Kembalinya Sang Gitaris Dalam Single Terbaru Cupumanik
Unit grunge senior asal Bandung, Cupumanik, baru-baru ini muncul kembali dengan merilis single terbarunya. Setelah terakhir kali merilis album Menggugat pada 2014 lalu, maka kali ini sebuah single resmi mereka lepas pada awal Mei ini.
Jika berbicara mengenai album Menggugat, maka tentunya kita akan ingat dengan beberapa nomor seperti “Grunge Harga Mati” dan “Syair Manunggal” yang kerap mereka bawakan ketika tampil secara live.
2 Mei lalu, mereka merilis “Yang Kan Terjalani”, sebuah single yang ternyata pernah direkam dan menjadi opsi untuk masuk ke dalam album perdana mereka pada 2005 lalu. Pada akhirnya, single tersebut tidak jadi masuk dan sekarang dirilis dengan kemasan baru, serta menyesuaikan dengan zaman.
“Yang Kan Terjalani” juga seakan menjadi penanda romansa nostalgia bagi Cupumanik. Yang menjadi penyebab nostalgia tersebut adalah kembali hadinya gitaris awal mereka, Rama. Dalam single ini, Rama mengisi peran harmoni di departemen gitar bersama Eski. Selain itu, Rama juga menyumbang sound bernuansa clean berbalut string dan orkestra yang diaransemen mewah. Pada akhirnya, single “Yang Kan Terjalani” menjadi pemantik bagi Cupumanik untuk melakukan reuni.
“Menurut gue, “Yang Kan Terjalani” adalah perbincangan romantisme laki-laki dan perempuan”, ujar sang vokalis, Che, pada rilisan persnya.
Iyak, sebagai penulis lirik juga menambahkan pendapatnya mengenai single ini. “Yang Kan Terjalani adalah mantra cinta pelipur hati bagi siapapun yang telah setia berada di sisi. Untuk mereka para istri atau belahan jiwa yang ikhlas menerima segala kekurangan, untuk sudi mengarungi lautan kehidupan, rela tenggelam dalam suka dan menghalau luka. Mereka adalah para pendamping untuk merajut asa, pun menua bersama”.
“Yang Kan Terjalani” sudah bisa disimak melalui kanal YouTube Cupumanik, sementara format digital dalam berbagai layanan streaming musik akan menyusul.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Bising Kota Yogyakarta – Masih Relevan Band Hijrah ke Jakarta Demi Karier?
Setelah Denpasar dan Bandung, Diskusi Bising Kota lanjut ke titik terakhir tahun ini, Yogyakarta. Acara ini berlangsung hari Rabu (07/08) di JRNY Coffee & Records. Dengan tema Masih Relevan Band Hijrah ke Jakarta Demi …
Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit
Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …
[…] akun palsu. Saya pribadi mengalami ini, lagu ‘Grunge Harga Mati’ milik band saya, Cupumanik, dirusak, diganti dan dihina sedemikian rupa menjadi bahan olok-olok beberapa pihak di komunitas […]