Reggae-nerasi! 7 Musisi Lokal Terkini Yang Dipengaruhi Musik Jamaika

Jul 15, 2023

Semenjak kemunculan Imanez dengan albumnya Anak Pantai di 90an dan beranjak ke tahun 2000-2010an, musik reggae dari Jamaika di Indonesia selalu terus berkembang. Walaupun tidak semuanya terekspos ke permukaan, tapi hingga kini musisi-musisinya terus bermunculan dan beregenerasi.

Dalam rentang lima tahun terakhir pergerakannya semakin menarik. Ada gelombang baru musisi-musisi muda yang dipengaruhi musik Jamaika dengan berbagai pengaruh dan rasa yang berbeda-beda. Beberapa dari mereka malah dengan berani tampil meninggalkan stereotip musik Jamaika dalam visual, tampilan dan gaya berpakaian mereka.

Contohnya dalam kover album atau visual mereka tidak menyertakan warna merah, kuning, hijau ataupun elemen pantai yang jadi khas musik Jamaika. Begitupun dalam berpakaian. Selain nihil warna merah kuning hijau, tidak ada yang berambut gimbal. Bila dilihat sepintas mereka tampak seperti anak muda biasa saja. Namun urusan musiknya tidak main-main. Rub of Rub dan Anjing Dub termaksud yang mengamini ini. Mereka juga  memilih penyanyi dengan suara dan cengkok vokal tidak terlalu reggae sehingga jadi pembeda. Seperti meneruskan apa yang telah The Paps lakukan. Dan justru membuat mereka terdengar berbeda dari band Jamaika kebanyakan.

Sebaliknya yang tetap mempertahankan juga ada. Baik itu visual, warna-warna dan tampilan para personilnya, hingga ke cara bernyanyi. Mereka tidak kalah menarik. Seperti Yella Sky Soundsystem, Radit Echoman dan Ras Rawon. Beberapa mereka pun sampai ditanggap untuk tampil di luar negeri ataupun termuat dalam kompilasi internasional.

Beberapa nama penampil yang dipengaruhi kuat musik Jamaika ini kami pilihkan dari rentang waktu lima tahun terakhir, dan yang telah merilis album dalam rentang waktu antara 2018-2023.

Silahkan simak nama-namanya di bawah ini. Selamat membaca!

 

1. Rub of Rub 

Dari Bandung, dibentuk di 2014 dan meski baru bermodal album mini jadi yang paling kinclong saat ini. Untuk ukuran aksi reggae, Rub of Rub mampu menembus festival bergengsi kekinian seperti Joyland di Bali dan juga channel Youtube yang sangat terkurasi, Sounds From The Corner. Yang juga menarik dari mereka adalah balutan musik Jamaika alternatif yang tidak mengeksploitasi  unsur stereotip musik Jamaika  pada visual artwork serta dandanan para personilnya. Juga cara bernyanyi sang vokalis yang tidak bercengkok reggae sama sekali. Selain baru merilis EP perdana, Fluktuasi (2021), aransemen ulang lagu “Awan” milik Pure Saturday dalam album kompilasi Our Sincere Desire: A Tribut to Pure Saturday (2023) nya juga keren sekali.

 

2. High Therapy 

Dibentuk tahun 2016, duo Hajar Adit (bass) dan Barirul (drums/vokal/synth/sampling) dari Tangerang ini kerap tampil berdua saja dengan bantuan sequencer. Hanya berdua, plus vokal Barirul yang terdengar khas berat dan malas dan musik yang mengedepankan unsur musik dub dan psychedelic, High Therapy jelas jadi pilihan yang berbeda di antara band Jamaika lain yang kerap tampil beramai-ramai dengan seksi tiup. High Therapy bisa disimak via album mini 16 to 18 (2019) dan album penuh Primitiv (2021).

