Eksplorasi Bleach di Single Teranyarnya, “Treat The Disease”

Melanjutkan EP debut mereka di penghujung tahun lalu, Self-titled, unit hardcore anyar asal Bandung, Bleach kembali meneruskan perjalanannya. Hari Jumat (10/09) lalu, Bleach resmi menghadirkan single teranyarnya yang bertajuk “Treat The Disease”.
View this post on Instagram
Setelah menyampaikan cerita-cerita personal dalam tiga nomor di EP debutnya, kali ini sang kwintet membawa cerita permasalahan seputar kehidupan sosial modern yang masih saja terjadi, mulai dari rasisme hingga seksisme. ‘Muak’, adalah kata yang mereka pakai untuk menggambarkan keseluruhan cerita dari “Treat The Disease”.
“Kami menyuarakan kebencian kepada rasisme, seksisme dan pelecehan kepada orang lain lewat lagu ini. Melihat bagaimana orang-orang dengan entengnya mengejek atau saling membunuh karena perbedaan dan omong kosong yang membuat mereka merasa paling kuat di dunia ini. Tentu kami tidak bisa setuju dengan itu, kami menolaknya. Kami ingin dunia yang damai. Maka dari itu, lahirlah lagu ini”, tutur Bleach melalui rilisan persnya.
Jika tiga nomor dari EP Self-titled dimaksudkan sebagai penanda awal perjalanan, maka “Treat The Disease” bisa dibilang sebagai sebuah langkah lanjutan yang penuh dengan kejutan eksplorasi bermusik. Masih dalam koridor utama hardcore yang dipadukan dengan nuansa dari grunge, heavy metal hingga hip-hop yang hadir bergantian di beberapa bagian single ini.
Baru-baru ini, selain dengan sebuah single anyar, Bleach juga mengumumkan bahwa mereka akan merilis kembali EP Self-titled dalam format cakram padat, menyusul format kaset pita yang sudah hadir terlebih dahulu. Mereka dibantu oleh label rekaman Samstrong Records dalam penggarapannya.
“Treat The Disease”, single teranyar dari Bleach sudah bisa didengarkan di berbagai platform.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
6 Album Indonesia dengan Bas Terlegit Favorit Ginda Bestari
Pada Jumat (14/02), kami menghadiri D’Addario Event Launch di Mall of Indonesia, Jakarta Utara. Acara tersebut dimeriahkan oleh sederet gitaris dan bassist ternama Indonesia. Salah satu yang namanya tak asing lagi adalah Ginda Bestari. …
Wawancara Eksklusif Teenage Death Star: Mengajak 12 Musisi ke Taman Bermain Thunder Boarding School
Teenage Death Star rilis album! Rasanya kalimat itu sendiri sudah jadi berita yang menarik bagi para pegiat musik lokal. Pasalnya, band ini hanya memiliki satu album penuh bertajuk Longway to Nowhere sejak terbentuk tahun …