Kidsway – Hardcore Pagebluk

Sep 2, 2022

Menurut situs resmi KBBI, kata Pagebluk artinya adalah “wabah (penyakit); epidemi”. Kidsway di album penuh keduanya ini mengambil judul ‘Hardcore Pagebluk’. Jadi apakah arti dari judul album ini adalah ‘Wabah Hardcore’?

Sepertinya judul album ini relevan, mengingat sejak tahun 2018 di skena musik independen Indonesia seperti dilanda demam hardcore. Terlebih setelah Turnstile, jagoan musik hardcore modern asal Amerika Serikat, meledak di seluruh dunia. Bahkan pada tahun 2018 Turnstile juga sempat manggung di Jakarta.

Meski musiknya Turnstile tidak orisinal; hanya pengulangan dari yang sudah dilakukan oleh band-band hardcore New York generasi dekade 90-an, faktanya Turnstile berhasil menghasilkan gelombang band-band hardcore muda dengan gaya New York dekade 90-an; groovy, berat, melodik, vokal teriak cempreng, dan lain-lain.

Bagi anak-anak olschool-hardcore (dibaca: anak-anak hardcore generasi lama) yang tetap mengikuti perkembangan terkini di skena hardcore, tentu tahu Turnstile. Saya rasa Kidsway, band hardcore asal Bandung, juga tahu akan eksistensi Turnstile.

Kidsway adalah band hardcore baru asal Bandung yang berdiri pada tahun 2017. Meski berstatus band baru, namun para personil Kidsway adalah orang-orang lama di skena hardcore Bandung. Mereka adalah Febby (drums) dari Balcony, band hardcore yang sudah berdiri sejak tahun 1994. Kemudian ada Amet (vokal) dari Take A Stand, band hardcore yang berdiri sejak tahun 1998. Lalu ada Idan (bass) dari Asia Minor, band melodic-hardcore yang berdiri sejak tahun 2001. Jadi Kidsway adalah supergroup? Ya.

Tapi apa hubungan Turnstile dengan Kidsway? Jadi di album penuh kedua Kidsway, terasa ada pengaruh dari Turnstile. Meski pada dasarnya Kidsway di album ini mengambil referensi dari band-band New York dekade 90-an macam: H20, Shelter, Snapcase, Beastie Boys, CIV, dan lain-lain. Tapi juga terdengar pengaruh dari Turnstile. Apakah ini langkah diambil untuk menarik penggemar hardcore generasi baru? Sepertinya iya.

Album Hardcore Pagebluk (2022) jauh lebih dinamis dan berwarna, ketimbang album Kidsway (2017). Di album pertamanya, musik Kidsway seperti satu dimensi saja. Mungkin hanya cocok untuk penggemar musik modern hardcore atau melodic-hardcore saja.

Sementara di album keduanya ini Kidsway jadi lebih berani bereksperimen dan mencoba hal-hal baru, contohnya dengan mengundang sinden Sunda, Alicetriana, di lagu “Gelap”, sampling elektronik oleh Hendra RNRM di trek “Intro Penyintas Dua Gelombang”, dan rapper Tuan Tigabelas di lagu “Polemix Pandemix”.

Mereka di album ini juga mulai berani menulis lirik di luar tema-tema klise band hardcore pada umumnya (persatuan, skena, mosh-pit, dll). Ini bisa dilihat di lagu “Polemix Pandemix” yang bercerita tentang perpecahan di masyarakat akibat beda pendapat terkait pandemi Covid, krisis ekonomi akibat pandemi, juga protes terhadap aturan lockdown dari pemerintah.

Meski judulnya Hardcore Pagebluk, namun album ini berpontensi untuk menggapai segmentasi yang jauh lebih luas lagi, ketimbang hanya untuk skena hardcore saja. Sebuah langkah yang cerdas dari Kidsway.


 

Penulis
Ahmad Taufiqqurakhman
Saya suka musik. Saya juga suka menulis.

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …