FNF, Nongkrong Sore Bersama Pepeng NAIF dan Ipang Lazuardi
Di era serba digital saat ini, dimana semuanya serba cepat dan serba instan, tentunya semua orang harus cepat beradaptasi dengan perubahan ini. Tidak terkecuali para musisi, entah itu yang so-called-boomers ataupun yang so-called-millenials, yang tentu saja harus makin memutar otak untuk bagaimanakah mempromosikan karya-karya mereka.
Biasanya, setelah mengeluarkan karya ataupun proyek terbaru, para musisi akan melakukan segala jenis bentuk promosi. Menggelar press conference, mengirimkan press release ke berbagai media, ataupun yang terkini, melakukan digital campaign di media-media sosial adalah beberapa bentuknya.
Tiga hal tersebut adalah hal-hal yang paling sering dilakukan oleh para musisi. Semuanya sudah pernah saya lihat. Namun, pada Senin (02/03) lalu, saya mendapatkan pengalaman yang tidak pernah saya bayangkan, atau bahkan saya impikan sebelumnya. Pengalaman itu berjudul “Nongkrong Sore Bersama Pepeng NAIF dan Ipang Lazuardi”.
Jika anda bertanya-tanya, dari sekian banyak musisi lokal, kenapa mereka berdua? Maka jawabannya adalah, FNF, alias Frank N’ Friends, proyek musik dari Franki Indrasmoro, atau biasa dikenal dengan Pepeng sang drummer dari grup band NAIF, akan kembali merilis sebuah single, setelah pada November 2019 lalu juga merilis single berjudul “Satu Hal”.
Pada 9 Maret kemarin, FNF merilis 2 single sekaligus. Yang pertama berjudul “Amir si Mulut Besar”, dan yang satu lagi berjudul “Stupid Jazz Player”.
Hari itu, mewakili Pophariini, saya berkesempatan untuk mendengarkan terlebih dahulu –atau bahasa kerennya- hearing session dari kedua single tersebut. Pada single “Amir si Mulut Besar”, Pepeng menggaet Ipang Lazuardi untuk mengisi vokal utama.
Single tersebut dimainkan secara rock n’roll dengan durasi yang tidak terlalu panjang. Selain Ipang, “Amir si Mulut Besar” juga turut dibantu oleh beberapa teman dari Pepeng, yakni Wildan Abdul Rahman (pernah bermain bersama Pepeng di grup musik The Time Travellers) dan Hanafi Imamusu (pemain bass, juga mengisi di single Satu Hal).
Sementara untuk “Stupid Jazz Player”, nomor instrumental, berdurasi hampir 5 menit. Single tersebut juga dibantu oleh Agus Budhi Prasetyo (dari grup musik Pareidolia, juga mengisi gitar di single Satu Hal), Arnando Putra (gitaris muda yang aktif di ranah jazz), dan Adhitomo Kusumo (pemain bass dari band RAKSASA dan Primata, kini kerap bermain bersama Sal Priadi). Kedua nomor tersebut diproduseri oleh Taufiq Sandjaja dan Catur Septembrianto.
Setelah mendengarkan kedua single tersebut, yang menghantui rasa penasaran saya adalah, akan seramai dan seperti apakah formasi FNF jika tampil dengan format live? Rasa penasaran saya tersebut langsung saja saya tanyakan kepada Pepeng, mumpung beliau ada di depan mata saya.
Ia mengutarakan bahwa membawa FNF tampil dalam format live memang sudah dipikirkan olehnya, namun yang pasti adalah tidak dalam waktu dekat ini. Mengingat bahwa FNF ini adalah proyek kolaborasi di dalam lingkup pertemanan Pepeng, membayangkan akan seramai apakah panggung FNF kelak jika bermain dengan format live tentunya merupakan hal yang patut dinantikan.
Hingga September mendatang, FNF akan terus mengeluarkan single-single tiap dua bulan sekali, harapannya ditutup dengan format fisik, tentunya juga dengan kolaborasi dari teman-teman Pepeng lainnya.
Diantara kentang goreng, Aji dan Citra dari Detikcom, obrolan tentang kepanikan yang ditimbulkan oleh virus corona, hingga kesibukan Ipang diantara turnya, saya menemukan lagi sebuah bentuk “promosi” yang menyenangkan.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …