Iron Voltage Berkisah Tentang Kehancuran di Album Debut
Mengawali bulan Desember, Iron Voltage mempersembahkan album debutnya, Devastation. Rilis pada hari Kamis (01/11), unit thrash metal asal Bandung ini secara garis besar merangkum ragam kisah yang terjadi saat perang dunia kedua dalam album debutnya ini.
“Masa itu merupakan masa di mana hasrat para pemimpin dunia membuncah untuk berkuasa dengan menyodorkan pion-pion budak untuk berperang. Prajurit maju bertempur membawa delusi nasionalisme, menanggalkan rasa iba dan kemanusiaan, membunuh atau dibunuh”, sambut mereka dalam rilisan pers.
Ragam kisah tersebut, dirangkum oleh Iron Voltage dengan sentuhan format fiksi, yang benang merah kisahnya berujung kepada sebuah kehancuran, terangkum sejak nomor pertama, “Devastation” dan ditutup oleh “Dying Breath”.
Dari departemen visual, terselip sebuah cerita menarik yang hadir di perjalanannya. Di luar kiprah bermusik, beberapa personel Iron Voltage adalah seorang ilustrator, yang meski begitu, mereka menyerahkan seluruh urusan artwork dari album ini kepada Velio Josto, ilustrator dari Italia yang juga pernah menggarap proyek bersama Vulture, Alkoholizer hingga Enforcer.
Dirilis di bawah naungan Disaster Records, Devastation sejauh ini baru tersedia dalam format cakram padat yang sudah bisa didapatkan melalui jaringan distribusi sang label.
View this post on Instagram
Berkenalan dengan Iron Voltage, unit ini dihuni oleh lima personel. Mereka adalah Edyharyants (vokal), Yowdisntr (gitar), Raunganserigala (gitar), Ekanrzmn (bas) dan Garrydragutinovic (drum).
Sebelum akhirnya merilis Devastation, di tahun 2020 silam mereka sempat menghadirkan Demo 2020 yang berisi tiga lagu, “Power Mad”, “Enslave Warfare” dan “Wasted to Death”, disusul oleh kemunculan lagu “Immortal Crush” beberapa bulan setelahnya.
Di bulan September 2022, Iron Voltage menjajal panggung Amplifier Memanas di M Bloc Space, sebuah acara dari Seringai yang berkolaborasi dengan Mischief Denim. Di panggung tersebut, mereka berbagi atensi dengan The Animal That Terefore I Am, Amerta dan juga Seringai.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …