Menyiasati Ruang Alternatif sebagai Venue di Kota Medan

• Jul 10, 2025

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, intensitas pertunjukan musik di Kota Medan dan sekitarnya cukup tinggi. Satu minggu satu acara, terkadang lebih, mulai dari skala underground sampai festival.

Saya sendiri cukup sering berkunjung ke berbagai acara musik tadi, terkadang sebagai penonton, atau sekedar menemani band yang saya manajerin manggung. Sekalian survei venue juga untuk kebutuhan menggelar acara sendiri.

Beberapa venue baru pun bermunculuan seiring dengan maraknya gigs tadi, berbagai komunitas, kolektif, dan event organizer terus bersiasat mencari ruang alternatif yang bisa digunakan sebagai venue untuk menggelar acara/gigs.

Selain itu, ada juga fenomena menarik, belakangan ini ada tren dari mahasiswa yang mendapat tugas dari kampus untuk bikin acara, dan salah satu isi acaranya seringkali adalah panggung musik yang menampilkan band-band lokal. 

Berikut ini adalah beberapa venue yang kerap dijadikan tempat untuk menggelar acara/gigs di Kota Medan dan sekitarnya dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

 

Kafka Space

dok. @ucupneon

Kafka Space adalah sebuah kafe yang terletak di dalam area gedung Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan atau YPPIA Medan (lembaga kursus Bahasa Inggris).

Saat ini Kafka adalah venue yang paling sering digunakan untuk menggelar acara/gigs di Medan. Lokasinya cukup strategis (daerah Setiabudi), harga sewanya tidak terlalu mahal, dan pengelola tempat yang kooperatif mungkin jadi faktor utama mengapa banyak pihak yang menggelar acara di Kafka. 

Areanya luas, ada indoor dan outdoor, pilihan spot yang bisa dijadikan panggung juga banyak, mulai dari area parkir, aula, halaman, lapangan badminton, sampai perpustakaan. Beragam konsep acara pun pernah digelar di Kafka, gigs kolektif, showcase, intimate show, festival, acara diskusi, acara motor, pameran seni, dan sebagainya. Kehadiran Kafka jelas sangat membantu skena di Medan yang sangat bervariasi.

 

Seis Café & Public Space

dok. @arfandhika

Seis Café terletak di Jalan Sei Silau, masih di daerah Setiabudi juga, tidak terlalu jauh dari lokasi Kafka. Belakangan ini, Seis kerap dijadikan venue untuk aktivasi dari sebuah brand, mulai dari sharing session, hingga gigs. Konsep taman terbuka di area outdoor-nya yang selalu dijadikan spot untuk panggung menjadi pembeda bagi Seis dibandingkan venue yang lain.

 

Degil House

dok. @valleryyss

Masih di Jalan Sei Silau, maju sedikit sekitar 1 kilometer dari Seis, maka kita akan menemukan sebuah rumah yang menjadi markas anak-anak Degil. Di sana ada perpustakaan, studio rekaman, ruang kreatif, dan juga kafe. Meskipun tempatnya kecil, namun semangat Degil untuk terus mengupayakan berbagai kegiatan dan acara tidak pernah berkurang. Selain bikin acara yang berkaitan dengan musik, Degil juga terbuka untuk kegiatan di ruang lingkup sastra, dan film. Terkadang Degil juga bikin acara diskusi, sharing session, workshop, dan sebagainya. Biasanya acara di Degil dikerjakan sendiri oleh anak-anak Degil, namun mereka juga terbuka apabila ada pihak luar yang mau bikin acara di sana.

 

Dimigo Resto & Space 

dok. @abirsiddiqq

Mundur sedikit dari daerah Setiabudi, kita sampai di Jalan Ring Road di mana ada sebuah tempat bernama Dimigo. Area yang luas, ada indoor dan outdoor membuat Dimigo sering digunakan sebagai venue untuk berbagai macam acara. Area indoor biasanya lebih sering digunakan untuk menggelar gigs di Dimigo. Salah satu keunggulannya kalau bikin gigs di Dimigo sudah tersedia panggung, sound system, lighting, dan juga visual backdrop yang tentu sangat membantu produksi acara.

 

Posbloc Medan

dok. @depni_

Dari Jalan Ring Road kita meluncur ke pusat kota, tepat di titik 0 Kota Medan ada gedung kantor pos lama yang sekarang sudah beralih fungsi menjadi Posbloc Medan. Sebuah public space yang diisi oleh berbagai jenis tenant ini sering juga dijadikan pilihan venue untuk menggelar berbagai macam acara, mulai dari skala komunitas hingga korporat. Posbloc Medan juga memiliki beberapa area yang bisa dipilih untuk spot panggung, ada area indoor dan outdoor, bisa di taman, atau di dalam hall.

 

Tengah Medan

dok. @sojourner

Berjalan sedikit ke arah Jalan Irian Barat, ada Tengah Medan, konsepnya public space juga dengan berbagai macam tenant yang mengisi area. Beberapa kali pernah bikin acara musik di panggung terbukanya. Belakangan ini, sejak ruangan yang dulunya diisi oleh minimarket sudah tidak lagi aktif, mulai banyak organizer yang bikin acara di ruangan tersebut. Bentuknya indoor, ambience-nya oke, dan cukup luas, mulai dari pameran hingga gigs kini sering digelar di sini.

 

SeRuang Kitchen & Beverage

dok. @tigaaempat_

Sekarang kita geser ke Jl. Sisingamangaraja, Seruang, sebuah kafe yang juga sering dijadikan venue untuk bikin gigs. Lokasinya strategis, di pinggir jalan besar. Tempatnya juga cukup luas untuk dijadikan venue gigs. Areanya indoor, dan sudah ada panggung di dalamnya. Saya punya pengalaman lucu waktu bikin acara di Seruang, saat sedang loading barang untuk kebutuhan acara, mobil pick up yang parkir di depan jalan, terkena tilang oleh mobil Dishub yang kebetulan saat itu sedang razia.

 

Fun Moto Dyno

dok. @raflihidayatz

Terakhir, lokasi venue yang paling jauh karena sudah melewati perbatasan Kota Medan dan masuk area Deli Serdang. Ada Fun Moto Dyno, yang menurut saya adalah venue yang paling proper karena sudah dilengkapi dengan panggung, lighting, sound, sampai LED screen. Umurnya masih baru, namun sudah beberapa kali digunakan untuk menggelar gigs.

Tren yang tengah terjadi saat ini adalah memanfaatkan area yang tersedia di kafe, coffee shop, atau public space sebagai venue untuk menggelar gigs. Selain itu, ada juga beberapa venue di luar dari kategori tadi yang pernah juga digunakan untuk bikin gigs, mulai dari lapak tuak seperti Lapo No Name, dan Artia 19 atau bar/club seperti High5, dan Kingdom. Area skatepark juga sesekali pernah digunakan sebagai venue untuk bikin gigs.

Ruang alternatif yang kemudian dijadikan venue untuk menggelar gigs terus bermunculan, beberapa di antaranya adalah Conical Creative Circle, Serayu Café & Space, dan beberapa coffee shop/café lain juga mulai tergerak untuk bikin acara musik baik itu berbentuk full band, akustik, atau sekadar DJ set.

Munculnya ruang alternatif ini tentu disebabkan oleh banyak faktor, yang paling utama tentu saja karena memang minimnya venue yang tersedia dan mudah diakses. Peran pemerintah juga nyaris tidak ada perihal ruang alternatif yang bisa digunakan sebagai venue.

Tetapi, selama kolektif, komunitas, gig organizer masih ada, maka ruang alternatif juga akan terus ada. Tugas kita bersama untuk menjaga dan tidak merusaknya.



Penulis
Fandi Abdullah
Mulai ikut meramaikan skena musik di Medan sejak tahun 2008, sempat menulis zine, jadi gig organizer, bikin kompilasi, sampai akhirnya vakum. Saat ini ikut kembali meramaikan skena musik di Medan dengan membantu band Vintage Glasses, dan Beetleflux | IG: @fandiabdullah
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Ulasan Album Komunal Nostalgia: Curahan Hati Para Raja Metal

Sebagai orang yang hanya menyukai album mini Komando Badai Api dari sisi artwork sampulnya saja, kehadiran album terbaru mereka, Nostalgia jadi harapan untuk mengembalikan apresiasi saya kepada musik band heavy metal kawakan ini. Citra …

Adira Kania Rilis Single Perdana Karena Cinta

Kabar menarik datang dari seorang pengacara muda yang baru saja memulai karier sebagai penyanyi, Adira Kania. Ia merilis single perdana bertajuk “Karena Cinta” akhir Juni lalu (29/06).     Dari siaran pers yang kami …