Konsistensi Gerilya Pengarsipan Gigs Lokal dari PF Videoworks
Dalam sebuah skena musik, dokumentasi atau publikasi tentunya memegang peranan yang sangat penting. Kalo nggak ada suatu usaha pengarsipan yang cukup, terkadang sebuah skena akan sulit untuk berkembang dan susah untuk menjadi sebuah gerakan berkelanjutan. Tapi untungnya, di jaman sekarang ini udah banyak bermunculan fasilitas atau tools yang membuat hal ini menjadi lebih mudah dilakukan.
Kayak misalnya adanya teknologi kamera personal yang semakin canggih dan memungkinkan untuk orang-orang bisa merekam video atau mengambil gambar kapanpun dan dimanapun. Nggak heran sekarang konser-konser yang sebagian besar penontonnya memegang smartphone untuk mengabadikan momen yang mereka tonton adalah sebuah pemandangan yang udah umum kita lihat. Ataupun juga kultur dan teknologi di platform media sosial yang membuat para user-nya terbiasa saling berbagi momen dalam sebuah linimasa—hal itu membuat sisi publikasi dari sebuah skena musik jadi makin gampang.
Di kancah lokal sendiri, udah cukup banyak bermunculan kehadiran kanal-kanal yang memberi spotlight pada skena-skena musik tertentu. Dari konsep live session, dokumentasi gigs, sampai live streaming, besar atau kecil semua pasti punya andil masing-masing terhadap keberlangsungan skena-skena terkait.
Tapi dari semua para pelaku dokumentasi skena musik lokal, kehadiran PF Videoworks adalah salah satu yang paling unik. Proyek personal dari seseorang yang entusias terhadap skena lokal ini udah konsisten mendokumentasikan gigs-gigs di beberapa kota besar di Indonesia sejak tahun 2011. Dengan mengunggah video-video rekaman gigs secara rapi dan rutin di kanal streaming-nya selama lebih dari satu dekade, PF Videoworks telah punya tempat tersendiri bagi mereka yang membutuhkan kehadiran sebuah entitas pengarsipan musik lokal.
“Awalnya sih nyoba-nyoba… Dulu gue sering nonton band-band melodic atau punk gitu. Dari situ kepikiran, dokumentasi seru juga nih.” —PF Videoworks.
PF Videoworks berawal dari kegiatan sang pendirinya yang kerap merekam video di gigs-gigs yang ia datangi, mulai dari awal sampai berakhirnya acara. Dengan hanya bermodalkan sebuah kamera dan hasil rekaman audio seadanya, formula gerilya itu ternyata menjadi sebuah pola kerja yang simple tapi cukup efektif dalam usaha dokumentasi swadaya ini sampai sekarang. Tapi walaupun niat untuk dokumentasi itu datang dari keinginan sendiri, ia juga nggak sembarangan dalam melakukan proses dokumentasi tersebut.
“Gue biasanya ngeliat dulu. Gue kan juga harus tau kan band yang gue rekam apa—minimal tau lagunya kayak gimana. Tapi untuk band yang nggak gue kenal sebelumnya, gue biasanya minta ijin dulu. Tapi selain itu nggak terlalu banyak persiapan.” —PF Videoworks.
Sebelas tahun pastinya bukanlah waktu yang sebentar. Setelah ratusan video yang udah PF Videoworks unggah selama rentang waktu itu, kini entitas itu merupakan sebuah nama yang cukup dikenal oleh para penggiat gigs-gigs lokal—khususnya yang independen. Nggak jarang proses dokumentasi PF Videoworks di sebuah acara dikenali oleh berbagai orang. Konsistensi dari pengarsipan dokumentasi yang dilakukan PF Videoworks juga kerap menjadi rujukan oleh mereka yang butuh informasi tentang gigs tertentu. Ambil contoh beberapa videonya yang merekam sebuah performa di suatu festival—video yang ia unggah itu telah menarik jutaan views di kanalnya. Ini merupakan bukti kalo entitas seperti PF Videoworks yang konsisten memegang peran dokumentasi memang sangat dibutuhkan oleh skena musik lokal.
Untuk bisa menjaga konsistensi dalam sebuah usaha berkarya memang bukan hal yang gampang. Apalagi ketika jerih payah lo nggak langsung membuahkan hasil yang berarti. Kalo lo mau tau lebih lanjut kiat-kiat para pelopor lain yang konsisten dalam bikin karya, buruan klik di sini!
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wijaya 80 Rilis Single Terakhir Kali, Selangkah Lebih Dekat Menuju Mini Album
Wijaya 80, band trio yang mengusung tema pop 80an, meluncurkan single “Terakhir Kali” (06/12). Lebih dari sebuah karya musik, tembang ini menjadi refleksi emosional tentang rumitnya perjalanan cinta sekaligus penanda babak baru …
Maudy Ayunda Rayakan Kerapuhan dan Ketangguhan Manusia di Album Keempat
Penyanyi dan penulis lagu, Maudy Ayunda, kembali menghiasi blantika musik Indonesia dengan merilis album studio keempatnya, Pada Suatu Hari (03/12). Album ini menampilkan sisi artistiknya yang lebih matang dan autentik—baik dalam bermusik, maupun bercerita. …