Gitaris Seek Six Sick, Soni Irawan Menggelar Pameran Tunggal

Gitaris band asal Yogyakarta, Seek Six Sick akan menggelar pameran seni rupa tunggalnya. Bertajuk Nothing Perfect Noise, Pameran ini akan digelar pada Senin (18/09) bertempat di D’Gallerie, Jl. Barito I No.3, Kebayoran Baru.
Ini adalah pameran kedua Soni di tahun ini setelah pamerannya bertajuk From Zero To Zorro yang digelar di Wallworks Gallerie di Paris. Dan ini adalah pameran tunggalnya di Indonesia setelah tahun 2012.
Sebagai musisi yang juga seniman, karya-karya yang akan dipamerkannya ini berisi seri karya senirupa yang sesuai dengan karya musiknya. “Aku menikmati proses berkarya seperti aku bermain musik. Berangkat dari membuat komposisi kekacauan menjadi nada yang bisa dinikmati,” ungkapnya.

Foto: dok Soni Irawan
Judul pameran ini, Nothing Perfect Noise sama dengan judul album baru Seek Six Sick yang akan dirilis oleh Rooftopsound. Menurut Soni, ini adalah jargon yang sering dipakainya dalam musik yang dimainkannya selama ini.
“Kesempurnaan itu tercapai justru dari ketidaksempurnaan. Lebih manusiawi. Musik yang sempurna rasanya seperti musik elektronik, dan musik noise lebih organik, menurut saya. Ketidak sengajaan yang disengaja,” jelas Soni.
Sebanyak 15 karya seni rupa akan dibawa Soni dalam pameran tunggalnya ini. 10 diantaranya adalah karya lukis, 3 karya printmaking dan 2 karya instalasi. “Karya2 ini adalah wujud dari gabungan karya senirupa saya dan musiknya, instalasi dari gitar dan printmaking dari vinyl.” tutup Soni. Melihat pameran mungkin rasanya akan sama seperti menyaksikan kembalinya musik Seek Six Sick ke kancah permusikan tanah air, semangatnya serupa.
Soni Irawan sudah menancapkan nama di peta seni rupa nasional. Dirinya telah terlibat dalam serangkaian pameran sejak 1996 sampai hari ini. Namanya kian melambung setelah ia memenangkan penghargaan Phillip Morris ASEAN Art Award di tahun 2001. Karyanya sendiri banyak dipamerkan di beberapa negara dari Malaysia, Kamboja. Australia, Inggris dan Perancis.

Foto: dok Soni Irawan
____

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Teenage Death Star: Mengajak 12 Musisi ke Taman Bermain Thunder Boarding School
Teenage Death Star rilis album! Rasanya kalimat itu sendiri sudah jadi berita yang menarik bagi para pegiat musik lokal. Pasalnya, band ini hanya memiliki satu album penuh bertajuk Longway to Nowhere sejak terbentuk tahun …
The Panturas Siap Mengisi Panggung Fuji Rock Festival 2025
Setelah tahun lalu Ali yang berkesempatan tampil di Fuji Rock Festival, Jepang, tahun ini The Panturas yang bakal mengisi panggung di sana. Kabar ini dibagikan lewat unggahan Instagram @fujirock_jp (21/02). View this …