3. Anjing Dub (Bergembira, 2019)

Tera dan Daniel “Anjing Dub”. Foto: Anjing Dub

Dari Bandung ada duo Anjing Dub, Tera dan Daniel yang terbentuk di 2013 . Selain menggunanakan nama dub sebagai nama bandnya, duo elektronik reggae dub ini, tidak mengkesploitasi elemen-elemen reggae pada visual atau dandanannya. Meskipun begitu tidak bisa dipandang sebelah mata. Musik mengawang-awang, dengan notasi vokal ganjil yang menghantui, ditingkahi dengan suara synthesizer dan kibor yang berkejaran dengan efek reverb dan echo khas musik dub dan tentunya bassline cathcy khas musik reggae/dub. Album penuh Anjing Dub, Bergembira (2019) bisa dinikmati di seluruh DSP.

 

4. Yella Sky Soundsystem (LP, 2022)

Yang ini baru merilis album terbarunya akhir tahun lalu. Unit dub kultur sound system asal Jakarta yang dibentuk di 2014 ini  baru merilis album dengan kehadiran banyak kolaborator di dalamnya. Dari Radit Echoman, Bean Lamen, J.C Junior, Bojay, Denis Slepo, Dub Pit (R.Esistence In Dub), King I, KINGMAD, Papa Ical, Sami (Roadblock Dub Collective), Eek-A-Mouse, King Masmus, King Spade, Mehdiman, Mighty Che dan Tuan Jenggo. Selain album terbarunya, Yella Sky Sound System juga telah merilis album General Irie (2017) dan EP Riddim Dong (2018).

 

5. Ras Rawon (EP 2022)

Penyanyi/pelukis ini berasal dari Bangka Belitung dan kini menetap di Ubud, Bali. Baru merilis album mini Babak Satu di akhir 2022 kemarin bersama produser Dizzy Riz melalui Tropical Folk Records. Dalam balutan musik raggamuffin, Ras Rawon banyak menyentil soal isu sosial dan culture clash di tempat tinggalnya sekarang, di Ubud, Bali.

6. Radit Echoman (2022)

Setelah merilis album debut Truly Gili  di 2018 yang dikerjakan saat menetap di Gili Trawangan, Radit Echoman kemudian pindah ke Ibukota dan menghasilkan album keduanya Echosystem di 2022 kemarin. Untuk ukuran solois, Radit terbilang sangat produktif dengan memproduksi dua album hanya berselang tiga tahun.

 

7. Caltonettes Serenade 

Buat yang menyukai alunan musik Jamaika santai ada Caltonettes Serenade yang dibentuk di 2015 dengan musik ska-rocksteady. Musik yang padat dengan aransemen seksi tiup, irama ska-rocksteady yang santai, dengan karakter vokal matang Novel, sang biduanitanya  yang melenakan membuat Caltonettes Serenade ini menjadi paket lengkap musik Jamaika santai yang bisa didengarkan kapanpun, dalam suasana apapun. Selain album debutnya, Caltonettes Serenade juga sempat berpartisipasi dalam album ska/reggae internasional rilisan label Jerman, Skannibal Party Vol 14 (2016).

 

 

Honorable Mention:

Nusantara Dub Connection – Various Artists (2020)

Bicara regenarasi musik Jamaika di Indonesia tidak bisa melupakan kompilasi domestik yang teramat penting ini. Dirilis oleh Dub House Records, sebuah label musik asal Bandung yang telah berdiri sejak tahun 2012 berisikan para musisi dan produser lintas kota dan pulau di Indonesia.

Antara lain Angkatan Udara dari gabungan Aceh & Jakarta, Roadblock Dub Collective dari Lampung, High Therapy dari Tangerang, Yella Sky Sound System dari Jakarta yang berkolaborasi dengan Youthtman dari Bali, Anjing Dub & Kusni Kasdut dari Bandung, Baxlaxboy dari Cirebon, King Masmus & Magixriddim dari Surabaya, Radit Echoman dari Gili Trawangan, dan Tragic Sound System dari Makassar. Selain tersedia dalam bentuk CD, album kompilasi ini juga tersedia di seluruh DSP.

 

Ilustrasi oleh Agung Abdul Basith.


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …

Rayakan Hidup, Geura Luncurkan Album Mini Dansa Melirih

Solois pop asal Samarinda, Geura meluncurkan album mini berjudul Dansa Melirih (20/12). Lewat sesi wawancara yang berlangsung hari Senin (16/12), pria yang bernama Muhammad Wisnu Yudistira ini menceritakan karier musiknya dan bagaimana kisah di …