Koes Plus, Lima Dekade
Kalau masih eksis, grup band pop legendaris Koes Plus mungkin sudah berusia 50 Tahun. Ironisnya, tak ada yang tahu pasti kapan band yang digawangi Tonny, Yon, Murry dan Totok A.R. (sebelum digantikan Yok) ini berdiri. Menurut banyak sumber, bila mengacu kepada debut album Deg Deg Plas di Melody Records, maka 1969 adalah tahun berdirinya band yang digawang anak-anak Jawa Timur ini. Namun mengacu kepada waktu dimana Murry (eks drummer band PATAS) bergabung di Oktober 1968, maka juga sangat mungkin Koes Plus telah berusia 51 tahun.
Di luar itu, sebagai band pop yang terkenal lintas jaman, Koes Plus punya banyak sesuatu hal menarik yang layak dicatat dalam perjalanan band tanah air: mereka merilis 22 album sepanjang tahun ’74, itu berarti rata-rata satu bulan mereka merilis 2 album. Kedua, untuk ukuran band, mereka dibayar sangat mahal. Tahun 1975, mereka dibayar 3 juta saat pentas di Semarang. Sebuah angka yang mahal mengingat harga mobil Corona tahun 75 adalah 3.75 juta. Bila dikurs hari ini, bayaran Koes Plus mungkin ratusan juta.
Dan cerita-cerita lainnya yang menjadi dongeng nina bobo para musisi hari ini tentang cerita musik di masa lalu. Buat orang yang mungkin meneliti soal Koes Plus, perlu diteliti ketika mereka pernah dikritik oleh kritikus perihal musik mereka yang gampangan, ‘tiga kunci’ atau yang menurut kritikus sebagai lagu-lagu ‘kacang goreng’
Tapi bagaimanapun tak ada yang bisa menandingi lagu-lagu Koes Plus. terlepas dari lagu-lagu ‘kacang goreng’ tadi yang termuat di hampir seribu buah lagu di dalam hampir 100 album, ternyata ada beberapa lagu Koes Plus yang menurut kami layak untuk diberikan credits sebagai sebuah gagasan musikal yang baik, terlebih dari sekadar lagu tiga kunci.
Di edisi 50 tahun Koes Plus yang tanggal bulannya tidak tahu kapan, kami memberikan 7 perwakilan lagu Koes Plus favorit ‘non-kacang goreng’ atau ‘tiga kunci’ beserta ulasannya.
Simak baik-baik.
1. Pentjuri Hati
Dari album: volume 2 (Mesra, 1970)
Tak ada yang bisa terhubung dengan lagu Koes Plus yang satu ini kecuali bagi mereka menyuka musik rock garasi ala The Count Five (you know, lagu seperti “Psychotic Reaction”) dan punk-punk lawas. Sebuah lagu yang mungkin Kelompok Penerbang Roket atau siapapun band punk dan rock tak terpikirkan untuk membuatnya.
2. Jemu
dari album: Hard Beat (Remaco, 1976)
Kalau ada lagu pop rock dengan groove paling enak sepanjang masa, maka pilihan puncak adalah lagu ini. Lagu yang berbicara soal kebosanan karena beban hidup ini dibangun dengan kunci bluesy dan ryhthm section yang paling menyentuh semua organ tubuh untuk bergoyang.
3. Sweet Memories
dari album: volume 3 (Mesra, 1971)
Album ketiga Koes Plus menurut saya (mungkin juga berdasarkan ulasan pada masa itu) dibuat untuk menjawab kritikan banyak orang soal stigma mereka sebagai band tiga kunci. Sebagian besar lagu di album tersebut dibuat dengan kunci dan aransemen yang non standar, termasuk “Sweet Memories” ini. Sebuah lagu singkat bernafaskan swing jazz dan grip-grip meliuk alias ‘miring’. Gagasan menarik!
4. Kereta Api Pagi
dari album: Bersama Lagi (Remaco, 1978)
https://www.youtube.com/watch?v=CmbzyICu6u0
Era Remaco adalah era dimana Koes Plus menemukan sound terbaiknya yang mereka tak bisa temukan di Melody dan Mesra, dua label mereka terdahulu. Ironisnya, di label inilah Koes Plus mencurahkan seluruh ide mereka untuk menulis lagu dan membuat banyak album, meski ada kesan (atau benar?) bahwa mereka seperti sapi perah, tapi kami tak mempersoalkan ini. Yang kemudian menarik adalah dari sekian banyak album dan lagu ‘kacang goreng’ yang lahir di era Remaco ini, terselip satu dua lagu yang ‘beda’ dan menarik perhatian. Seperti lagu ini, lagu rock 70-an dengan kunci minor dengan pendekatan bass line dan cowbell (?) yang mengejutkan.
5. Hadapi
dari album: Bersama lagi (Remaco, 1978)
https://www.youtube.com/watch?v=8FrxiEI7XRw
Maaf jika kami mengutip dua lagu dari album ini. Sepanjang sejarah Koes Plus, mungkin baru sekali mendengar lagu dengan bassline seperti ini. “Hadapi” yang mengingatkan saya akan pop rock klasik 60-an The Turtles “Happy Together” atau lagu-lagu pop ala Beach Boys pasca Pet Sound. Bedanya, kalau The Turtles membahas soal cinta yang receh, di lagu “Hadapi”, Koes Plus menulis tema soal perang (apakah Vietnam?). Tema yang sama dengan Panbers lewat album dan lagunya “Kami Cinta Perdamaian”.
6. Rahasia Hatiku
dari album: volume 2 (Mesra, 1970)
Volume 2 adalah misteri, banyak diantara lagu di album ini adalah eksplorasi Koes Plus yang kebablasan. Yang lebih payahnya, cetakan sound yang dihasilkan amat bobrok, jauh dari sempurna. Namun justru dengan sound lo-fi ini, lagu seperti Rahasia Hatiku menemukan kesempurnaanya. Sebuah penyembahan kepada pop yang lo-fi, notasi-notasi generasi bunga namun dengan pendekatan Velvet Underground, mengawang.
7. Kehidupan
dari album: Koes Plus 79 (Purnama, 1979)
https://www.youtube.com/watch?v=9HGw7zDGHvQ
Terambil dari album Koes Plus 79 (aka Berjumpa Lagi) rilisan Purnama, label keempat Koes Plus setelah Melody, Mesra dan Remaco. Kunci dari album ini adalah Januar Ishak, sosok penata musik yang terkenal dengan aransemen berbagai lagu pop lewat seri Musik Santai-nya. Beliau lah yang mungkin membuat album ini terdengar seperti ‘album Koes Plus yang bukan Koes Plus’. Coba dengar “Kehidupan” misalnya, Bagaimana mungkin Koes Plus menulis lagu jazz disko yang mungkin cocok untuk grup disko macam Purnama Sultan?
Dan ya, jika kalian tertarik ingin mendengarkan lagu-lagu Koes Plus keren lainnya di luar dari hit-hit mereka yang biasanya didengar. Silakan masuk ke laman Spotify Pop Hari Ini atau klik di bawah ini.
Selamat 50 atau 51 Tahun Koes Plus!
_______
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …