Hantam Dinamika, Closure Lepas Album Debut
Closure, unit post-punk asal Malang ini baru saja melalui hantaman badai dinamika sebelum akhirnya bisa merilis album debutnya, Innocence.
Bagaimana tidak? Berbagai rintangan mereka lalui dalam perjalanannya selama tiga tahun ke belakang, mulai dari terhapusnya file audio hingga serangan virus ransomware dan situasi pandemi. Namun itu semua tidak menyurutkan semangat Closure untuk menyelesaikan apa yang mesti mereka selesaikan, yakni sang album debut.
Dirilis bersama label rekaman sekota, Haum Entertainment, total ada sepuluh nomor yang dibawa oleh Closure dalam Innocence yang sudah hadir melalui situs The Store Front.
Sepuluh nomor tersebut mereka garap di Studio AA di awal tahun 2020. Dari sepuluh nomor tersebut, empat di antaranya sudah lebih dulu mereka perdengarkan dalam EP serta split single sebelumnya, sementara enam nomor lainnya adalah materi baru.
Closure sendiri membawa tema utama mengenai perjalanan hidup manusia sejak masa kecil hingga dewasa dengan berbagai trauma psikologis, juga berjalan beriringan dengan teori psikoanalisis Fairbairn dan Winnicott.
“Hal ini menjadikan konotasi post-punk di album Innocence tidak lagi melulu identik dengan ‘gelap dan suram’, namun lebih menyentuh berbagai sisi kehidupan manusia secara komprehensif”, tulis mereka dalam rilisan pers.
Atas cerita tersebut, tentu ini menjadi sebuah awalan baru bagi warna bermusik kuintet yang beranggotakan Dheka (vokal), Afif (gitar), Ahmad ‘Biting’ Ikhsan (drum), Axel (bas) dan Sabiella (gitar) ke depannya.
Kunjungi situs The Store Front untuk menyimak Innoncence, album debut dari Closure.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Adikara: Bermusik di Era Digital Lewat Tembang-Tembang Cinta
Jika membahas lagu yang viral di media sosial tahun ini, rasanya tidak mungkin jika tidak menyebutkan “Primadona” dan “Katakan Saja” untuk kategori tersebut. Kedua lagu itu dinyanyikan oleh solois berusia 24 tahun bernama Adikara …
Adrian Khalif – HARAP-HARAP EMAS
Jika menghitung dari awal kemunculannya dengan single “Made in Jakarta”, Adrian Khalif dapat dikatakan butuh waktu 7 tahun untuk sampai di titik tenar lewat perilisan single “Sialan” kolaborasi bareng Juicy Luicy. Itu pun berproses …