Kolaborasi The Panturas dan Edy Khemod dalam Film Pendek “All I Want”
Tentu masih segar di ingatan, bagaimana di awal bulan September (10/09) ini The Panturas menghadirkan album penuh kedua mereka, Ombak Banyu Asmara. Sepuluh nomor dilepas, termasuk beberapa yang sudah lebih dulu diperdengarkan.
Kali ini, masih dari rangkaian euforia hadirnya album tersebut, sebuah film pendek dari nomor “All I Want” dihadirkan.
Ada kolaborasi yang turut mengiringi kehadiran film pendek ini, karena The Panturas turut dibantu oleh Edy Khemod (Seringai) sebagai sutradara bersama Angin Segar Films untuk penggarapannya.
Juga hadir tiga nama yang berperan sebagai tokoh utamanya, yakni Prisia Nasution (berperan sebagai Ida), Dimas Danang (berperan sebagai Anwar) dan Tio Pakusadewo (berperan sebagai tukang jagal). Ada kameo juga dari para personel The Panturas yang muncul singkat di akhir film.
Tema besar yang dibawa oleh The Panturas dalam film pendek ini adalah seputar balas dendam seorang perempuan atas masa lalunya, digambarkan dalam sebuah latar kelam genosida PKI di tahun 1965 silam dan dibalut dengan sebuah kisah asmara. Sejatinya, ini juga merupakan sebuah pengembangan dari kasus Setiabudi 13 yang terjadi di tahun 1981 lalu.
“Setiabudi 13 adalah kasus yang masih menjadi misteri hingga hari ini. Siapa pembunuhnya, apa motifnya, kenapa bisa seperti itu, tidak ada yang pernah tahu. Karena ada area abu-abu tersebut, kami berpikir menarik jika kami bersama Khemod membuat cerita fiksi dari kejadian nyata tersebut”, sambut Surya ‘Kuya’ Fikri.
Mengenai film pendek ini, Edy Khemod menyampaikan bahwa ada beberapa pesan khusus yang secara spesifik ingin disampaikan melalui medium ini dan premis ceritanya.
“Ketika tengah mengembangkan cerita, kami sadar kalau ternyata violence breed violence. Susah untuk memutus mata rantai lingkaran kekerasan, makanya sebaiknya dihindari. Dan walaupun bergaya fiksi, film ini mengandung pertanyaan, bahwa ada masa lalu yang terus ditutupi dan kita tidak pernah terbuka sebagai sebuah bangsa setiap kali menghadapi masalah itu. Jadi, bukan tidak mungkin kejadian berdarah seperti di film ini bisa terwujud di kehidupan nyata”, tuturnya.
Simak film pendek dari “All I Want” di bawah ini.
Sudah bukan hal asing lagi bagi The Panturas untuk membawa nomor-nomor mereka ke dalam format video musik ataupun film pendek dengan garis cerita dan visual yang berkesan. Sebelum “All I Want”, juga sudah menghadirkan video musik dari “Tafsir Mistik”, “Queen Of The South”, serta “You and Me Against the World” dan beberapa nomor lainnya.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Band-band Bising Kota Sukses Buka Konser Sheila On 7 Tunggu Aku Di
Antara Suara dan GOLDLive Indonesia sukses melaksanakan rangkaian tur Sheila On 7 Tunggu Aku Di (SO7 TAD) 5 kota selama bulan Juli-September 2024. Setelah menghadirkan Cokelat dan Perunggu sebagai pembuka konser SO7 TAD Jakarta, …
Catatan dari Trendy Taipei, Melihat Pesona Indonesia dari Konferensi Musik Asia di Taiwan
Tiga tahun ini pula saya melihat kancah musik Indonesia dari lensa yang berbeda: sebagai primadona yang bikin penasaran se-Asia.