Kisah Jon Kastella Tentang Para Pengantar Bambu

Aug 29, 2021

Tidak butuh waktu lama bagi Jon Kastella untuk kembali melepas materi teranyarnya. Solois asal Jatinangor ini baru saja menghadirkan sebuah materi bertajuk “Pengantar Bambu” di hari Rabu (25/08) lalu.

Materi tersebut menjadi materi kedua yang dihadirkan oleh Jon dalam waktu dekat ini setelah sebelumnya menghadirkan “Tamasya Kota”, yang juga memuat sebuah kolaborasi bersama Pusakata di awal bulan Agustus.

Sebenarnya, “Pengantar Bambu” sudah diciptakan sejak lima tahun lalu. Sebuah lagu yang membawa kisah dari penglihatannya selama tinggal di Jatinangor, yakni perjalanan para penjual bambu yang kerap kali melintas di sana, menempuh jarak yang tidak dekat. Api semangat juang para penjual bambu tersebut dituangkan oleh Jon layaknya sebuah ode dalam “Pengantar Bambu”.

“Tentang penjual bambu turun temurun. Mereka mendorong bambu dari Tanjung Sari, Sumedang, berangkat tengah malam, karena jalanan sepi. Kadang sendirian, kadang berbarengan, kadang beralas kaki, kadang tidak. Mereka lewat tempat aku tinggal yaitu di Jatinangor. Sejak dulu, mereka lewat sambil mendorong bambunya ke pasar”, ujar Jon Kastella saat press conference (24/08) lalu.

Selaras dengan karya-karya sebelumnya, Jon membawa “Pengantar Bambu” dengan nuansa yang sangat ceria, dibarengi dengan kocokan gitar akustiknya yang penuh energi. Juga jangan lupakan bagaimana indahnya vokal Jon yang serak-serak nan melodis, menjadi sebuah trademark sendiri dari karya seorang Jon Kastella yang mudah untuk dikenang.

Jika pada “Tamasya Kota” dirinya berkolaborasi dengan Pusakata, maka kali ini di “Pengantar Bambu”, Jon turut dibantu oleh Rekti Yoewono (The SIGIT, Mooner) di bangku produser. Tidak hanya sebagai produser, Rekti juga mengisi beberapa instrumen seperti bass elektrik dan gitar elektrik.

Materi ini juga turut hadir dalam Kompilasi Irama Kotak Suara Terbaik Vol.1, berdampingan bersama dengan 11 nama lainnya seperti Soulfood, Gavendri, hingga Satu Per Empat.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

6 Album Indonesia dengan Bas Terlegit Favorit Ginda Bestari

Pada Jumat (14/02), kami menghadiri D’Addario Event Launch di Mall of Indonesia, Jakarta Utara. Acara tersebut dimeriahkan oleh sederet gitaris dan bassist ternama Indonesia. Salah satu yang namanya tak asing lagi adalah Ginda Bestari. …

Wawancara Eksklusif Teenage Death Star: Mengajak 12 Musisi ke Taman Bermain Thunder Boarding School

Teenage Death Star rilis album! Rasanya kalimat itu sendiri sudah jadi berita yang menarik bagi para pegiat musik lokal. Pasalnya, band ini hanya memiliki satu album penuh bertajuk Longway to Nowhere sejak terbentuk tahun …