Kelompok Penerbang Roket Rilis Album KOMA Berisi 7 Trek

Nov 26, 2024

Setelah terakhir merilis album Aksioma setahun lalu, Kelompok Penerbang Roket kembali dengan album terbaru yang diberi judul KOMA (15/11). Album ini menghadirkan 7 lagu penuh energi dan emosi yang sebagian besar ditulis dan dinyanyikan oleh sang gitaris, Rey Marshall.

Sebagai pemanasan, KPR telah lebih dulu merilis “PERMISI”, “Budak Adiksi”, dan “Sesa(a)t”. Ketiganya sukses menarik perhatian pendengar dan membuat KOMA menjadi album yang dinanti-nanti.

Album penuh ini terdiri dari “Budak Adiksi”, “Angin di Gawang”, “Sesa(a)t”, “Pandir”, “Katalis”, “Tanah Siapa?”, dan “PERMISI”. Tertulis dalam siaran pers bahwa selain Rey, kontribusi lirik datang dari Rizma Arizky untuk lagu “Sesa(a)t” dan “PERMISI”, serta Eka Annash untuk “Budak Adiksi”. Vokal digarap oleh Anda Perdana selaku vocal director, menghasilkan performa vokal yang mendalam di setiap lagu.

Pemilihan judul KOMA merepresentasikan filosofi perjalanan KPR. Koma dimaknai sebagai jeda menuju langkah berikutnya, bukan sebagai akhir. Melalui album ini, KPR ingin menunjukkan bahwa mereka tetap melaju kencang dan masih menyimpan banyak kisah untuk diceritakan.

Dalam siaran pers, tertulis bahwa ketiga single yang telah dirilis sebelumnya memberi gambaran musikal album ini, mulai dari kritik sosial yang tajam hingga eksplorasi personal yang emosional. Lagu lainnya seperti “Pandir” dan “Katalis” menambah kedalaman album dengan cerita dan nuansa khas KPR yang tetap mempertahankan energi rock mentah mereka.

Album ini menandai konsistensi Kelompok Penerbang Roket dalam menciptakan karya terbaik sepanjang perjalanan karier mereka.

Selamat menikmati KOMA di berbagai layanan streaming musik.

 

 

Penulis
Amira Nada Fauziyyah
Tetap melaju kencang di rute yang tak selalu aman.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Adrian Khalif – HARAP-HARAP EMAS

Jika menghitung dari awal kemunculannya dengan single “Made in Jakarta”, Adrian Khalif dapat dikatakan butuh waktu 7 tahun untuk sampai di titik tenar lewat perilisan single “Sialan” kolaborasi bareng Juicy Luicy. Itu pun berproses …