Konser Rimpang Efek Rumah Kaca: Pembaruan, Nostalgia, Penuh Haru
Efek Rumah Kaca (ERK) akhirnya membawakan seluruh materi album terbaru mereka secara utuh dalam gelaran bertajuk Konser Rimpang hari Kamis (27/07) di Tennis Indoor Senayan.
Album keempat ERK yang rilis Januari lalu disebut pembaruan tubuh mereka, mulai dari masuknya personel baru hingga eksplorasi bermusik menuju wilayah yang belum pernah tersentuh sebelumnya.
Meski konser yang bekerja sama dengan Plainsong Live ini berlangsung di hari kerja, namun tidak menyurutkan semangat para penonton untuk hadir memadati lokasi, ditambah kemacetan lalu lintas khas Jakarta menemani tujuan perjalanan mereka.
Bukan ERK namanya jika tidak menggelar konser dengan visual serta instalasi panggung memukau selaras mendukung materi-materi yang dimainkan oleh mereka.
Dalam Konser Rimpang, Cholil Mahmud (vokal, gitar), Poppie Airil (bas, vokal latar), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar), dan Reza Ryan (gitar) berkolaborasi dengan Rubi Roesli, sosok yang bertanggung jawab atas tirai raksasa yang membentang lebar di panggung.
Konser Rimpang ini terdiri dari dua sesi, dua puluh tujuh lagu, serta menampilkan dua belas kolaborator yang menjadi suguhan utamanya.
Sesi pertama bertajuk Rimpang menjadi ajang ERK memperkenalkan sepuluh lagu dari album yang secara langsung dibawakan di hadapan kurang lebih tiga ribu penonton.
Rimpang dimulai dari “Bergeming” dan “Heroik” yang menjadi dua lagu pembuka set ini, disusul lagu lain macam “Ternak Digembala”, “Rimpang”, hingga “Fun Kaya Fun” yang melibatkan Suraa, dan “Bersemi Sekebun” menghadirkan Morgue Vanguard.
“Bersemi Sekebun” bisa dibilang salah satu momen terbaik. Tidak lama setelah Cholil menyanyikan bagian lagu, lampu sorot yang berada di atas kepalanya berpindah secara dramatis ke bagian belakang, tepat menyinari Morgue Vanguard yang suaranya memicu riuh penonton.
Selama Sesi Rimpang bergulir, visual dan instalasi saling berharmonisasi dengan lagu-lagu yang menjadi sebuah suguhan yang memanjakan mata dan telinga. Pun juga kehadiran para penari latar di “Sondang” yang menegaskan tiga aspek tersebut.
Haru dan nostalgia adalah dua kata yang tepat untuk menggambarkan sesi yang kedua, Menjalar yang dimulai tepat pada pukul 20.30 WIB.
Nostalgia terlihat jelas, bagaimana sejak “Seperti Rahim Ibu” didapuk menjadi pembuka sesi, penonton tak henti-hentinya untuk bersenandung bersama untuk melewati “Hujan Jangan Marah”, “Balerina”, hingga “Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa”. Ini lah bukti bagaimana materi-materi ERK yang lalu sampai hari ini selalu punya tempat di hati para pendengar, melintasi generasi dengan jutaan apresiasi.
Rasa haru muncul ketika Adrian Yunan hadir menjadi kolaborator ERK di lagu “Putih”, lagu keempat di Sesi Menjalar. Salah satu lagu ERK dengan durasi terpanjang tersebut berlangsung begitu khidmat, membawa ingatan kembali ke masa di mana sang mantan personel masih bersama band di panggung-panggungnya.
Anda Perdana juga menjadi kolaborator yang mencuri perhatian. Berbeda dengan aksi nama-nama yang lain, Anda hanya tampil sendirian di panggung tanpa ERK. “Desember” menjadi lagu yang ia bawakan dengan karakter khas, berselang beberapa jam sebelum akhirnya ia merilis lagu tersebut di berbagai layanan streaming musik.
Konser Rimpang menemui ujungnya begitu The Adams muncul sebagai kolaborator terakhir. Tampil dengan personel lengkap, lagu hit “Cinta Melulu” dibawakan dalam format akapela, yang dilanjutkan iringan ERK di setengah durasi terakhir.
“Kolaborator lain diajak latihan sama ERK, cuma The Adams saja yang enggak,” tutur Saleh Husein sembari bercanda yang dilanjutkan dengan tawa dari penonton.
Konser Rimpang secara keseluhan merupakan sebuah pembuktian, bahwa jalan ERK masih panjang dan menjadi awal dari perjalanan magis lainnya. Tiga jam meninggalkan memori manis di relung hati dan terbenam dalam ingatan untuk waktu yang jelas lama.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Alasan rumahsakit Enggak Bubar
Dalam perhelatan Kabar Bahagia: 30 Tahun Perjalanan rumahsakit beberapa waktu lalu, kami sempat bertemu dan berbincang dengan para personel rumahsakit di balik panggung hari Sabtu (14/12) di Bali United Studio, Jakarta Barat. Selain membahas …
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …