Impromptu – Pocketwish
Pembahasan mengenai ramainya rilisan album penuh dari musisi serta band lokal di bulan Januari silam menjadi satu topik yang tampaknya bisa dibicarakan dalam beberapa waktu ke depan. Bukan tanpa alasan, di bulan tersebut banyak nama yang langsung tancap gas dengan rilisan penuhnya. Sebut saja Efek Rumah Kaca, Morgensoll, album tribute untuk Pure Saturday, hingga Impromptu.
Untuk nama terakhir, bisa dibilang sebagai nama termuda dari rombongan tersebut. Impromptu adalah kuartet alternative pop asal Yogyakarta yang di awal tahun 2023 ini memperkenalkan diri seutuhnya dengan sebuah album debut berjudul Pocketwish.
Digawangi oleh Brigitta Globin Angela (vokal), Resya Arva Vradana (vokal, bas), Satya Laksana Firmansyah (gitar), dan Panji Salman Firdaus (drum), hadirnya Pocketwish menjadi ujung rangkaian yang mereka untai menuju album tersebut sejak merilis lebih dulu nomor “Heatwaves” di bulan Maret silam, disusul oleh “Bye-Bye” di bulan Juni.
Awal saya mengenal Impromptu pun dari nomor “Heatwaves”, yang bisa dibilang sebagai sebuah perkenalan yang baik. Meski begitu, saya juga harus mengakui bahwa saya melewatkan nomor kedua, “Bye-Bye” selang beberapa bulan setelahnya.
Hingga akhirnya terbit kabar bahwa di Januari silam mereka merilis Pocketwish sebagai album debut. Menebus rasa penasaran, saya mencoba untuk menyimak keseluruhan dari anak pertama Impromptu ini. Jadi, bagaimanakah gambaran luasnya?
Oke. Selayaknya sebuah grup musik yang dihuni oleh empat remaja yang di tiap langkahnya semakin dekat ke kehidupan dewasa, Impromptu merangkum ragam kisah seputar pencarian jati diri, kegusaran, kebingungan, hingga buah pikiran lain menuju fase tersebut dalam sepuluh nomor di Pocketwish, termasuk “Heatwaves” dan “Bye-Bye” bersama delapan lainnya.
Dalam sekali putar, beberapa nomor mencuri perhatian saya.
Pocketwish dibuka dengan “Dawning”, sebuah nomor yang hanya menghadirkan permainan ambience, seakan menegaskan awal mood dari ragam kisah-kisah terkait yang ingin mereka sampaikan dalam beberapa menit ke depan.
Permainan ambience yang membawa perasaan terombang-ambing tersebut langsung dilanjutkan dengan “Heatwaves” sebagai nomor kedua. Sayup-sayup masih terdengar melodi ambience yang percis seperti nomor sebelumnya, dibarengi dengan vokal Brigitta yang ketika menuju reff pertama, langsung dihantam dengan tempo yang perlahan naik, bersamaan dengan masuknya jangkauan vokal Resya yang lebih tinggi. Secara pribadi, “Heatwaves” menjadi nomor favorit saya di album ini.
Nomor favorit lainnya adalah “Funny”, yang lucunya intro nomor ini spontan mengingatkan saya kepada “Starships” milik Nicki Minaj. Selaras dengan judulnya, “Funny” dibawa dengan nuansa musik yang ceria. Ketukan drum yang repetitif mengiringi karakter vokal dari Brigitta yang di kesempatan ini terdengar bernyanyi secara effortless.
Tidak melulu Brigitta yang bernyanyi, karena pada “Hello, Blue Sky” giliran Resya yang mengisi vokal utamanya. Intro yang didominasi oleh petikan gitar dan bass yang meliuk-liuk menjadi sajian pembukanya, disusul oleh hadirnya vokal Resya – yang sayangnya tidak terdengar terlalu jelas pengucapan liriknya.
Sementara nomor “Peanut Butter Jelly” menjadi salah satu nomor dengan tempo terlambat di album ini. Menengok lirik yang dinyanyikan, rasanya nomor ini menjadi nomor curahan kisah dari patah hati yang mungkin pernah dialami personel mereka.
Jika “Peanut Butter Jelly” adalah salah satu nomor dengan tempo terlambat, maka “Epiphany” menjadi lawan mainnya. Agak nyerempet menjadi sebuah nomor indie pop, Impromptu seakan memberikan wadah bagi para penonton di depan panggung untuk bernyanyi bersama di bagian reff, atau sekedar mengganggukan kepala dengan tempo yang sama.
Mungkin nomor-nomor di atas adalah beberapa yang mencuri perhatian saya di album debut Impromptu ini. Bukan berarti nomor lain tidak spesial, bisa saja daftar tersebut bertambah atau malah berkurang dalam tiga-empat kali sesi dengar.
Beruntungnya Impromptu, usia mereka masih terbilang muda dan masih banyak cerita lainnya yang bisa mereka tuliskan kelak. Sebagai sebuah perkenalan, Pocketwish bisa menjadi sebuah awalan yang baik, meski ke depannya Impromptu bisa melakukan hal yang lebih beragam lagi.
Tidak sabar untuk menunggu kabar-kabar lain dari Impromptu di masa depan.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …