Ketika Denim Membalut Musisi Indonesia
Sejarah mencatat bahan denim pertama kali muncul di tahun 1873 dan dikenakan oleh para pekerja tambang di Amerika. Kemudian bahan ini naik kelas di tahun 60an ketika James Dean dan Marlon Brando terlihat berakting mengenakan celana jeans di dalam filmnya. Hal itu lantas menaikan pamor jeans di kalangan anak anak muda yang ingin terlihat trendi mengenakan celana jeans seperti idola mereka di layar lebar.
Pamor jeans kemudian menjulang lagi saat para musisi juga terlihat mengenakan jeans. Sehingga mengukuhkan jeans sebagai ikon pemberontakan dan anti kemapanan. Di Indonesia pun denim juga begitu identik dengan musik. Dari yang musisi rock, hingga musisi pop. Semua terlihat mengenakan jeans sebagai perayaan semangat budaya anak muda yang dinamis. Berikut ini adalah para musisi Indonesia yang begitu identik dengan jeans sebagai pernyataan fashion mereka:
Naif
Selain semua personilnya setia mengenakan celana jeans di panggung, David sang vokalis pun sangat sering terlihat bergaya di panggung dengan jaket jeans yang berbeda-beda. Latar belakang David yang belakangan yang membuat merk pakaian Union Well bertema kultur motor tua, selaras dengan hobinya menggemari kultur motor tua. Maka tidak heran jika David pun kini sering tampil dengan mengadopsi gaya dari kultur bikers di era 60an, terutama dengan jaket jeansnya.
The Sigit
Selain identik dengan The SIGIT, Rekti bahkan pernah beberapa kali membeli celana dan jaket jeans wanita. Karena postur tubuhnya yang tipis sering tidak terakomodir oleh ukuran baju dan celana pria biasa. Yang unik juga dari The SIGIT adalah ketika kebanyakan orang mengenakan jeans model pas badan: slim fit dan skinny, para pentolan The SIGIT: gitaris/vokalis Rekti dan gitaris Farri justru melawan arus dengan mengenakan celana jeans cutbray. Sehingga mereka kembali memopulerkan model jeans cutbray di kalangan anak muda.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …