Ear Sun – Urbanisme

• Jan 26, 2024

Ear Sun, lebih akrab disapa Coach Ican adalah enterpreneur dan business coach. Pengusaha yang gemar bernyanyi ini merilis album mini kedua, Urbanisme di bulan lalu, alias di penghujung 2023. Melengkapi EP pertamanya, Sampai Nanti (2022).

Ear Sun adalah moniker dari nama aslinya yaitu Muhammad Irsan. Di era 90 atau 2000an pemakaian bahasa Inggris untuk meng upgrade nama sendiri agar terdengar lebih cool lumrah terjadi. Seperti Eki (Humania) menjadi EQ atau Abdi (Slank) menjadi Abdee. Ini bisa dua arti, Ear Sun ingin mempopulerkan lagi penggunaan diksi itu di jaman sekarang, ataukah ia masih berada di era tersebut.

Di sampul albumnya dirinya terlihat berpose memegang topeng, bak dalam lukisan-lukisan era renaisans. Berlatar belakang perkotaan kala malam dengan visual bulan yang mendominasi. Tidak yakin apa pesannya, kedua hal itu awalnya cukup membentengi saya untuk menyimak karyanya lebih jauh.

Tapi ternyata lagu-lagunya lebih menarik dari kesan pertama itu. Sulit untuk tidak mengingat penyanyi Tulus saat selintas mendengar EP ini. Musik pop jazz dibalut musik joget-able. Sentuhan akustik terasa gurih di antara instrumen elektrik. Pemilihan judul lagu pun serupa. Plus pemakaian judul yang kurang lazim dalam lagu pop seperti, “Hantu”, “Romansa Kiwari”, “Waktu Sendiri”, “Tersesat” dan “Terserah“.

Tapi racun musik pop Ear Sun, Urbanisme ini bekerja dengan baik. Tidak mengherankan bila menelisik daftar musisi tambahan yang terlibat di sini. Pertama tentunya adalah musisi perempuan Kinar Sekar sebagai penulis lagu, produser serta pemain kibor. Lalu nama besar seperti Rhesa Aditya (Endah N Rhesa) pada bas, drummer David Halim (Littlefingers) dan Sirhan Bahausan (Laid This Nite), Jordy Waelauruw pada trumpet, Kuba Skowronski pada saksofon, serta Kamga Mo sebagai pengarah vokal. Semua musisi berkaliber ini bersinergi mengoptimalkan musik pop jazz dalam Urbanisme ini dalam dosis racun yang teramat akut.

Kabarnya Ear Sun tengah menyiapkan album penuh perdana. Namun siapkah ia dalam gelanggang para penyanyi pria saat ini? Dan apa kelebihannya dibanding penyanyi lain? Terlebih di era penyanyi yang menulis lagunya sendiri seperti Tulus, Pamungkas, Teddy Adhitya, Bilal Indrajaya dan masih banyak lagi. Karena dalam dua EP, Ear Sun tidak menulis lagunya sendiri.

Lalu apakah Ear Sun otomatis masuk ke dalam jejeran para penyanyi pop niaga pria papan atas yang tidak menulis lagunya sendiri? Sayangnya kualitas vokalnya belum bisa disandingkan dengan mereka.

Yang jelas EP Ear Sun, Urbanisme yang bermusikalitas tinggi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski Ear Sun harus berada di bawah bayang-bayang sang penulis lagu dan produser. Karena justru sosok Kinar Sekar yang bersinar lebih mentereng di EP ini.

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024

Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal …