Idgitaf – Mengudara

Jul 29, 2023

Memisahkan Idgitaf dari teman-teman seangkatannya seperti Nadin Amizah, Raissa Anggiani, Lyodra, hingga Tiara Andini adalah perkara yang mudah.

Gita dengan karakternya bisa menyanyikan tema-tema lagu yang setipe (pendewasaan, kebingungan remaja, dinamika kisah cinta) dengan sederhana, bahkan dengan raut wajah ceria. Tidak terdengar ambisius dan rintihan mendayu-dayu, secara tulus hanya ingin menyampaikan apa yang ia rasakan melalui medium lagu, dan menyimpan harap, bahwa apa yang sudah dirilis bisa menjadi teman bagi para pendengarnya.

Sebelumnya, solois bernama asli Brigita Meliala ini sudah mengantongi satu album mini bertajuk Semoga Sembuh (Januari 2022) beserta beberapa lagu seperti “Satu-Satu”, “Dermaga”, “Kehilangan”, terlibat menjadi kolaborator lagu milik TheOvertunes, “Benar-Benar”, hingga yang paling terbaru, sebuah album perdana berjudul Mengudara.

Benang merah kisah pendewasaan yang dialami oleh seorang remaja dalam satu fase kehidupan menjadi tema yang biasa ditawarkan oleh Gita melalui materi musiknya, termasuk Mengudara sebagai karya terbaru. Namun kembali lagi, Gita membalut itu semua dengan manis.

Kurang lebih itu lah alasan mengapa Gita bisa dengan mudah stand-out di antara teman-teman seangkatannya.

Di Mengudara, secara spesifik Gita bercerita tentang proses melepaskan, merelakan, dan juga mengikhlaskan apa pun yang ingin dilepaskan. Album memuat sembilan lagu termasuk beberapa yang sudah dirilis lebih dulu serta lagu-lagu baru lain macam “Lepaskan”, “Akan Kukenang”, “Selesai”, dan beberapa lainnya.

Dari sembilan lagu, ada beberapa yang menjadi favorit.

“Mengudara” adalah lagu yang mempunyai judul sama dengan sang album. Harmonisasi berbagai lapisan suara dengan keterlibatan instrumen yang ramai menjadi sajian utama. Musiknya memang terdengar ceria, namun berbanding terbalik dengan rangkaian lirik yang terdengar pasrah. Ia mengingatkan sosok terdekatnya untuk jangan lupa kembali pulang setelah menempuh perjalanan panjang, tentu dengan interpretasi masing-masing pendengar.

Setelah itu ada “Sepenuhnya”, lagu tersingkat di dalam album ini. Terbilang sebagai tembang bernuansa laid-back, namun ada ketukan-ketukan di bagian reff yang rasanya secara otomatis menjadi sebuah ajakan untuk menyenandungkan penggalan lirik di sana.

Brass section yang muncul di “Kehilangan” menjadi alasan mengapa judul ini menjadi salah satu favorit saya. Dengan serasi, instrumen tersebut mengiringi keceriaan Idgitaf, yang kebetulan bernyanyi dengan jangkauan vokal cukup tinggi dibanding lagu-lagu lain.

 

“Selesai” cocok menjadi lagu penutup. Selaras dengan judulnya, Gita menyelesaikan segala curahan hatinya di album ini. Spoken words singkat di awal, tempo yang upbeat, musik yang masih bernuansa ceria, rangkaian lirik penuh rasa sadar, bahwa rasa jatuh cinta tidak selalu berakhir manis, ditutup dengan solo piano beserta megahnya hiruk pikuk vokal latar.

Keterlibatan Ibnu Dian dan Wisnu Ikhsantama sebagai produser juga merupakan langkah yang tepat. Bagaimana mereka yang kebetulan berumur lebih banyak dari Gita bisa ‘menahan’ sang solois agar tidak ‘berlebihan’ dalam album ini dan mengarahkan ke arah yang lebih bijak.

Apa yang Gita lakukan di akun Instagramnya juga patut diberikan apresiasi lebih. Menuju perilisan Mengudara, ia konsisten mengunggah komik strip dengan cerita-cerita yang berkaitan dengan lagu-lagunya. Sebuah cara yang menarik untuk mempromosikan sebuah album perdana.

Di ulasan mengenai album mini sebelumnya, saya menuliskan apiknya Gita membawa lirik-lirik berbahasa Indonesia dengan diksi yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit menuju maksud yang dituju, tanpa kiasan-kiasan salah tempat dan juga tentu saja terasa tulus dari dalam hatinya.

Poin-poin tersebut kembali terulang di Mengudara dalam artian yang sangat baik. Sang solois sudah paham betul akan kekuatan serta karakter yang tertuang di lagu-lagunya dan jika tetap dipertahankan, bukan tidak mungkin Idgitaf akan menjadi lebih besar di tahun-tahun ke depan.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Ramalan 9 Musisi Indonesia yang Bersinar di 2025

Kami menerbitkan artikel ramalan musisi sejak awal 2022 sebagai bentuk harapan bahwa dengan menghasilkan karya yang bagus musisi tersebut pantas untuk mendapatkan apresiasi yang lebih di industri musik. Dari memilih 10 nama, semenjak 2023 …

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …