FSTVLST, Band Pionir Pelebur Konten Musik dengan Seni Visual

Mar 24, 2022

 

FSTVLST adalah sebuah band dengan kiprah yang cukup unik. Band yang sebelumnya sempat menggunakan nama Jenny ini awalnya dibentuk pada tahun 2003 oleh empat orang teman yang sama-sama baru terjun di bidang desain dan seni rupa di Yogyakarta.

Dimotori oleh Farid Stevy sebagai personil yang paling lama berkutat di FSTVLST, band yang udah merilis tiga album dalam perjalanannya selama hampir dua dekade ini telah mendapatkan tempat tersendiri di kancah industri musik lokal—khususnya skena independen. Salah satu hal yang paling dikenal dari band ini adalah cara mereka bikin karya dengan medium musik dan medium visual yang saling bersinergi.

Mengusung slogan yang berbunyi ‘almost rock, barely art’, dalam karya-karyanya, FSTVLST terlihat berusaha untuk selalu memelihara spirit kesetaraan antara medium seni musik dengan seni visual. Hal itu memang secara natural muncul karena latar belakang para personilnya yang kesehariannya silih berganti berkarya di kedua bidang seni tersebut.

“Kita berpemikiran main (musik di) band itu ya sama aja kayak kita berkarya di medium lain. Jadi, kita coba membuat sebuah sintesis antara kerja musik dan kerja seni rupa. Kita pengen band itu juga wujud dari kerja-kerja seni yang kita lakukan. Nah, itu kemudian implikasinya adalah kita berusaha untuk tetap menyematkan praktek-praktek kerja seni atau cara kita berkesenian di dalam karya-karya kita.” —Farid Stevy.

Kalo dikulik lebih lanjut, karya-karya musik FSTVLST memang lebih cocok dicerna secara bersamaan dengan materi-materi penunjang lainnya. Hal-hal kayak artwork rilisan, materi promosi, visual penggalan lirik lagu, color palette, sampai aksi panggung mereka memang sengaja disajikan sebagai sebuah presentasi menyeluruh yang nggak bisa dipisahkan satu sama lain—sebuah konsep yang udah diterapkan sejak pertama mereka berkarya.

Hal itu semakin kentara di era internet kayak sekarang ini, di mana hampir semua kanal tempat mengakses musik selalu disertai dengan konten visual. Budaya visual yang baru ini juga adalah sesuatu yang juga pengen dirayakan oleh FSTVLST. Maka dari itu, wajar kalo mereka kemudian memberikan konsentrasi yang besar dalam proses pengembangan konten-konten visual yang biasa terlihat di platform-platform media sosial yang mereka gunakan. Bahkan bisa dibilang, FSTVLST adalah pionir sekaligus panutan bagi banyak unit-unit musik lain yang punya spirit lintas medium yang serupa.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan band FSTVLST sendiri pun bisa dibilang berbarengan juga dengan perkembangan para personilnya. Ambil contoh Farid Stevy, yang kini adalah persona yang cukup populer dikenal sebagai perupa. Menurut Farid, proses kreatifnya dalam bikin karya sebagai perupa pun sedikit banyak dipengaruhi oleh konsep slogan FSTVLST itu sendiri. Ia juga nggak terlalu membedakan untuk medium yang mana sebuah ide akan dikembangkan.

“Fase perenungan atau riset dengan fase eksperimen dalam proses gue bikin karya itu emang agak berbeda. Dalam fase eksperimen karya, gue memang pake multi medium… Tapi, hampir bisa dibilang karya-karya visual dan musik gue selalu berasal dari akar pemikiran yang sama, karena gue nggak menyediakan pemikiran yang terpisah untuk kerja musik dan seni rupa. Jadi, hampir nggak bisa dipisahin kalo gue adalah Farid Stevy yang kebetulan perupa sekaligus pemusik.”
—Farid Stevy.

Sebagai salah satu band pelopor sebuah gaya treatment visual konten musik yang modern, FSTVLST terbukti punya keberanian untuk jadi diri sendiri dalam bikin karya. Nah, kalo lo mau liat karya-karya para pionir lain yang penuh dengan passion dan imajinasi, buruan klik di sini!


 

Penulis
Advertorial

Eksplor konten lain Pophariini

Nuansa Musik 80-an Hiasi Single Baru Tiara Andini Berjudul Kupu-Kupu

Berselang satu bulan dari perilisan album mini hasil kolaborasi bersama Arsy Widianto, solois Tiara Andini kembali lagi dengan single baru bertajuk “Kupu-Kupu” hari Kamis (18/04).   Jika beberapa single yang sebelumnya kerap mengadaptasi gaya …

Kahitna Mengenang Satu Tahun Kepergian Carlo Saba dengan Sejauh Dua Dunia

Tak terasa sudah setahun kepergian Carlo Saba. Kahitna akhirnya kembali merilis single anyar berjudul “Sejauh Dua Benua” hari Jumat (19/04) sebagai bentuk penghargaan dan tanda kasih untuk mendiang sang sahabat.   Yovie Widianto mengatakan …