah diciptakan, seperti “Di Sayidan”, “Cinta Melulu” sampai “Bebas”, maka “Bend Down” buat perjalanan karier High Therapy bisa jadi lagu tersebut. Ya setidaknya jika tidak bisa populer, paling tidak membuat saya dan redaksi kami terpengaruh untuk joget reggae.

Sebagai sebuah unit musik dub, nama High Therapy – menurut kami – memang tak terlalu terlihat di radar. Padahal mereka bisa saja mencuri momen ketika Dub Youth tengah vakum. Berbasis di Tangerang, High Teraphy adalah unit yang dibentuk Harajadit sebagai produser musik dan Barirul sebagai penulis lagu. Kami sih belum pernah menonton duo ini di atas panggung, namun menurut pengakuan mereka, mereka kerap memainkan bass dan drumset ketika di atas panggung. Duo ini memang dirancang menjadi unit instrumentalist, sebuah paket pertunjukan menarik sih jika ditonton.

Tangerang dub club: High Theraphy / dok. instagram

Ngobrolin musik, reggae dan dub menjadi dasar musik mereka, namun seiring berjalan waktu, mereka bertransformasi menjadi bentuk-bentuk lain yang justru lebih menarik, ada banyak eksperimental dan psikedelia masuk di sana.

High Therapy sendiri sudah punya 5 rekaman, diantaranya 2 track kolaborasi dengan Tuan Tigabelas, “I’m Free” dan “School of Hard Knock”. Tiga single lainnya adalah “Sin Nation”, “Confusion” dan “WestWew”. Namun maaf nih, setelah kami dengar semuanya kok tetap tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan single “Bend Down” ini.

sampul single Bend Down

Berdurasi empat menit didengar di Spotify dan streaming musik lainnya, “Bend Down” adalah wujud kritik mereka kepada siapapun yang sudah besar namun lupa melihat ke bawah, melihat daripada mereka berasal. Menampilkan suara indah Austin Oendari, biduan pelantun single “Selamat Pagi, Malam” dan “Nyatanya Sementara” (soundtrack Galih dan Ratna) yang membuat siapa saja terkejut dan terpincut, kami doakan saja lagu ini akan masuk dalam debut album mereka yang dirilis Maret 2019 nanti.

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …