Godfather of Broken Heart, Didi Kempot Meninggal Dunia

May 5, 2020
Didi Kempot

Penyanyi campursari populer tanah air, Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) pagi ini pada pukul 7.45 di RS Kasih Ibu, Solo. Maestro campursari ini meninggal di usia 53 tahun.

Seperti yang sudah beredar di banyak media. kabar meninggalnya penyanyi bernama lengkap Didi Prasetyo ini disampaikan oleh Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandez. Menurut Divan, Didi Kempot meninggal pada jam 7.45.

Sampai berita ini ditulis, belum ada informasi terkait penyebab dari meninggalnya Didi Kempot. Menurut FX Hadi Rudyatmo, Walikota Solo yang datang melayat ke RS Kasih Ibu, Solom jenazah akan dimakamkan di Ngawi, Jawa Tengah.

Sebelum tutup usia, Didi Kempot aktif dalam penggalangan dana terkait Pandemi Covid 19 ini. Salah satunya adalah Konser Amal Dari Rumah yang digelar Sabtu, 11 April lalu. Seperti yang dikutip dari Kompas.com, konser amal ini berhasil mengumpulkan uang sebanyak 7,6 miliar yang didapat dari 30.230 donatur.

Lahir di Surakarta, 31 Desember 1966, Didi adalah putra dari seniman tradisional terkenal, Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan Mbah Ranto. Didi merupakan adik kandung dari Mamiek Prakoso, pelawak senior Srimulat.

Didi memulai karirnya sebagai musisi jalanan di kota Surakarta sejak tahun 1984 hingga 1986, kemudian mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1987 hingga 1989. Nama panggung Didi Kempot merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.

Hampir sebagian lagu yang ditulisnya bertemakan patah hati dan kehilangan. Inilah yang lantas mengakibatkan dirinya dikenal sebagai “Godfather of Broken Heart” oleh fans mereka yang dikenal sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam “Sobat Ambyar”.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …

Nyala Aksara: 25 Tahun Grindcore Pioner Semarang, AK//47

Saat ini AK//47 berbasis di Oakland, California, Amerika Serikat. Namun, Indonesia, terutama Semarang, tidak dapat dilepaskan dari tubuh AK//47